Muharom munjidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Egois ku membutakan ku

Egois ku membutakan ku

Egoisku membutakan ku Sahabatku adalah seorang yang baik. Entahlah kenapa kalau itu aku membencinya , sahabat itu sudah seperti saudara ku , ia mengetahui semua tentangku , dan hafal akan kebiasaanku. Kala itu hubungan ku dengannya baik-baik saja , namun ada orang lain yang hadir diantara kita. Dia serasa merebut kenyamanan ku dengan sahabat ku , setelah kehadiran nya aku hampir tak pernah ada waktu dengan sahabatku. Habislah semua waktumu untuknya. Tetapi aku tak pernah berpikir bahwa aku telah egois dan tidak ada kesadaran dalam otakku bahwa aku telah meninggalkan sahabat ku. Suatu ketika sahabat ku bertanya ada apa pada diriku ?dan Kenapa aku menjadi asing baginya ? , pikiranku yang pendek membuatku berpikir bahwa sahabatku itu egois dia selalu bersama orang lain dan melupakan ku. Namun semua itu salah aku lah yang egois . Aku berpikir pendek tanpa ada kelogisan , tak pernah sedikit pun aku melihat diriku sendiri bahwa akulah yang berubah. Pertengkaran pun pecah di antara kita berdua. Selama satu bulan aku dan sahabatku tidak pernah berkomunikasi. Sampai pada suatu hari orang lain yang ku anggap sahabat , dia malah pergi meninggalkan ku kala kesusahan menimpaku. Dan pada saat itu ada salah satu temanku yang datang ternyata ia menjadi saksi bisu atas semua konflik yang terjadi menimpa ku. Dia menjelaskan dengan rinci dari awal hingga akhir , karena bahasa yang ia ungkapkan mudah untuk dicerna , aku mengerti bahwa selama ini akulah yang salah. Pikiranku yang pendek dan keegoisan ku membutakan ku , hingga aku tak bisa berpikir dengan hatiku. Ku putuskan untuk meminta maaf kepada sahabat kemudian menyesali semua kebodohanku dan kesalahan ku. Akhirnya aku berdamai dengan sahabatku. Di sini aku belajar bahwa orang baru memang menarik , tetapi sahabat ku adalah orang yang mampu bertahan di kala musibah menerpa ku dan selalu bersabar dengan sikapku. Kita juga harus berpikir dengan hati , bukan hanya dengan otak. Memang Tempat berpikir adalah otak , namun hati adalah perasaan. kita harus memikirkan perasaan orang lain bukan hanya egoisme pribadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inggh bu

10 Apr
Balas

Keren. Untuk penulisan tolong diperhatikan. Misalnya kata ..ku...harus dirangkai. Sukses dan salam literasi.

09 Apr
Balas

Keren. Untuk penulisan tolong diperhatikan. Misalnya kata ..ku...harus dirangkai. Sukses dan salam literasi.

09 Apr
Balas



search

New Post