'Dari Rasa Malas Jadi Rasa Bangga'
Dari Rasa Malas Jadi Rasa Bangga
Aku dulu berpikir, jadi anak berprestasi itu hanya milik mereka yang terlahir pintar. Sejak SD sampai awal SMA, aku sering merasa malas belajar. Rasanya buku tebal seperti monster yang menakutkan, dan tugas sekolah hanya bikin pusing kepala. Melihat teman-teman yang sering juara kelas, aku iri, tapi malas sekali untuk berusaha seperti mereka. Bagiku, duduk santai sambil main HP terasa jauh lebih seru daripada menghafal pelajaran.
Semua berubah saat aku mendapat nilai merah di ujian Matematika. Saat guru mengembalikan kertas ujianku, jantungku berdegup kencang. Malu sekali rasanya. Apalagi melihat wajah kecewa orangtuaku di rumah. Aku merasa gagal. Tapi justru dari pengalaman itulah aku mulai bertanya pada diriku sendiri: mau sampai kapan aku terus malas?
Aku pun mulai pelan-pelan mengubah kebiasaanku. Aku belajar sedikit demi sedikit setiap hari, walau awalnya berat sekali. Aku juga mulai bertanya kepada guru kalau ada yang tidak aku mengerti. Aku belajar bersama teman-teman, saling membantu. Perlahan-lahan, aku mulai menikmati proses belajar. Aku bahkan merasa senang saat bisa mengerjakan soal yang dulu rasanya mustahil. Saat nilai ulanganku naik, rasanya aku seperti menemukan dunia baru. Memang aku belum langsung jadi juara umum, tetapi rasa bangga itu luar biasa. Bukan hanya karena nilai, tapi karena aku berhasil melawan rasa malas dalam diriku. Aku juga merasa lebih dihargai, lebih percaya diri, dan lebih bersemangat menjalani hari-hari di sekolah.
Bagi aku, menjadi anak berprestasi memang tidak mudah, tapi ternyata seru sekali. Bukan hanya soal piala atau piagam, tetapi karena ada rasa bangga yang tidak bisa dibeli apa pun. Aku ingin terus belajar dan berprestasi, bukan untuk pamer, melainkan supaya aku bisa membanggakan orangtuaku, sekolahku, dan tentu saja diriku sendiri.
Kini aku percaya, prestasi bukan hanya untuk anak yang terlahir pintar. Prestasi adalah untuk siapa saja yang mau berjuang. Aku sudah membuktikannya sendiri, bahwa dari rasa malas, aku bisa berubah menjadi rasa bangga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar