Kelvin Mubarok

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku yang di Manja ( Bulu yang Merantau)

Aku yang di Manja ( Bulu yang Merantau)

”AKU YANG DIMANJA”

“Cepat..!! tendang bola nya...!!” ucapku kepada temanku yang bernama syahdan.”Tunggu...susah nihh banyak yang ngehalangin...” teriakan syahdan yang keras itu membuatku menjadi sedikit marah,karna sedari tadi dia yang membawa bola nya dan enggan mengoper kepada ku. “Yaelah..Cuma bola susah amat sih ngoper nya nendangnya,kan yang main kaki bukan kepala.” Aku berkata pelan menjawab semua perkataan nya. “Goll....!!!” teriakan teman-temanku membuatku terkejut sekaligus bangga akan sebuah gol yang telah di cetak oleh syahdan.”Rasyid....gimana keren kan aku?hehe....”teriakan syahdan yang berada dibelakangku membuatku berbalik arah dan lagi ke arah nya untuk ku rangkul dengan keras.”hahaha.... keren banget tendangan kamu tadi it’s okay”. Ucapku yang sangat senang atas keberhasilan syahdan.

Setelah kami selesai bermain footsal kami langsung berkegas untuk pulang ke rumah masing-masing.”Rasyid..kami pulang dulu ya,sampai ketemu besok di hari pertama sekolah...” salam teman ku yang sebelum nya berjabat tangan dengan ku. Merekapun yang kian menjauh langkah demi langkah akhirnya mereka hilang dari pandangan ku karna di telan kerumunan orang yang tadi menonton. Akupun langsung keluar dari lapangan dan diam sejenak disebuah kursi panjang yang berada di samping lapangan itu. Setengah jam aku duduk sambil meminum jus jeruk yang tadi sebelumnya aku beli dari sebuah cafe kecil yang ada di belakang tempat footsal tersebut. Akupun akhir nya menelpon ayahku untuk minta di jemput.”Yah...jemput rasyid dilapangan footsal gedung biru,sekarang...” ucapku kepada ayahku yang telah mengangkat telpon dariku.” Iya Rasyid,ayah kesana sekarang,kamu tunggu aja di sana sebentar.” Ayahku menjawab dengan suara yang santai dan membuatku tak sabar ingin ayah segara kemari secepat nya.

“ Kak,jus jeruk yang saya beli berapa semua nya? “ ucapku dengan suara kenyang yang sedari tadi meminum jus jeruk 3 gelas,yang membuat perutku penuh dengan air.”Dua puluh empat ribu Dek.” Jawab seorang kasir cafe yang sedang mencatat pesanan-pesanan orang lain. “ Hmm...yaudah ini uang nya Kak.” Setelah itu aku langsung kejalan sambil menunggu ayahku datang,baru juga aku sampai di lorong suara gemercing keluar dari telpon ku, dan aku langsung mengangkat telpon nya. “Rasyid, ayah udah di depan gedung biru nih tempat kamu bermain footsal,kamu dimana? Ayah nungguin nihh..” jawab ayahku dengan suara yang tercampur oleh suara kendaraan-kendaraan yang melintas keras di jalan raya dekat ayah ku berada. “ Oke yah,siap Rasyid kesana sekarang,Meluncur.....” jawabku dengan nada yang sedikit keras dan senang. Aku langsung menuju ke tempat ayahku parkir mobil disana. Setelah aku sudah sampai sana aku belum melihat ayahku berada di jalan dengan mobil nya itu, mungkin karna kerumunan orang banyak. Aku yang bercucuran keringat dan kepanasan merasa kesal karna tak menemukan ayahku yang katanya berada di depan gedung biru tempat ku footsal . Mana lagi dengan cuaca panas yang menimpa kepalaku dengan terbuka dan itu semua membuat pikiran ku sedikit menjadi kacau. Ditambah banyak Asap hitam yang dikeluarkan dari beberapa kendaraan berat dan membuatku terkepung oleh Asap itu yang membuatku sesak nafas ringan. “Akh,kemana sihh ayah..? lama banget, panas nih..” ucapku geram kepada ayah ku. Aku langsung membuka tas gendongku lalu mengambil HandPhone untuk menelpon ayah. “ Maaf,nomer yang anda hubungin sedang tidak aktif...” Sebuah pesan dari HP ku yang sebelum nya aku menelpon ayah tapi tidak bisa. “Tuh..kan gak bisa!! Aduh,gimana nih, mana cuaca panas lagi nanti..kulit ku hitam,kemana sih ayah???” ucapku dengan rasa marah dan cemberut yang membuat ku meneteskan sedikit air mata kesedihan. “Heuhh...Huehh.. mana ayah,kemana dia kok gak ada..?” Tangisan ku kini mulai memuncak dan ditambah bercucuran nya air mata yang ku keluarkan yang membuat baju menjadi basah kuyup.

Sekitar sepuluh menit aku menunggu ayahku datang tapi belum juga ada penampakan nya di jalan. Aku pun yang tadi nya duduk ditangga masuk, langsung keluar dan mencari sebuah angkot, tapi aku tak tau bagaimana cara mengetahui warna-warna angkot yang jalan melewati rumah ku.

Pada saat aku mau masuk mobil, dari belakang ada seseorang yang memanggil namaku dari belakang. “Heyy...Rasyid! “ ucap seseorang dibelakangku.akupun yang tadi nya mau masuk angkot langsung terkejut karena mendengar seseorang yang memanggil ku dari belakan. Saat aku menoleh kebelakang, dan disangaka itu adalah ayahku yang tadi memanggil namaku. Lantas akupun langsung berlari kearah nya dan langsung memeluk erat, bagaikan tak ingin sesuatu yang dicintai lepas dari dirinya.Ayah ku langsung terheran-heran “ Lho,kamu kenapa Rasyid kok kaya yang ketakutan lalu meluk ayah..?” ucap ayah ku yang bingung dan kikuk. “ Itu yah... tadi Rasyid itu nungguin ayah, tapi ayah nya lama,mana panas lagi,sama batuk, ditambah sesak nafas ringan karna kabut asap hitam dari kendaraan yang kencang.Terus Rasyid nangis, karena ayah lama dateng nya, yaudah Rasyid nyari angkot buat pulang sendiri, tapi Rasyid enggak tau angkot yang mana yang melewati rumah kita, untung ada ayah jadi rasyid selamat dong...dari sebuah kebingungan yang bikin pusing dan nangis-nangis, hehe...” Aku bercerita jujur kepada ayah ku tentang peristiwa sebelumnya yang aku alami tadi. “Hmm...anak ayah, ulu-ulu kasian.” Ucap ayahku sambil mengeluskan telapak tangan nya di atas kepalaku yang masih dalam keadaan sedikit pusing. Setelah itu, aku dan ayah langsung barangkat kerumah menggunakan sebuah mobil yang satu minggu kemaren ayah beli dari hasil tangan nya sendiri.

“Rasyid pulang mah.....” sebuah ucapan singkat mengawaliku masuk ke tempat tinggalku.Ibu yang tadi nya sedang membaca buku kini langsung melangkahkan kaki nya ke arah ku dengan santai dan dengan tambahan butiran-butiran senyuman yang membuatku mengembalikan senyuman itu dengan lepas. “Wa’alaikum salam Rasyid, kamu lupa ucap salam ke mamah,hmm....yaudah gapapa. Kamu abis dari mana? Kok mamah gak tau kalo kamu keluar rumah...” Ibuku terheran dan penuh tanda tanya atas kehadiranku saat ini. Sebenarnya ibuku tau tapi dia melihatku masih dalam setengah mimpi nya saat di atas sofa. “Ohh..Rasyid lupa mah,Rasyid itu udah main footsal sama teman-teman di gedung biru.Aku menjawab pertanyaan ibu tadi dengan nafas payah karena tadi sebelumnya aku banyak menghirup asap kendaaran saat di jalan, dan asap itu kini sangat terasa dalam dadaku ini.tapi aku tetap Realex dan terus melanjutkan kata-kata ku pada ibu. “Hmm..yaudah, ayo sana kamu cepat mandi,bau badan kamu sudah mulai menyeluru di ruangan ini.” Sebuah candaan ibu yang membuatku tersenyum lepas. “Iya,mamah ku yang baik,Rasyid mandi dulu okay” jawabku sambil melepaskan senyuman lebar pada ibu.

Setelah kami bercengkrama, aku melangkankan kakiku ke tempat tempat isirahat untuk membawa baju dan handuk yang sudah ibu siapkan diatas kasur tempat tidurku.

Heningpun mulai terasa,setelah aku memasuki kamar seorang jiwa,aku masih merasakan kesakitan yang amat payah yang membuatku sedikit berbaring disebuah tempat empuk diatas ranjang tidur.”Tok..tok..tok..Rasyid, kamu udah mandinya apa belom?” suara itu membuatku tersadar dari sebuah ingatan rasa sakit pada dadaku ini.”Iya mah...Rasyid mau mandi, ini lagi ambil baju sama handuk...” ucapku tenang. “Yaudah,ayo cepat mandi udah itu makan, mamah mau masakin telor ceplok buat kamu....”aku tidak menjawab jawaban dari ibuku dan aku langsung melangkah ke tempat cucian untuk menyimpan bajuku yang sudah basah karena keringat dan air mata saat dijalan raya.

”Pagi sayang....ayo bangun udah jam setengah enam nih..,terus mandi dulu udah mandi sarapan,mamah lagi nyiapin sarapan di meja..” ibu pun membangun dengan mengelus-ngelus kepalaku dan langsung membuka hordeng yang ada di jendela kamar ku. “Iya mah....Rasyid bangun...” Semburat SunRise menyorotiku dari kejauhan dan aku melangkah menuju cahaya untuk menatap nya dari jendela kamarku , dengan hordeng jendela yang di buka menyisi menjadikan kamarku hangat akan cahaya yang dipancarkan dari SunRise tersebut. Akupun langsung berdiri dan meregangkan tubuhku yang masih kaku dan sedikit keram karna semalam aku tidur dengan posisi kaki yang sedikit dilipat dan membuat peredaran darahku sedikit terhambat yang mengakibatkan keram.

Kini aku merapikan tempat tidurku yang sangat berantakan karna semalam, akupun langsung melipat rapi selimut dan seluruh ruangan di kamarku secara detail, Dengan mata yang memerah dan wajah yang kusam ditambah pula rambutku yang sangat-sangat berantakan, membuatku melangkah menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan yang masih dipenuhi dengan rasa pegal karna kemaren footsal.

“Udah mandi nya nak..?” ucap ibuku sambil menyiapkan sarapanku di atas piring.”udah mah,ohh..iya mah nanti Rasyid pulang nya agak telat yah,soalnya ada acara sama teman-teman disekolah,terus hari ini Rasyid bawa uang 50.000 ya mah, takut ada keperluan mendesak saat disekolah nanti.”Iya,tapi hati-hati ya nak,uang nya jan sampe ilang nanti kamu gak bisa jajan lagi...” Sebuah nasehat kecil namun penuh arti,lantas akupun hanya tersenyum lebar dan mengangguk-anggukan kepala kepada ibu.

Kini di hadapanku sebuah sayuran dan telor dadar melengkapi sarapan pagiku dengan ceria,ditambah uap kecil yang dikeluarkan oleh sayuran yang baru matang 2 menit yang lalu. Minumanpun seperti tak mau kalah pelengkapnya,dengan air putih dan susu segar (full cream) manambah nafsu makan ku yang tadi terasa kurang lengkap. Tanpa sabar akupun langsung makan yang sebelumnya berdo’a terlebih dahulu.

”Alhamdulillahirabbil’alamin....mah Rasyid udah makan nya” ucapku dengan senyum tipis.”Syukurlah... kalo udah beres, makanya kenyang gak? ”balas ibuku dengan mata menatap meja sembari membereskan nya dengan tenang.”Enggak lah mah, soalnya kalo kenyang takut ketiduran disekolah,nanti Rasyid kena hukum lagi,hahaha...” kini aku tertawa lepas karna sebuah gurauan yang memeluk diriku . Setelah kami bercengkrama terdengar sebuah kaki melangkah menuju ke arah kami,dan rupanya itu adalah ayah yang sudah berparas rapi ala kantoran ditambah dasi merah tua yang melengkapi kekurangan dalam pakaian nya.”Subhanallah ayah..” ibupun melemparkan sebuah kata-kata kepada ayah dengan pandangan tajam dan bola mata yang kental akan sebuah penglihatan. Akupun hanya tersenyum lebar melihat keduanya seperti sepasang kekasih yang sedang dipenuhi bunga mawar putih. “Eheemm...ada yang sedang terpikat nih kepada ayah,hehe..” ujar ku kepada ibu mengajaknya sedikit bergurau. Kedua orang tuaku hanya tersenyum lebar melihatku.”Iya..iya.. ayo kita berangkat Syid,udah jam tujuh pukul empat puluh lima menit nih..” ucap ayahku kepadaku dengan memberi senyumannya.”Asyiappp..ayahku” Akupun langsung melemparkan candaan kepada ayahku. Akhirnya kami langsung berangkat menggunakan mobil dan sebelum nya bersaliman dengan ibu.Aroma wangi yang dilepaskan dari parfum ruangan mengubah suasana menjadi sebuah canda yang bahagia ditambah dengan tawa yang sederhana.

“Sampai....ayo Rasyid kamu turun gerbangnya mau ditutup sebentar lagi.” Sebuah lemparan perkataan yang memanah ke arahku membuatku terbangun dari mimpi kecil saat diperjalanan. “Aduh...sampai rupanya baru aja ketiduran,eh...udah nyampe.” Dengan mata yang kembali memerah akupun langsung keluar dari mobil dan berpamitan pada ayah.

Mataku menyapu lingkungan sekolah yang luas ditambah kerapihan yang membawa ingatanpada sebuah kenyamanan. Akupun melangkahkan kakiku menuju sebuah ruangan dimana semua ilmu dikeluarkan dengan lisan yang tak pernah bosan demi sebuah pengertian untuk calon-calon dimasa depan. Matahari pagi yan sudah menyapa mengubah suatu kebosanan menjadi sebuah ide brillian, untuk anak-anak yang sedang dalam permainan.

“Kring..kring..kring...” suara bel memanggil kami untuk segera memasuki kelas, mereka masing-masing seakan-akan tak sadar mendapatkan ilmu dari seorang guru . Aku yang masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Dasar juga tak sabar mendapatkan ilmu dari seorang guru. Kini mataku lagi-lagi menyapu sebuah ruangan yang penuh dengan kertas-kertas berwarna-warni,menghiasi ruangan itu dengan detail tanpa sedikitpn terlepaskan dari keindahan seni yang elok dipandang.

“Anak-anak...assalamua’laikum” ucap seorang guru yang belum aku ketaui namanya itu.”Wa’alaikum sallam ibu..” serempak murid-muridmenjawab salam dari guru yang ada di hadapannya,termasuk aku. “Perkenalkan anak-anak nama ibu, Indah Pradewi, Kalian bisa panggil ibu indah aja oke...!”

Ucap guru itu memperkenalkan dirinya “Oke,bu..!” muridpun lagi menjawab dengan kompak ditambah suara kecil mereka yang sangat-sangat mungil,termasuk aku. Akhirnya kami memperkenalkan diri masing-masing dihadapan semua murid. Kini hanya aku yang belum mempekenalkan diri dihadapan murid-murid yang lain.”Perkenalkan nama saya Rasyidul’alim,biasa disapa Rasyid. Saya tinggal diperumahanmawar merah dekat pabrik besar. Hobbiku menyanyi,olahraga,membaca,dan masak. Cita-citaku ingin menjadi koki terkenal kelas Dunia. Terima kasih...”

Kata-kata singkat yang ku keluarkan dari lisanku yang membuat tepukan tangan berhasil didapatkan dengan sangat meriah dari teman-teman dan guru-guruku yang berada di kelas.

Pelajaranpun dimulain, sebuah spidol dengan tinta hitamnya yang dituangkan diatas sebuah board putih, yang mungkin baru didapatkan dari hasil pembelian.

“Anak-anak, hari ini kita belajar matematika yah...” ujar guruku yang sedang menulis angka-angka yang akan dijelaskan kepada murid-murid.Dengan paras yang anggun,bibir sedikit merah karna goresan lipstick, ditambah kerudung yang menjulur sampai pinggang nya membuat murid-murid menjadi bersahabat dengan guru baru tersebut ditambah lagi sikap nya ramah danekspresi wajah yang menarik dipandang. “Dua ditambah Satu berapa ayo...? yang bisa menjawab Ibu kasih permen...” ucap Bu Indah kepada murid-murid.”Saya..saya...saya...” sontak murid-muridpun mengacungkan tangan kanannya dengan tinggi seperti harapan yang sedang dilangitkan.”Kamu siapa namanya yang baju nya rapi tapi tidak paki dasi..?” sebuah tembakan tanya pas mengenai diriku dan dibantu oleh satu jadi telunjuk ke arahku.”Anu bu..anu Rasyid nama saya Bu..”balasan yang ku lemparkan kembali kepada Bu Indah langsung membuatnya tersenyenyum lebar.”Iya kamu,hhmmm....kamu bisa menjawab pertanyaan Ibu?” ucap Bu Indah.”Bi..bisa bu” balasku dengan rasa gemetar yang sangat payah untuk dihilangkan.”Ayo berdiri dan jelaskan dihadapan murid-murid yang lain,kamu pasti bisa...”Aku yang sedang menikmati duduk terpaksa harus berdiri dan melangkah menuju sebuah board yang ada di depan. Mula-mula aku berdiri dengan sikap tegak seperti orang yang dipenuhi kepercayaan dirinya, dibelakang itu semua aku bergemetar sampai-sampai sebuah kata sangat payah ku ucapkan dengan tenang.Kini aku sudah mengambil spidol itu dengan tambahan senyuman manis yang kuberikan kepada Bu Indah.Alih-alih mataku menyapu seluruh coretan-coretan yang ada di sebuah Board putih,dan tanganku langsung menuju Board tersebut untuk menuangkan beberapa coretan dan penjelasan yang tadi sudah ku rencanakan. “Jadi saya akan menjelaskan pertambahan ini,yaitu 2+1=?3,mengapa menjadi 3 karena 2 nya ditambah 1 jadi hasilna 3..” ucapku gemetar dan kikuk saat berbicara didepan umum meski sekalian itu adah anak-anak.”Horre...! kamu hebat Rasyid...Ibu akan berikan kamu nilai 100 untuk tugas harian,iya....silahkan Rasyid kembali ketempat duduknya lagi, Terima Kasih....”

Waktu tak berasa cepat nya,entah kita yang terlalu foku pada tujuan kita atau hal yang lain nya? ....

Pukul sepuluh pun tiba,ini adalah waktu nya murid-murid dipulangkan ke tempat tinggal mereka disuatu ruangan yang nyaman,”Kring...kring..kring..” suara bel pun menggema keseluruh ruangan kelas dan guru-guru langsung menutup pembelajanran nya esok hari bertepatan dengan menanjaknya matahari seperti ingin mencari keajaiban baru di waktu yang baru, sama seperti mereka murid-murid ingin mencari sesuatu yang belum mereka tau dari ilmu dan di ajarkan oleh seorang Guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post