Muhammad Ismail Zuhair

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 2 : The Bartender Boy

Walaupun terlihat tidak bermanfaat dan sia sia, Cirrus merasa server konspirasi itu satu satunya kegiatan yang bisa ia katakan "hobi", ia sudah beberapa bulan mengikuti server Discord itu dan ia merasa lebih...hidup, lebih berguna, produktif. ia merasa dirinya berpengaruh, walaupun hanya sekedar membantu mencari informasi, atau membantu orang baru, ia rasa keberadaan nya itu bermanfaat, ia tidak pernah merasa seperti ini selama 3 tahun lalu, ketika ia masih remaja kuliahan.

Ketika mencari kerjaan di rumah, Cirrus adalah orang paling pemilih, Main? Bosan, Keluar? Males, Belajar? Apalagi... Dia hanya berkeputusan untuk berbaring di ranjangnya dan melihan laptop nya, dia sangat tidak ingin melakukan apapun yang produktif atau berguna, padahal ia sangat ingin melakukan sesuatu, tapi pikiran nya seakan-akan berlawanan dengan dirinya. tetapi tetap ada saja hal yang selalu ia sukai sejak umur 17, menghinggap di PUB, berbincang dengan orang asing atau dengan temannya selalu di temani minuman alkoholik seperti bir atau whiskey, setiap jum'at sore ia kesini, rutin, tak ada bolosnya, tepat waktu tak seperti di sekolah.

Suatu hari, kerutinan ini telah di perhatikan oleh salah satu pelayan yang ada di sana, ia mengusulkan bahwa Cirrus untuk berkerja sebagai bartender, "hmm... lumayan, aku nanti juga bisa mendapatkan minuman gratis, i don't see why not." Cirrus berfikir sebelum mengajukan pertanyaan nya pada pemilik bar, ia diterima.

Satu mingggu telah berlalu, dan Cirrus sudah siap dengan hari pertamanya. Banyak hal yang diajarkan kepadanya dan untuk sekali ini dia bisa mendengarkan, ia fokus akan apa yang di ajarkan pekerja lain di sana. Cirrus mendapatkan tugas cuci piring, karena PUB ini juga menyediakan makanan, akan banyak menumpuk piring kotor. Cirrus merasa bahagia, ia akhirnya bisa merasa produktif dan bermanfaat, seakan akan mengalahkan pikirannya yang sedari dulu membuatnya malas.

Shiftnya berakhir pada pukul 22:00, ketika ia keluar dari tempat itu, rasa nya seperti berjalan di kota hantu, tak ada orang,tak ada mobil motor, Cirrus bingung karena padahal jam sepuluh malam adalah jam yang paling ideal untuk orang orang bergerombolan ke dalam PUBnya, ia tidak terlalu memikirkan, dan segera menuju rumahnya.

Cirrus menjalankan pekerjaan ini selama dua bulan, menurutnya itu lebih dari cukup, melihat apa yang terjadi disana dalam dua bulan itu, Bar fights, sangat banyak orang orang yang berkelahi di sana karena mabuk dan Cirrus tidak terlalu sering melihatnya dulu walaupun jadwal dia disana tak jauh dari waktu dia mampir sebagai customer, ia pikir ada sesuatu yang ia lakukan sampai orang lain bisa berkelahi di sana lebih sering, dia mulai berpikir bahwa dia lah yang menjadi orang yang salah di skenario ini, rekan kerjanya tidak terlalu memperhatikan dan hanya menasihati "Kau jangan berpikir yang bukan bukan, nanti bisa sedih sendiri, jangan biarkan anxiety bmen dalam, nanti kamu bisa jadi terlalu sedih dengan sesuatu yang bukan salah mu" ia gumam. Cirrus hanya mengagguk sebakai terima kasih.

Suasana PUB sedang reggang, selama dua bulan di sana sering mengalami malam malam yang sepi tanpa orang, ia sering heran akan penyebabnya. Ketika ia ingin pergi pulang suatu hari, terdengar letusan keras, 'BANG', Cirrus ter kaget melihat Tiga orang bertubuh besar menujunya, "Pe..permisi pa..pak, sedang lagi a..apa ya?" Cirrus bertanya ketakutan, salah satunya menjawab dengan mendorong nya kedalam, tubuh kecilnya terjatuh, dan dia berkeringat dingin melihat pistol yang tertuju padanya berada di depan matanya.

"Jangan membuat tugas kami susah, ambil semua uang yang ada di sini dan serahkan pada kita!", Kata orang yang paling besar, dia tampak serius, "i..iya pak" Cirrus menciut, berlari kebelakang, mondar mandir akan apa yang harus ia lakukan, tidak ada CCTV di tempat itu, ia tidak bisa menyerahkan bukti pada polisi ataupun management, barang berharga pun tak ada disana, saking seringnya Bar fights, manager terpaksa menurunkan semua hiasan yang mahal harganya agar tidak hancur. "HEY!, Lama sekali kamu!!" Terdengar tersahut dari depan, para perampok sudah berjalan menuju belakang, Cirrus tak punya pilihan lain, dia berjalan menuju register dan menggambil beberapa ratus dollar darinya, "SEMUANYA!" Cirrus terkejut, lalu ia menyerahkan semua uang yang ada ke perampok itu, mereka lalu langsung pergi, tanpa jejak, kecuali uang yang telah di ambil mereka.

Cirrus terdiam, di kotanya tak banyak terjadi perampokan, ia tak tau cara memperbaiki situasinya, Lapor polisi? Tidak ada bukti, Bilang ke management? Di pecat bahkan ia bisa dituduh mencuri uang, dia tak tau, dia hanya lari kembali kerumah tanpa kembali lagi ke tempat itu. Dia hanya merenung di sana tak bisa tidur, mungkin inilah sebab pikirannya sangat bertentangan dengan dirinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post