Sejarah reformasi
Latar Belakang
Krisis finansial yang terjadi pada tahun 1997 atau yang lebih dikenal dengan krisis moneter, menjadi faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya era Reformasi dan runtuhnya Orde Baru.
Tidak hanya itu, Indonesia juga dilanda kemarau dan didukung dengan jatuhnya komoditas ekspor. Permasalahan-permasalahan tersebut sangat memporak-porandakan negara Indonesia pada masa itu.
Krisis finansial Asia yang turut melanda Indonesia menjadikan rakyat Indonesia tidak puas atas kepemimpinan presiden Soeharto.
Gerakan mahasiswa yang terjadi di seluruh Indonesia pun menjadi pemicu demonstrasi besar-besaran. Dikarenakan desakan dari dalam dan luar negeri, Soeharto pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
Isi
Reformasi mengakhiri kekuasaan 32 tahun Soeharto serta mengawali era baru dalam kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia. Soeharto melepas jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie. Dalam proses pergantian dari Orde Baru ke Reformasi, telah terjadi banyak peristiwa di Indonesia, mulai dari penculikan, orang hilang, hingga demonstrasi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa. Berikut ini kronologi reformasi 1998.
Kemunduran Presiden Soeharto bermula dari terjadinya krisis moneter sejak 1997. Pada saat itu, kondisi perekonomian di Indonesia dapat dikatakan karut-marut sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat. Ketidakpuasan ini kemudian semakin membesar dan memicu terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai aksi mahasiswa di wilayah Indonesia. Kerusuhan-kerusuhan pun terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia.
Akibatnya, pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto mendapat banyak tekanan politik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari pihak luar negeri, Amerika Serikat secara terbuka meminta agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Sementara itu, dari dalam negeri, mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran yang menuntut agar Soeharto lengser dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia. Belum berhenti di situ, kepemimpinan Soeharto semakin menjadi pusat perhatian setelah Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa Trisakti tewas tertembak saat sedang berdemonstrasi dan memicu Kerusuhan Mei 1998. Karena peristiwa ini, Presiden Soeharto banyak menerima tekanan dari mahasiswa. Puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR yang berakibat proses politik nasional menjadi lumpuh. Soeharto yang sudah semakin terdesak, masih terus berusaha untuk mempertahankan jabatannya sebagai presiden dengan melakukan perombakan kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Akan tetapi, gerakan mahasiswa membuat Presiden Soeharto tidak memiliki pilihan lain selain mengundurkan diri dari jabatannya.
Penutup
Tujuan reformasi yang paling utama adalah memperbarui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum serta bidang lainnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar