“Tinta Dalam Lembaran Mengubah Masa Depan”

Dari Aksara ini aku akan mengubahnya menjadi sebuah karya, yang mewakili dari rasa literasiku. Menggunakan waktu yang ku punya, aku akan menggunakan salah satu waktunya untuk proses kreativ menjadi sebuah tulisan, yang akan mengubah dan mengajak banyak orang ke diri yang lebih baik melalui cara literasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia {KBBI} Literasi artinya adalah kemampuan membaca dan menulis atau kemampuan individu dalam mengolah kecakapan, mengolah informasi, serta menulis dan membaca yang lebih spesifik.

Menurutku, literasi ini baik bagi anak penerus bangsa, yang saat ini sedang miskin atau miris akan dunia literasi, apa lagi pada saat era globalisasi ini,banyak anak-anak penerus bangsa yang saat ini masih saja menghabiskan waktunya dengan hal yang yang sia-sia.

Seperti smartphone pintar, yang saat ini sedang merajalela di kalangan anak muda, bukannya untuk menghasilkan sebuah karya ,tetapi malah menimbulkan bahaya , yang mengancam bangsa, adapun anak yang masih belum cukup umur untuk menggunakan smartphone dengan baik, sungguh miris negeri ini.

Dari literasi, turun ke hati yang dapat meluluhkan sifat diri, pada diri sendiri untuk mengubah, yang baik menjadi lebih baik, baik sikap kepada diri sendiri, orang lain ataupun dapat membagi-bagi waktu dengan baik dari pada menggunakan pada hal yang kurang berguna.

Pada tahun-tahun ini, gerakan literasi indonesia mulai memerangi di bidang pendidikan , kualitas budaya literasi di indonesia berjuang untuk mencapai pada puncak keemasannya. Dimana orang-orang di bidang pendidikan dan yang di didik seperti: guru, wali guru, kepala sekolah, siswa dan sisiwi, menulis literasi yang menggugah jiwa orang-orang untuk bangun dan bangkit dari kemalasan membaca, menulis menuju pada cahaya literasi yang mengasah pada bidang pendidikan di negeri yang kaya ini.

Pendapatku, literasi akan menumbuhkan potensi diri, yang bisa dikembangkan kapan saja. Mengapa demikian? Karena saya terinspirasi dari salah seorang kakak kelas saya, yang dimana awalnya di sekolah,dia tidak pernah terseleksi pada setiap ekskul apapun, pada saat itu dia hampir saja putus asa pada keadaan saat itu, pada suatu hari di sekolah, ada pengumuman bahwa ada kegiatan yang beranama GSMB yang bisa di ikuti oleh semua siswa dan siswi, dia mulai tertarik pada hal yang di dengarnya, yang di sebut dengan GSMB {Gerakan siswa menulis buku}, dia pun mengikutinya, dan akhirnya dia terpilih sebagai salah satunya, dan disitu dia menekuni kegiatan GSMB tersebut, dan dia sangat bersyukur pada “ilahi robbi” bahwa dia telah menemukan potensi dirinya yaitu menulis literasi, karena hal itu dia pun terus menerus mengembangkan potensi itu dengan membuat banyak karya buatannya sendiri danmengajak pada teman-temannya untuk berliterasi bersama dan mengikuti event-event yang menyangkut pada perihal literasi.

Dari guruku aku berterima kasih, karenanya diriku bisa mengenal literasi, melalui “Jurnal Muhasabah dan Jurnal Istipadah” dari situ aku bisa mengenal literasi, dari sini aku belajar caranya bersyukur kepada allah, dan dari situ pula diriku bisa menilai diri sendiri dan bisa merubah diri ini menuju lebih baik, dan itulah proses kreativ yang ku lalui untuk bisa mengetik beberapa patah kata yang sungguh sangat bermakna, bagi diriku untuk proses pembelajaran yang akan menjadi sebuah pengalaman yang sungguh sangat berharga.

Omong-omong, soal “jurnal muhasabah dan istipadah” jurnal-jurnal tersebut berbeda pada saat waktu pengerjaan maupun isi maknanya. Jurnal muhasabah saat sebelum tidur malam, sedangkan jurnal istipadah pada saat bangun tidur atau subuh, bagiku itu sebuah anugerah yang di titipkan oleh allah kepada pesantren ini, jarang-jarang ada pesantren seperti ini.

Karena jurnal tersebut, banyak dampak yang terjadi, dari jurnal-jurnal ini, santri-santri berubah secara drastis, dari mulai adab, etika, perilaku dan lain-lain.

Dari jurnal istipadah tersebut saya belajar arti atau makna yang terkandung di dalamnya, bahwa manusia harus mensyukuri atas anugerah yang telah di berikan kepadanya dengan cara menumpahkan beberapa tetes tinta dan menggoresnya hingga menjadi sebuah karya yang tak terduga.

Dari jurnal muhasabah juga diriku ini, terus mengidentifikasi apa makna yang terdapat di dalam sebuah jurnal yang bernama muhasabah tersebut, di dalam benak pikiranku diriku terus berpikir apa yang harusnya dilakukan seorang insan yang tak luput dari kesalahan ini, selain bersyukur, aku pun bertanya-tanya kepada orang-orang yang menurutku pintar dalam hal literasi, setelah diriku mendapat penjelasannya, diriku mulai memunculkan sebuah pendapat, bahwa jurnal muhasabah ini adalah apa yang harus dilakukan oleh seorang insan, selain bersyukur, yaitu mengintropeksi diri atau membenahi diri, dari jurnal muhasabah ini kita dapat merenung bahwasannya pantaskah seorang insan yang hina ini, melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan? Pasti tidak.

Jurnal muhasabah ini bisa meluluhkan hati yang keras menjadi lunak dengan beberapa tetes tinta untuk menuliskan kesalahan atau kekeliruan yang di lakukan di hari tadi, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Agar kita menjadi hamba yang taqwa kepada allah SWT.

Jadi pada intinya kita selaku manusia pasti tidak akan luput dari yang namanya kesalahan, tetapi meskipun begitu kita selayaknya, harus berikhtiar dan berusaha untuk merubah diri menjadi lebih baik, seperti pepatah yang mengatakan “usaha tidak akan menghianati hasil” dengan literasi,” anak bangsa, bisa merubah bangsa, dengan menumpahkan beberapa tetes tinta , pada lembaran-lembaran yang akan mengubah dunia”.

Cibeber 09 september 2022

Nama : Moch Al-Zaghi Aprilo

T . T . L: Cianjur 08 April 2009

Email: **(censored)**

No.Wa: **(censored)**

‘