Mahfud Aly

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Flash fiction, Cerita Super Pendek

Flash Fiction adalah cerpen sangat sangat pendek. Jika cerpen ditulis dalam 700-1500 kata, maka Flashfiction hanya berisi 100-500 kata saja. Flash Fiction dikenal dengan nama lain, ”sudden fiction,”short-short fiction,” atau ”postcard fiction.”

Flash Fiction benar-benar pendek dan ringkas, sehingga pembaca hanya butuh sekejab (flash), dan sekali baca selesai. Karena keterbatas kata, maka elemen pembentuk cerita dibuat secara cerdas dan singkat. Jika novel memiliki karakter protagonis, antagonis, setting, konflik bertingkat, hinga penyelesaian konflik, flash fiction melakukan semuanya secara singkat, menarik dan membuat unsur kejutan (twist).

Menulis flash fiction menawarkan pengalaman membaca cerita hanya sekedipan mata. Tetapi kesan mendalam yang ditimbulkan bisa mengendap di pikiran pembaca berhari-hari. Gunakan kalimat pembuka yang membuat pembaca terkesan, sekaligus penasaran. Lanjutkan dengan meletakkan jebakan-jembakan kecil, mengecoh pembaca, agar kecele di akhir cerita. lanjutkan aksi di tengah, dengan cepat dan rapat, dan akhiri dengan kejutan, yang memutar balik keinginan pembaca. selesai.

Menulis fiksi pada umumnya, memiliki hukum ’show don’t tell.” Tunjukkan jangan katakan! Memahami mantera ini dan menerapkannya dalam flash fiction tentu berbeda dengan menulis novel atau cerpen. Show don’t tell dalam flash fiction, berarti mengajak pembaca aktif, ikut hadir ke dalam suasana cerita, mengajak mereka hanyut, merasakan apa yang dirasakah tokoh cerita. Show don’t tell bersifat sinematik.

Kata-kata tak ubahnya kamera yang menyorot langsung adegan yang terjadi dalam cerita. Pengarang bersifat netral sebagai kamerawan. Penulis boleh memasukkan rincian tapi tak semua dirinci, seperlunya saja (yang tersorot kamera). Pengarang tak elok menuliskan, ”Aku marah padamu,” tetapi tunjukkan rasa marah itu melalui ekspersi seperi wajah memerah, alis terkerut, nafas cepat dan sebagainya. Pengarang hanya menunjukkan gambar adegan, dan dialog. Biarkan pembaca memberi insterpretasi rangkain gambar sebagai satu kesatuan cerita yang utuh.

Misalnya memilih gereja sebagai setting latar, tak perlu melukiskan bangunan gereja, rincian perlangkapan, altar dan banyak deskripsi, karena itu menghabiskan banyak kata. Cukup tunjukkan tokoh mengikuti prosesi pengakuan dosa, maka gambaran gereja akan masuk ke dalam imajinasi pembaca, bahkan misalya penulis tanpa menyebut kata ’gereja’ sekalipun.

Untuk siswa yang baru menulis, dan tertarik pada sastra, maka flashficton adalah pilihan logis. Ia memiliki kemudahan, karena tak sepadat puisi, dan tak sepanjang cerpen. Flash fiction memiliki kelebihan, dapat ditulis di sela kesibukan. Saat kelas kosong, siswa bisa menulis satu, lalu disunting saat jam istirahat. One Day One Flashfiction (ODOF), satu hari satu flash fiction, adalah komitmen yang bisa diadopsi siswa penulis untuk terus konsisten menjaga asa, 50 hari satu buku. Menulis adalah sebuah keniscayaan. Flash fiction adalah pilihan yang masuk akal.

Eh, ujug-ujung punya buku. Enak, bukan? Selamat mencoba!

Cerme, Desember 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post