Mahardika Shafa Azzumar Yussuf

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Titik Terang

Titik Terang

Mahardika Shafa Azzumar Yussuf

SMA Al-Muslim Tambun angkatan 2 - XI IPA 2

-

Semilir angin sepoi-sepoi berhembus membelai rasa kantukku yang semakin tak terkendali, remang-remang suasana kelas seakan membuat mataku kian berat. Aku tak lagi mengerti, karena yang aku pahami segalanya tak lagi sama. Semua yang diekspektasikan, semua yang diimpi-impikan, seolah-olah hanya menjadi suatu hal yang naif.

Seperti inilah kami.. generasi ampas yang bisanya hanya menambah beban orangtua, generasi micin yang cukup hanya rebahan untuk bisa menjadi pahlawan negara, hidup di masa-masa dimana overthinking menjadi masalah yang lebih besar dibandingkan masalah sosial.

“Yusuf!! Bangun!!”

Teriakan guru itu hanya membuatku tersadar sejenak dan terlelap kembali tak lama kemudian.

Tamatlah sudah kehidupan dengan harapan-harapan manis kala itu, hari-hariku dilalui hanya dengan ketiadaan asa penuh kehampaan, aku merasa tak lagi mempunyai hasrat akan kesuksesan meraih masa depan

Semua kehidupan itu terus berjalan dengan ketidakjelasan, hingga pada suatu hari.. kami dipertemukan dengan beliau..

~~~

Gedung sekolah itu berdiri dengan angkuhnya di depanku, cih, pemandangan yang sungguh munafik, karena nyatanya, megahnya pemandangan luar sangat berbanding terbalik dengan buruknya murid-murid di sekolah ini, akupun menghela napas dengan berat, setengah hari penuh kebosanan.. siap kulalui dengan setengah hati.

“Eh bro, denger-denger ada guru baru nih, bisalah jadi bahan kita” Tutur Ryan.

“Serius lu?, hayulahh gaskeunn” Kata teman sebangku ku.

Asik juga dipikir-pikir, itung-itung kenalan sama kelas kita yang paling bobrok di sekolah ini.

“Gua join dong”

“ATUR STRATEGIII!!”

Terdengar hentakan kaki yang perlahan terdengar semakin jelas. Kulihat seseorang dengan rambut yang mulai beruban dan menggunakan tongkat di tangan kanannya berjalan mendekat ke arah kelas kami, kurasa dialah orangnya.

“Eh eh, udah dateng tuhh” Peringat Ryan.

“Gua aba-abain ya, satu.. dua.. tiga!!”

Byaaaarrrr

Sontak kami sekelas pun tertawa, bagaimana tidak?, lihatlah, kepalanya sampai ujung-ujung kaos kakinya pun basah!!. Akan tetapi setelah itu kami serentak langsung terdiam, guru baru itu hanya tersenyum lalu melapisi badannya dengan handuk kecil, aneh, baru kali ini aku menemukan guru yang sama sekali tidak bereaksi setelah kami jaili, yasudahlah, peduli amat dengan guru ringkih seperti itu.

Guru itupun memulai pembicaraannya,

“Assalamualaikum anak-anak”

Sebagian kecil dari kami menjawabnya dengan penuh ketidaksemangatan

“Perkenalkan nama saya Baiq Hairi biasa dipanggil iri,saya lahir di~”

“Hah, irii?!” Potong Budi.

“Bilang boss, hahayy” Celetuk Ryan.

“Palepalepale” Sambung Adi.

Mereka lah tiga sekawan yang terkenal paling badung diantara para murid nakal dikelas kami, bagaimana tidak?, lihat saja itu, dengan entengnya mereka memainkan nama guru itu dengan lagu tiktok yang sedang hits akhir-akhir ini.

“Wahh, kalian sudah mulai aktif yah bund” Tanggap Pak Iri dengan nada gaul.

Entah kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda dari Pak Iri ini, hanya perawakannya saja yang terlihat seperti bapak-bapak zaman dahulu

“Lho iyoto jelass bunn, kelas iki kan sing paling mantepp ora ono lawann” Saut Bambang dengan medhok khas jawanya.

Kami sekelas pun tertawa berbahak-bahak mendengar perkataan medhok bambang yang cenderung maksa ingin terlihat gaul.

“Yasudah, bagaimana kalau kita tiktokan dulu?” Tawar Pak Iri.

Kami benar-benar dibuat tercengang kali ini, tak ada satupun yang benar-benar yakin atas perkataan Pak Iri tadi.

“Yaelah pak, orang seumur bapak mana punya tiktok.” Remeh Ryan.

“Yee serius ini bapak ngajakinnya, mau trend yang apa nih, joget papichulo?, lagu terpesona?, atau mau nyanyi akang copet aja? Terserah kalian” Tawar Pak Iri.

Kami pun melongo-longo mendengarnya, dia benar-benar mengetahui seluk-beluk tiktok!!, tak lama kemudian banyak dari kami bersautan bahkan sampai saling teriak hanya dalam memberi usulan.

“Baik-baik.. Kita voting saja ya, seperti yang kita ketahui bersama voting adalah proses pemungutan suara yang diadakan setelah tidak tercapainya suatu kesepakatan, sebenarnya ada yang unik dari sejarah dari voting itu sendiri, dahulu sekali anak-anak, ketika bapak IR. Soekarno masih memimpin, voting ini pernah dilarang karena digadang-gadang akan menimbulkan pemikiran yang liberal, sementara…………….”

Pak Iri melanjutkan pembicaraannya dengan bertanya-tanya asik, joget tiktok dengan lagu terpesona, dan berdiskusi seru dengan kami, kami benar-benar menyimak apa yang disampaikan oleh beliau, tak ada satupun dari kami yang berniat menghancurkan momen tersebut, memang terdengar sangat aneh bagi siapapun dengan kami yang tiba-tiba tak gaduh ini, akan tetapi aku pun merasakannya, ketertarikan yang amat dalam dengan keseruan mengeksplor ilmu kali ini, aku sendiri bingung mapel apa yang beliau ajarkan, karena rasanya apa yang beliau ajarkan seperti fleksibel melibatkan semua mapel.

“… seperti tadi ya anak-anak.. kita joget tiktok pagi-pagi gini bisa sangat menyehatkan tubuh, karena apa? Coba kamu Bambang tau ga kenapa”

“Joget kuwi kan gerak pak, nah misale gerak-gerak bae ya iso ngeluarke keringet, dadi.. penyakite bisa metu lan badane iso tetep waras”

“Nah itulah pokoknya, walaupun bapak gak terlalu paham tapi seratus buat bambang!! Abis ini kamu ke kantin ya bapak traktirin baso..”

“Yah pak tadi saya paling semangat jogetnya masa ga ditraktirin juga pak” Potong Adi.

“Saya juga pak!! tadi kan saya jawab yang bahas tentang tulang manusia itu pak” Protes salah satu murid.

Yang lain pun nyaut-menyaut protes karena ingin ditraktir juga.

“Waduhh, tenang-tenang..”

Kriinggg

“Nah.. bel sudah berbunyi, ayo anak-anak semuanya ke kantin, bapak traktirin semuanya..”

Sontak kami pun bersorak-sorai dan berebutan ingin ke kantin duluan, aku sengaja untuk keluar paling terakhir karena ada satu pertanyaan yang sangat aku ingin tanyakan kepada beliau, akupun mendekatinya,

“Assalamualaikum bapak iri, sebelumnya perkenalkan pak, nama saya Yusuf, saya adalah ketua kelas disini”

“Waalaikumsalam nak, hmm yusuf ya..” Jawab Pak Iri

Dia tersenyum sesaat, lalu melanjutkan perkataannya,

“Kamu tau Nabi Yusuf alaihissalam nak?, nabi yang terkenal dengan ketampanannya yang tiada tara, bahkan kalo dibanding-bandingin nih ama artis-artis tiktok kayak Joe Ruben, Farhan, dkk, itumah paling seupritnya doang” Lanjutnya.

Kami pun tertawa bersama

“Oh iya pak, sebenarnya ada yang ingin saya tanyakan, daritadi saya perhatiin, dimulai dari sejarah, biologi, ppkn, dll, seperti semua Pak Iri sampaikan, Pak Iri ini sebenarnya mengajar pelajaran apa ya pak?” Tanyaku.

Dia pun memperhatikanku sejenak, lalu tersenyum

“Nak Yusuf.. Bapak akan benar-benar mengingatmu, karena bapak yakin kamu akan jadi orang yang sukses suatu saat nanti, pegang kata-kata bapak”

“Nak Yusuf.. ada banyak pengetahuan yang terjadi di sekitar kehidupan kita.. tak selamanya kita akan mempelajari teori karena sejatinya ilmu yang hakiki adalah ilmu yang bisa dipraktikkan pada kehidupan sehari-hari” Lanjutnya.

Akupun bereaksi dengan wajah sedikit bingung dan sedikit tersenyum, percayalah, aku tak sedikitpun mengerti dengan ucapannya.

“Tenanglah nak, suatu hari kamu akan mengerti” Kata Beliau seraya tersenyum.

“Yasudah ayo nak, sudah ditunggu temen-temennya tu di kantin” Lanjutnya.

“Oke pakk ayoo” Jawabku.

Jujur.. sudah lama sekali sejak aku merasa setertarik ini dengan ilmu pengetahuan, tak pernah aku merasa senyaman ini dengan siapapun bahkan sekalipun dengan kedua orangtuaku sendiri.

Teman-teman sekelasku melambai-lambai ke arahku dan Pak Iri, terlihat sekali tampang-tampang tak sabar ingin makan basonya, kami pun makan-makan dan bercanda bersama hingga akhirnya bel masuk kelas kembali berbunyi.

~~~

Keesokan harinya…

Tidak seperti biasanya, hari ini aku bangun pagi dengan penuh semangat dan tentunya datang tepat waktu, kurasa aku tahu mengapa.. ya.. aku sudah tak sabar ingin bertemu Pak Iri!!.

Tep tep tep tep

Terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat,

Pasti itu Pak Iri, Pikirku.

Pintu kelas kami pun perlahan terbuka, tiga sekawan yang terkenal paling baduung itu sudah siap menyambut kedatangan Pak Iri dengan roman-roman senang, akan tetapi ternyata bukan Pak Iri yang datang, seketika tiga sekawan itu tertunduk lesu, aku pun mulai kehilangan selera atas segalanya, Ryan pun memberanikan diri untuk bertanya.

“Bu kepsek, kok bukan Pak Iri bu yang datang? Kita gamau ah kalo diajar sama bu kepsek, kita cuman mau diajar sama Pak Iri”

Beliau pun menatap kami satu persatu lalu menghembuskan napas dengan berat,

“Itulah maksud kedatangan ibu anak-anak.. Ibu sangat paham tentang kedekatan kalian dengan beliau.. karena selama ini pun tidak pernah ada yang bisa membuat kalian nyaman selain beliau.. tapi anak-anak..”

Aku mulai merasa ada yang tidak beres dengan semua ini,

“Ada kabar duka datang dari salah satu anggota sekolah ini.. iya anak-anak.. Pak Iri telah tiada.. dan jasadnya akan dikebumi~”

Tidak.. ini tidak nyata.. kenapa Pak Iri .. Anda pergi begitu cepat..

Selanjutnya, aku benar-benar tidak bisa merasakan apapun, kulihat ke sekeliling kelas, semua menundukkan kepala mereka dengan lesu, aura sedih menyebar dengan cepat, tak akan ada lagi yang bisa membuatku tertarik dengan yang namanya belajar, tak akan ada lagi yang membuat kelas ini heboh atas serunya mengeksplor ilmu, tak akan ada lagi senyum khas beliau yang begitu tulus diberikan kepada kami.. tamatlah sudah.. hidup penuh kebosanan akan kulalui kembali..

Pak Iri memperhatikanku sejenak, lalu tersenyum

“Nak Yusuf.. Bapak akan benar-benar mengingatmu, karena bapak yakin kamu akan jadi orang yang sukses suatu saat nanti, pegang kata-kata bapak”

Tiba-tiba saja kejadian itu seperti terulang kembali di benakku, aku pun tersentak sadar, Pak Iri telah percaya bahwa aku akan menjadi orang sukses suatu saat nanti, maka sejak ini aku putuskan untuk berjuang meraih masa depan, ini bukan lah akhir, ini hanyalah akhir dari cerita asal mula kesuksesanku, dan ini.. adalah awal dari kisahku yang sebenarnya.

-

Nama saya Mahardika Shafa Azzumar Y, biasa dipanggil Dika. Saya lahir di Tega, 26 Maret 2004. Saya bersekolah di SMA Al Muslim Tambun dan sekarang saya duduk di kelas 2 SMA. Saya memiliki hobi berolahraga dan membaca novel. Saya mengikuti ekskul futsal dan alhamdulillah sudah mengikuti berbagai kompetisi didalamnya. Saya terbuka untuk kritik dan saran. Silakan berkomentar pada website ini, atau dapat menghubungi @dikaazzy untuk via kanal instagram dan **(censored)** untuk via email. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca :]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post