Momen Istimewa di hari Istimewa
Momen Istimewa di hari Istimewa
Hari raya Idul Fitri adalah hari yang selalu saya tunggu-tunggu karena hanya pada hari itu saja kami bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarga besar. Pada pagi hari suara takbir terdengar sangat syahdu dan suasana terasa sangat hangat karena berbeda dari hari-hari biasanya. Ibu mondar-mandir di dapur memastikan semua masakan siap. Ayah sibuk menyalakan kipas dan menyapu halaman. Saya dan kakak diminta membantu menyusun kue di meja tamu karena untuk menyambut tetangga yang datang.
Setelah melaksanakan salat Id saya berbaris di ruang tengah untuk saling bermaaf-maafan. Satu per satu saling berjabat tangan, saling meminta maaf dan saling memeluk. Yang pertama saya meminta maaf kepada ayah lalu ibu kemudian kakak. Di sana suasananya sangat sedih karena mengingat beberapa kesalahan yang pernah diperbuat. Setelah bermaaf-maafan kami memakan makanan yang sudah disediakan oleh ibu yaitu opor ayam, rendang, dan ketupat lalu ada juga beberapa kue kering yang dibeli di toko kue terdekat.
Tak lama kemudian, satu per satu tetangga mulai berdatangan. Ada yang membawa anak-anak, ada juga yang datang berdua saja bersama pasangannya. Mereka duduk sambil menyapa dengan senyum lebar lalu saling berjabat tangan dan mengucapkan “Selamat Idulfitri mohon maaf lahir dan batin.” Pada saat siang hari kami bersiap untuk pergi ke rumah mbah kung yang jaraknya tidak terlalu jauh, hanya butuh naik motor sebentar melewati jalan yang sudah familiar. Sesampainya di rumah mbah kung, ada beberapa sepupu yang sudah datang lebih dulu. Mbah menyambut kami dengan senyuman lebar lalu saya dan keluarga sungkem ke mbah kung dan beberapa om tante serta sepupu yang sudah hadir sebelumnya. Setelah bermaaf-maafan, para om dan tante membagikan amplop kepada para ponakannya.
Selanjutnya kami sekeluarga besar berfoto bersama di halaman rumah mbah kung. Pada sore hari nanti semua pergi ke makam mbah uti yang letaknya tidak jauh dari rumah mbah kung. Kami berangkat beriringan, sebagian naik mobil dan sebagian naik motor. Sesampainya di makam, kami mulai bersihkan area sekitar makam, menaburkan bunga, lalu berdoa bersama. Suasana mendadak hening, penuh rasa rindu. Meski sudah lama tiada, kenangan tentang beliau tetap hangat di dalam hati. Setelah doa selesai, kami saling berpamitan lalu kembali ke rumah masing-masing.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar