Malaikat tak Bersayap

Malaikat tak bersayap. Dia adalah ibuku. Setiap pagi beliau menebar senyuman pada anak-anak nya. Ibuku selalu memberikan kasih sayang nya secara rata. Ibuku adalah malaikat yang membesarkan anak nya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Aku bersyukur mempunyai ibu yang selalu berjuang demi anak dan keluarga nya. Aku melihat ibuku di kantor bekerja dengana baik. Beliau bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) pada bidang kearsipan. Dia selalu di banjiri telepon dan notif sepanjang hari, tetapi itu tak jadi penghalang baginya untuk tetap meluangkan waktunya bersama keluarga. Tak jarang ibu pulang sore karena pekerjaan nya. Dia sering pergi dinas ke luar kota untuk bekerja. Ibuku begitu tulus merawat kami, aku dan kakak-kakakku. Jika ada waktu senggang biasanya kami membantu ibu bersih bersih rumah atau meluangkan waktu untuk sekedar jalan-jalan. Satu lagi yang membuat aku terharu kepada beliau. Ia adalah support system terbaik untukku saat menulis, walau terkadang aku merasa sedikit di paksa, mungkin karena ibu melihat moodku sedang turun. Tapi dia tetap idolaku yang pertama. Saat aku terlahir ibuku dan ayahku berjuang untuk melahirkan ku dengan sehat. Karena menurut cerita ayah, aku adalah anak perempuan yang sangat di nantikan. Itulah kenapa Ibuku adalah orang yang paling terpukul saat mengetahui aku mengidap thalasemia beta mayor. Tapi Ibu adalah makhluk yang paling kuat, takdir itu tak jadi penghancur bentang semangat ibuku. Dia bekerja semakin giat untuk mendapatkan uang yang cukup untuk membiayai pengobatan ku dan keperluan sehari-hari. Karena kondisiku yang terbilang tidak terlalu baik karena penyakitku tersebut. Tak jarang imunku melemah karena terlalu kelelahan. Pernah suatu saat aku demam parah hingga suhu ku mencapai 40 derajat celcius. Ibuku sangat khawatir ia menghabiskan waktu cutinya untuk merawatku di rumah. Aku mendengar sayup-sayup suara tangis ibuku saat aku tidur. Ibuku dan ayahku berbincang tentang kondisi ku yang tak kunjung membaik. Tapi Allah Maha Baik dan Sayang, 2 hari setelah malam itu aku sembuh dari sakitku. Ibuku sangat senang sekali. Saat itulah kulihat Senyumnya indah sekali. Ibu seperti malikat tak bersayap untukku. Ibu bukan hanya sabar merawatku tapi dia juga sangat mendukung hobbyku menulis. Ibu menyarankanku agar bergabung dengan Media Guru melalui kegiatan sasisabu. Meskipun Ibu harus mengeluarkan biaya untuk mensuport hobyku, tapi ibu tak keberatan semata mata agar aku bisa menjadi penulis. Ya walau terkadang ibu sedikit lebih galak karena aku sering mager aja, tapi aku tau ibu sangat sayang padaku. Untuk teman- teman yang merasa ibu kalian itu galak dan ga sayang sama kamu itu salah besar ibu kita memarahi kita untuk kebaikan diri kita sendiri. Ibu adalah tokoh yang penting dalam hidup kalian maka sayangi dan cintailah ibu kalian sebelum terlambat. Untuk Ibu, malaikatku... Terimakasih telah merawat, membesarkan dan selalu ada untukku. aku Sayang sekali kepadamu… selamat hari ibu…

PROFIL PENULIS

Namaku Keenar Anindita Mariska Putri, usiaku 9 th. aku dilahirkan di kota metro pada tanggal 19 desember 2012 dari pasangan bapak donny mariska dan ibu fitri luthfiana immawati. aku anak bungsu dari 3 bersaudara. 2 kakakku laki², yang pertama kak kaka duduk di kelas 11 SMU muhammadiyah ahmad dahlan dan kakak keduaku mas bintang duduk di kelas 5 SD muhammadiyah metro pusat, dan aku jg bersekolah di SD muhammadiyah metro pusat dan saat ini duduk di kelas 3. Teman teman dapat menghubungiku di Nomor Whatsapp **(censored)**atau di email kakaku **(censored)**.

Hobbyku menulis, membaca dan travelling. Saat ini aku sudah meluncurkan 2 judul buku solo, masing masing berjudul A Journey with A Little Vampire dan Teman Rahasia. selain menjadi penulis, cita²ku kelak ingin menjadi dokter. krn menjadi dokter adalah pekerjaan yg sangat mulia.