Menaklukkan Hari
Awalnya, aku berjalan santai menuju ke sekolah, lalu aku mulai berlari kecil, kemudian berlari cepat, dan akhirnya berlari sekencang-kencangnya karena takut telat. Napasku terasa berat, tapi aku malah tertawa kecil ketika bel hampir berbunyi.
Saat aku tiba di kelasku, aku sangat bersemangat, membawa tas dengan langkah ringan dan hati penuh motivasi. Aku sudah siap menaklukkan hari, menyelesaikan tugas, dan ikut ekskul sepulang sekolah nanti, tapi tiba-tiba perutku terasa sakit, ternyata pagi ini aku lupa untuk sarapan.
Aku bisa, aku pasti bisa, aku harus bisa, kataku dalam hati, meskipun aku lupa untuk sarapan hari ini. Kalimat itu menjadi mantra kecil yang membuatku tidak patah semangat dan terus berjuang hingga ekskul nanti.
Ketika jam pelajaran sedang berlangsung, aku mendengar temanku sedang mengeluh karena nilainya jelek dan menyalahkan guru di mata pelajaran tersebut. Aku menanggapinya dengan datar, “Iya, emang gurunya yang salah, karena ngasih soal susah. Bukan kamu yang nggak belajar, kan.”
Setelah semua pelajaran selesai, aku melangkah keluar kelas dengan senyum yang terbit seperti matahari pagi. Rasa lelahku seakan menari-nari dihembus angin sore, hilang bersama tawa teman-temanku. Meskipun hari ini penuh lika-liku, aku merasa hatiku mengembang seperti balon yang diisi harapan baru.
Jakarta, 8 Oktober 2025.
Ini adalah tulisanku yang ke-11.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar