Ceritaku, Si Angkatan Corona
Ceritaku, Si Angkatan Corona
Hai, kawan angkatan corona! Ini adalah ceritaku selama pandemi Covid-19. Tentang keresahan, kesulitan, keluh kesah dan banyak hal lain yang akan aku ceritakan. Angkatan corona, angkatan yang tak pernah bertemu untuk belajar di sekolah tapi secara ajaib naik kelas atau hampir lulus, seperti aku. Bahkan ada beberapa yang belum pernah melangkahkan kaki ke sekolahnya.
Tahun 2020 memang tahun yang berat. Kita dihadapi dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Pembelajaran daring yang kian membuatku lelah. Jaringan internet menjadi kebutuhan utama. Di hari pertama kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan, semua berubah dengan cepat. Awalnya aku senang dan tidak merasa aneh. Namun, hari demi hari aku mulai menyesalinya hingga ingin menarik kembali rasa senang itu. Kukira ini hanya akan sebentar. Tak disangka pandemi masih berlangsung hingga sekarang.
Pembelajaran daring yang masih asing itu, tetap kujalani. Menjalani hari-hari penuh sepi. Kamar tidur yang berubah menjadi ruang kelas. Bertegur sapa dengan teman sekolah dan guru hanya lewat pesan singkat yang tidak memiliki emosi (menurutku). Aneh. Bahkan setelah hampir satu tahun berlalu, aku masih belum terbiasa. Kehadiran bergantung pada jaringan internet dan sumber listrik. Maklum, aku tinggal di daerah yang kecil. Pernah suatu kali aku absen dari pembelajaran daring karena pemadaman listrik.
Covid-19 benar-benar mengubah berbagai segi kehidupan manusia. Kita tidak boleh gagap teknologi saat masa pandemi ini. Kita dituntut untuk bisa melakukan semua hal. Belajar mandiri ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, yang membuatku sangat akrab dengan kecanggihan teknologi masa kini. Perkenalkan teman baruku disaat kesusahan yang setia menjawab semua pertanyaanku, dialah Google.
Terkadang pembelajaran menjadi sangat membosankan hingga mengundang kantuk. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru pun terkadang kubiarkan begitu saja sehingga menggunung dan sangat melelahkan untuk mengerjakannya. Godaan untuk ‘rebahan’ lebih menggiurkan, membuatku menunda-nunda mengerjakan tugas. Akhirnya aku menyimpulkan jawaban yang tepat untuk masalah ini adalah segera mengerjakannya setelah ditugaskan.
Tak jarang materi pelajaran yang tidak kupahami dan tugas yang sulit untuk kukerjakan. Belajar mandiri ternyata tak semudah itu. Tentu saja aku mengandalkan teman baruku, Google. Ada pula guru yang memberi tugas terlalu banyak. Aku sering mengeluhkan hal ini. Seiring berjalannya waktu, aku ingin kembali mengemas alat tulis, memakai seragam sekolah dan berangkat ke sekolah yang kurindukan. Bersua dengan guru-guru yang sudah bekerja keras selama ini untuk mengajarkan materi pelajaran semampu mereka. Bertukar cerita dengan teman-teman seperjuangan yang lama tak jumpa. Kadang aku merasa putus asa karena menginginkannya.
Suatu hari, ponselku berbunyi. Terlihat notifikasi pesan WhatsApp dari guru matematikaku. Dengan sigap kubuka pesan darinya. Beliau mengirimiku gambar yang berisi informasi lomba olimpiade informatika se-Indonesia. Tertera di sana bahwa lomba diadakan secara online. Aku pun segera mendaftarkan diri. “Bahkan kini kita bisa mengikuti lomba tanpa melihat lawan kita.”, batinku terkikik. Pandemi Covid-19 memang mengajarkan banyak hal menarik.
Pada hari pelaksanaan, aku bersiap dan segera masuk ke ruang lomba, yang tidak lain adalah kamar tidurku. Aku mengerjakannya dengan maksimal. Dua hari kemudian hasil lomba diumumkan. Betapa terkejutnya aku ketika melihat namaku mendapat medali emas. Aku segera berlari keluar dan menghampiri kedua orang tuaku. Di situasi pandemi ini, aku bisa mendapat prestasi yang cukup membanggakan. Aku sangat senang kala itu. Hal ini menyadarkanku , bahwa keluh kesahku selama pandemi akan lebih bermanfaat jika kita bangkit dan mulai berkarya.
Untuk teman-teman yang masih mengeluh, Yuk semangat dan selalu berpikir positif. Pandemi Covid-19 tidak boleh menjadi penghalang untuk berprestasi, berkarya dan meraih impian. Semangat angkatan corona!
BIODATA PENULIS

Hai, namaku Junnatunnisa. Biasa dipanggil Junna. Aku lahir di Banjarnegara pada tanggal 2 Oktober 2002. Kini aku sedang menjalani semester akhir di SMA Negeri 1 Karangkobar. Teman-teman bisa menghubungiku lewat email **(censored)**, melalui WhatsApp **(censored)**atau bisa juga mengikuti akun instagramku di @junnatun_. Salam literasi!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar