Jasmine Sonia Failasufa

gadis remaja yang sedang menempuh pendidikan di sekolah tinggi

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku menyayanginya!
Semoga menghibur :)

Aku menyayanginya!

```

"Ah, aku lelah.. seharian berlarian ke sana ke mari, memangnya aku ini seaktif tikus?!" ucap seekor kucing dengan nama Pupu yang tertera pada kalungnya.

Pupu segera merebahkan tubuh gemoynya ke sofa sekaligus ikut menonton televisi bersama majikannya.

"Apa manusia melihat acara yang membosankan seperti ini?" tanya Pupu dengan sendirinya, "em.. ini semua begitu melelahkan.. kurasa, setelah aku diambil dari toko hewan.. aku akan senang dengan kehidupanku di rumah seperti ini.. nyatanya, nona selalu sibuk sekolah.. tuan dan nyonya terlalu sibuk bekerja..," gerutu Pupu dengan sendirinya dan mulai menutup matanya karena mengantuk.

```

"Desu, mau sampai kapan kau terus menatap jalanan?" tanya Sela, seekor kucing yang pernah menjadi teman Pupu saat berada di toko hewan.

"Aku akan terus berharap kelak akan ada seseorang yang membawaku ke rumahnya dan menemaninya," ucap Desu, nama asli Pupu ketika belum dibeli oleh pemiliknya, yang terus berharap.

"Desu, dengarkan aku.. aku sudah pernah tinggal bersama seorang anak kecil, sayangnya.. setelah anak kecil itu sudah mulai beranjak dewasa dan memiliki beberapa teman.. dia malah membawaku ke toko hewan. Dunia luar begitu menakutkan, Desu..," ucap Sela meyakinkan kucing gemoy di depannya yang masih tetap berharap dengan menatap jalanan.

Kring!

Suara bel sepeda seorang anak perempuan di depan Desu dengan mata yang berbinar. Seolah, dia akan membeli Desu waktu itu juga.

Tidak selang berapa lama, gadis kecil itu memasuki toko hewan itu bersama ayahnya.

"Ayah, aku ingin membeli kucing itu! Dia mirip dengan Pupu!" ucap gadis itu sembari menunjuk Desu.

Desu mengeong, berharap bahwa ialah yang benar-benar akan dibawa.

"Lia.. kamu tidak ingin yang lain saja? Seperti hamster atau burung?" tanya ayah gadis itu yang Desu tahu, Lia.

Lia menggeleng. "Tidak! Lia ingin seperti Pupu!" ucap gadis dengan rambut kucir duanya itu. Matanya berbinar menatap Desu.

"Sela, sepertinya harapan akan terwujud!" ucap Desu dengan girangnya pada Sela yang hanya terdiam bosan menatap satu persatu kucing dibawa pergi oleh manusia.

"Ku do'akan semoga menyenangkan," ucap Sela ketika tubuh Desu mulai diangkat gadis kecil itu.

Desu mengangguk semangat. Lagipula, itu tidak akan sama membosankannya dengan duduk diam di kotak kaca sembari menunggu seseorang akan membelinya dan menemani di rumah.

```

Ceklek.

Pupu terbangun dari mimpinya yang mengingatkan dirinya saat masih berada di toko hewan.

"Hei, Via.. akhirnya kamu datang juga, bosan nih aku di rumah," ucap Lia ketika membuka pintu rumahnya.

"Bosan? Padahal dia baru saja bermain lari-larian denganku, dasar manusia.. harus diingatkan nih," ucap Pupu dan berjalan mendekati kaki gadis kecilnya dulu yang kini mulai beranjak dewasa.

"Ini kucingmu? Wah.. imut banget," ucap Via sembari menggendong Pupu.

"Ya iyalah aku imut, aku kan Pupu," ucap Pupu dengan suara mengeongnya.

"Udah yuk, kita keluar.. bosen di rumah terus," ucap Lia.

"Keluar?" bingung Pupu sendirinya, "apakah ini berarti aku akan ditinggal pergi?" tanya Pupu dengan sendirinya yang memasang wajah sendunya.

"Iya, yuk!" sahut Via dan menurunkan Pupu dari gendongannya.

Kemudian, pintu rumah tertutup.

"Ah.. di rumah sendiri lagi," gerutu Pupu ketika melihat sesosok gadis kecilnya dulu mulai beranjak pergi dan tidak terlihat.

Kucing berwarna putih itu mulai sibuk mengelilingi rumahnya lagi. Mencari kesibukkan yang bisa dia lakukan selama nona mudanya pergi.

"Ah, sama aja.. masih membosankan," ucap Pupu dan kemudian mempunyai ide untuk keluar saja dari rumah. Berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumahnya.

Tidak lama ia berjalan, ia mulai merasa lelah dan berbaring di atas rerumputan sembari menatap langit.

"Kau bosan, ya?"

Pupu terperanjat kaget dan segera duduk untuk melihat, siapa?

"Kau, siapa?" tanya Pupu.

"Kau sendiri, sepertinya tidak pernah keluar rumah."

Pupu mengangguk. "Namaku, Pupu. Aku tinggal di rumah dengan cat berwarna hijau daun itu," ucap Pupu menjelaskan.

"Ah.. aku ingat, seorang gadis kan yang merawatmu?"

Pupu heran. "Kenapa kamu bisa tahu?"

"Namaku Moci, aku sudah cukup lama tinggal di lingkungan ini. Bahkan, aku masih bisa mengingat seekor kucing yang mirip denganmu dan namamu yang pernah tinggal di rumah itu juga," ucap seekor kucing itu yang membuat Pupu baru saja menyadari dengan tulisan Moci pada kalung di leher Moci.

"Barangkali kucing milik nona sebelum aku. Ah.. membosankan tinggal di rumah," ucap Pupu.

"Sebelumnya, kamu tinggal di mana?" tanya Moci.

"Toko hewan," jawab Pupu pendek.

Moci tersenyum. "Bersyukurlah kawan, dulu aku kucing jalanan. Kau tahu? Kucing jalanan itu tidak sebahagia kucing yang dirawat oleh seorang majikan. Dulu aku harus mencari makan dimana-mana, bahkan aku tidak pernah mendapatkan makanan higienis dan sehat. Tempat sampah adalah jalan utama untuk mencari makanan. Anehnya, kenapa manusia sering bertindak jahat pada kucing? Aku hanya melewati rumahnya, tidak mengambil makanan. Kalau mengambil makanan sih, mungkin itu hasutan setan padaku. Ups! Hidup di jalanan beberapa waktu tidak seindah yang dibayangkan. Aku sangat bersyukur memiliki Tuan, walaupun dia sering meninggalkanku untuk bermain basket.. setidaknya ketika ia pulang aku masih bisa mendapat perhatiannya. Aku sangat bersyukur kawan!" Moci begitu terlihat bahagia di mata kucing berwarna putih itu.

"Ah, aku memang sering mengeluh," ucap Pupu dengan sendunya.

"Coba hitung, berapa banyak pengorbanan majikanmu hanya untuk bermain denganmu?"

Pupu terdiam. Ia teringat nona mudanya selalu menjadikannya teman, teman curhat, teman tidur, teman belajar, bahkan teman bermain. Ia juga teringat, ketika nona mudanya yang rela kehujanan untuk membelikan makanan kesukaan Pupu di malam hari.

"Ayolah, kawan.. bersyukur.. cintai majikanmu, maka kelak ia akan mencintaimu juga," ucap Moci yang hanya diiringi anggukan Pupu, "baiklah.. ini sudah waktuku untuk pulang makan siang.. barangkali nonamu juga menunggumu di rumah.. aku duluan, ya!" lanjut Moci dan segera berlari sekaligus melompat menjauh dari Pupu.

Pupu berjalan gontai kembali menuju rumahnya.

Ah, motor milik nonanya sudah berada di rumah. Barangkali sudah pulang. Pikir Pupu.

"Meong," ucap Pupu ketika memasuki rumah.

"Pupu?! Aku mencarimu ke mana-mana! Oh, astaga! Kenapa kamu kotor?! Aku mandiin yuk!" ucap Lia dengan sederet kalimat ia lontarkan karena kekhawatirannya pada kucing putih kesayangannya itu.

Pupu berjalan mendekati kaki pemiliknya itu. Perasaan sayang tidak boleh ia keluhkan untuk nonanya yang selalu memberikan segalanya.

"Pupu! Kenapa kamu bisa sekotor ini sih! Awas ya kalau besok-besok kotor seperti ini! Nggak bakal aku kaish makan lagi!" ucap Lia dengan kesalnya ketika memandikan Pupu dengan air hangat yang sebenarnya ia sediakan untuk membasuh kepalanya.

Ah, aku salah. Gadis kecilku dulu, sama aja dengan sekarang! Masih galak! Ugh. Batin Pupu.

Hai, Guys.. ketemu lagi nih sama Jasmin yang di sini masih menuliskan cerpen. Kayaknya nulis blognya masih besok atau besoknya lagi atau besok besoknya lagi. Ups! >~<

Oh ya, mau tahu aku? Bisa kunjungi akun instagramku kok. @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi denganku di sana! Aku tunggu loh direct kalian ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailku:**(censored)**

Semoga menghibur cerpennya ^_^

Salam penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

07 Feb
Balas

Alhamdulillah ^_^

07 Feb

Waww keren kakk

07 Feb
Balas

Iya, makasih ^_^

07 Feb

sama sama kakk

07 Feb

ini udah selesai ya kak? eh kak follback dong

07 Feb
Balas

Iya, em.. aku buat cerpen setiap satu cerita langsung selesai.. jadi nggak ada part 2 atau season 2 gitu ^_^

07 Feb

oh gitu ya kak okee makasih kakk udah di folback

07 Feb

Makasih kembali ^_^

07 Feb

kk lgi suka bikin cerpen y? wkwk

08 Feb
Balas

Udah dari kelas 4 SD aku buat cerpen.. kadang-kadang membuat sesuatu setiap hari juga membosankan, makanya pas waktu ikut sasisabu ini mau juga buat blog >~< Ya udah, buat dua-duanya aja.. Nggak apa-apa, kan? ^_^

08 Feb



search

New Post