Ivana Putri Nandy Pinto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

3 Days 2 Nights in Batam

3 DAYS 2 NIGHTS IN BATAM

Ketika kudengar mama mau pergi ke Batam, aku langsung minta ikut. Setelah merajuk sedikit, akhirnya mama mengizinkan agar aku bisa ikut. Aku sangat senang karena Mama mau membelikan tiket pesawat untukku pergi ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

27 Februari 2017

Aku tinggal di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Di Payakumbuh belum ada lapangan terbang. Jadi, pagi-pagi sekali kami sudah bangun untuk bersiap-siap menuju Kota Padang. Dari Payakumbuh ke Padang, kami menumpang mobil travel yang sudah dipesan mama beberapa hari sebelumnya. Perjalanan ke Padang biasanya 3 sampai 4 jam, tapi kalau pagi, bisa lebih cepat, bisa 2-2,5 jam.

Aku pergi ke Batam bersama mama dan abang sepupu yang bernama Fadil. Aku berangkat dari Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang untuk menuju Hang Nadim dengan pesawat Citilink. Perasaanku campur aduk antara senang dan takut, karena ini baru pertama kalinya aku mau naik pesawat. Perasaan takutku dapat dirasakan oleh mama karena tangan ku terasa dingin seperti habis memegang es batu, wajahku pucat pasi kayak orang sakit sudah lama tak makan, dan badanku terasa menggigil seperti demam. Aku takut kalau pesawat jatuh di darat lalu terbakar. Aku juga takut kalau pesawat jatuh di lautan sampai tidak bisa ditemukan sama sekali baik pesawat maupun semua korbannya, seperti cerita pesawat Adam Air beberapa tahun lalu, yang diberitakan di televisi. Coba teman-teman bayangkan hal itu waktu lagi di pesawat, pasti menakutkan. Akhirnya aku berpasrah diri dan tawakkal kepada Allah SWT, karena Dia-lah yang menguasai hidup dan matiku. Setelah berpasrah diri, barulah aku merasa agak tenang.

Penerbangan dari BIM menuju Hang Nadim Batam ditempuh selama 1 jam 5 menit. Alhamdulillah pesawat mendarat di Bandar Udara Hang Nadim dengan selamat, tapi rasa deg-degan nya masih belum hilang. Sesampai di Hang Nadim, aku dijemput oleh Kak Rika, pemilik travel di Kota Batam yang, yang akan menemani dan mengantarkan kami selama 3 hari 2 malam di Batam.

Kota Batam terletak di Pulau Batam yang sekaligus merupakan Ibu Kota Provinsi Kepualauan Riau. Kota Batam adalah kota industry yang maju pesat karena banyak industry besar disana, lagi pula letaknya yang strategis memcercepat kemajuan Pulau Batam. Agenda wisataku di Kota Batam merupakan kegiatan yang diselipkan dengan tugas mamaku di Kota Batam. Setelah menunggu kira-kira 15 menit, Kak Rika datang menjemput kami, kami diantar ke tempat urusan dinas mamaku di tiga tempat. Setelah itu kami menuju Masjid Raya Kota Batam untuk Sholat Zuhur da Ashar yang dijamak Taqdim. Dari pelataran belakang Masjid Raya Batam, aku menyaksikan pemandangan ke arah sebuah bukit yang bertuliskan “Welcome to Batam”. Aku makan siang di belakang masjid dengan bekal yang dibawa dari Payakumbuh.

Selesai sholat Zuhur dan Ashar di Masjid Raya Kota Batam, kami pergi ke Taman “Taman Welcome To Batam”, disana kita bisa melihat tulisan Welcome To Batam dengan lebih jelas. Namanya Taman Wecome to Batam, tapi lebih berwujud sebuah lapangan terbuka. Hampir semua orang yang berkunjung ke Batam selalu menyempatkan diri untuk pergi ke sana sebagai pertanda mereka telah pernah menjejakkan kaki di Kota Batam. Nah, kalau teman-teman ke Batam aku sarankan untuk pergi ke sana dan mengambil foto untuk kenang-kenangan.

Setelah puas mengambil foto di Taman Welcome To Batam, aku pergi ke Masjid Jabal Arafah untuk menunaikan Salat Magrib dan Isya, disana masjidnya sangatlah bagus. Di masjid itu ada lift untuk naik ke puncak menara masjid. Sampai di puncaknya kami bisa menikmati keindahan Kota Batam di malam hari dengan menggunakan teropong ataupun dengan melihat langsung. Udaranya sangat dingin dan angin bertiup kencang. Sesekali aku merasakan ada goyangan di menara. Aku bersyukur kepada Allah SWT dapat menik keindahan kota Batam di malam hari.

Setelah puas melihat Kota Batam dari ketinggian, aku pergi makan malam di sebuah rumah makan Padang karena perut sudah keroncongan. Kami duduk lesehan untuk melepas lelah. Setelah makan malam, kami bergerak menuju rumah Ibu Sartini. Beliau adalah teman mamaku waktu kecil. Mamaku dan Ibu Sartini waktu kecil tinggal di Suliki, sebuah desa kecil di Kabupaten 50 Kota. Aku menginap di rumah Ibu Sartini di daerah Paku Aji.

28 Februari 2017

Besok harinya aku melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Taman Miniature House Indonesia. Disana aku bisa melihat miniature rumah adat di seluruh Indonesia, seperti rumah adat Melayu Riau, rumah adat Jawa Tengah, rumah adat Toraja, rumah adat Papua, dan lain-lain. Semua rumah adat mini ada di sana. Di sana aku dapat melihat bahwa Indonesi memiliki budaya dan rumah adat yang beragam karena beragamnya suku bangsa. Aku bersyukur menjadi orang Indonesia.

Setelah melihat miniature rumah adat dan puas pula duduk dan berfoto-foto, aku pergi ke Jembatan Barelang, Jembatan Barelang adalah Icon Kota Batam yang pastinya rugi kalau tidak ke sana karena di sana kita bisa melihat pemandangan laut yang sangat luas, indah,dan banyak terdapat pulau-pulau kecil yang ditumbuhi tanaman bakau. Aku mengambil foto di Jembatan Barelang dan taman Jembatan Barelang, Jembatan Barelang dibangun dengan dana Rp.400 milyar, tahun pembangunan 1992-1998. Panjang jembatan adalah sekitar 2.264. jembatan tersebut memiliki 6 rangkaian dimana-masing-masing rangkaian mengambil nama Raja-raja Melayu Riau yang berkuasa dari abad 15 sampai 18. Tinggi jembatan Barelang adalah 38meter. Barelang adalah singkatan dari Batam- Rempang- Galang. Aku tidak sampai ke pulau Galang karena waktu yang kasib. Konon, Pulau Galang terkenal karena menjadi tempat penampungan orang Vietnam di zaman dahulu.

Setelah menikmati keindahan Jembatan Barelang aku mengelilingi Kota Batam di siang hari. Kami makan siang di wilayah Batam Centre. Rumah makan Padang selalu yang aku cari untuk mengisi perut yang tidak bisa kompromi. Setelah makan siang, aku diantar lagi oleh Kak Rika ke beberapa Mall. Tak banyak yang aku beli, lebih utama adalah window shopping. Aku membeli sepasang sepatu warna hitam untuk sekolah, sepasang selop, dan 1 stel baju tidur. Mamaku membeli snack dan baju kaos bertuliskan Batam sebagai oleh-oleh untuk sepupuku. Setelah puas jalan-jalan dan lihat-lihat, aku kembali ke rumah Ibu Sartini waktu malam harinya.

29 Februari 2017

Besok hari nya kami pulang ke kota asalku melalui Bandara Hang Nadim Batam menuju BIM di Padang. Ketakutanku naik pesawat waktu pulang, tidaklah setakut waktu pergi. Dari Padang, aku melanjutkan perjalanan pulang ke rumah tempat tinggal ku di Payakumbuh. Aku bersyukur kepada Allah SWT karena telah bisa berpergian ke Kota Batam yang bersih, tertata dengan rapi, dan asri.

Suatu saat aku ingin kembali ke sana…

“Perjalananku adalah pengalaman berharga bagiku”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post