Iman Tri Nopiansah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Seberapa Gregetnya Menulis?

Seberapa Gregetnya Menulis?

Seberapa Gregetnya Menulis? Oleh Iman Tri Nopiansah

Kembali saya menuliskan ringkasan materi seminar yang diadakan di Whatsapp. Seminar dengan pemateri kak Alya Dwi Agustina dengan tema "Seberapa Gregetnya Menulis." Yuk disimak ringkasan yang sudah saya buat.

Menulis bukanlah hal yang mudah, apalagi ketika kita mengalami stuck, itu sangat menyusahkan dan membuat kita semakin greget terhadap menulis. Betul begitu bukan? Oleh karena itu, di bawah ini ada bagian dari seberapa gregetnya sikap seseorang ketika menulis.

1. Iri Ketika Teman Bisa Menulis

Saat lihat tulisan teman dimuat di media, terbit buku baru. Pastinya timbul rasa iri kan ya? Maksud iri di sini positif. Jadi karena dia mau dan ada keinginan, dicarilah materi kepenulisan, dipelajarinya, dicobanya, dan akhirnya bisa. Dari situlah greget terhadap menulisnya itu terobati dan semakin semangat untuk ikutan menulis juga.

Jadi saat mendapatkan semangat seperti ini pertahankan, jangan mentang mentang yang kamu kagumi itu berhenti malah ikutan berhenti.

2. Rasa Malas yang Selalu Ada

Ada ide keren nih, mau ditulis, tapi kok malas, ya Nanti saja deh. Akhirnya tertunda. Selalu saja ada alasannya. Mulai dari tidak ada waktu, capek, dan lainnya. Padahal ingin tulisannya dimuat, ingin punya buku, tapi untuk menulis dan masih malas dan belum bisa konsisten. Belum adanya kebulatan tekad menulis, akhirnya percuma. Ide kerennya melayang. Bahkan bisa lupa dengan ide sendiri yang akan ditulis.

Giliran sudah ada semangat menulis lagi, tapi pas lihat tulisan teman kok idenya sama ya? Malah malas lagi.

Padahal soal menulis itu, kita yang mengatur dan sesuaikan dengan aktivitas kita lainnya. Lagi pula zaman sekarang itu menulis sudah lebih enak dibandingkan zaman dulu. Menulis bisa di mana saja dan kapan saja. Misalnya di smartphone yang bisa kita bawa ke mana-mana.

3. Memiliki Readers dan Like yang Sedikit

Ini sama halnya dengan penulis wattpad atau platform lain, saat maksud dan tujuan ceritanya sama, hanya beda cara penulisan saja itu pun bisa membedakan jumlah pembaca dan jumlah like. Dari sini timbul lagi rasa greget lagi, akhirnya mencoba mengulang, mengulang dan mengulang. Setelah tau apa saja rahasianya, pasti langsung bikin cerita baru kan? Ide pun langsung bermunculan.

Orang yang pertama membuat merupakan pencipta, yang lainnya pengikut. Bila kamu duluan menulis ide A, dan teman-teman lain menulis ide yang sama, maka dinamakan pengikut. Bukan plagiarisme namanya jika alurnya hasil pemikiran kita sendiri.

4. Ide Datang Tidak Pada Tempatnya

Nah, di poin ke-4 ini bisa dikatakan ketika ide datang pada waktu yang tidak tepat, melainkan ketika kita sedang di jalan, sedang mencuci baju, dan lain sebagainya. Eh, pas mau ditulis idenya ngilang?

Untuk mengatasinya mudah sekali, kalian bisa memancing ide tersebut kembali dengan membaca cerita yang ingin kalian buat, atau bisa juga mendengarkan lagu yang sesuai dengan cerita yang ingin dibuat.

Nah itulah ringkasan materi dari seminar yang penulis ikuti. Semoga bermanfaat dan berkah. Aamiin.

Salam literasi!

Dayeuhluhur, 30 Desember 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hahay... yang nomer 4 tu, sering. Mau tidur, langsung ada ide untuk nulis ap. Mau buka komputer, dimarahin mamak, karena udh waktunya tidor. :D

30 Dec
Balas



search

New Post