Bukan Seperti Narasumber
Hari ini penulis akan menceritakan sebuah pengalaman. Pengalaman yang baru pertama kali dalam seumur hidup. Yuk di simak uraian berikut!
Beberapa bulan ke belakang saya mengunjungi tempat yang bernama Em Studio untuk mengprint tugas sekolah. Tempat ini menurut saya bisa dibilang salah satu Studio terbesar di Desa Panulisan Tengah.
Disini kita bisa mengprint, cover lagu, melayani untuk foto pernikahan, cetak foto, dan yang lainnya. Pelayanannya juga ramah, proses cepat, dan yang paling penting berbagai harganya tidak selangit. Sebenarnya masih banyak untuk pelayanannya hanya saja saya kurang tahu namanya jadi susah menyebutkannya.
Pukul 1 siang, untuk tanggal saya agak sedikit lupa tapi untuk yang lainnya masih ingat karena ada jejak di handphone. Pemilik Em Studio yaitu kak Ridwan menghubungi lewat media sosial Whatsapp yang isinya mengundang untuk menjadi narasumber tentang kepenulisan dalam acara popodkesan. Acara itu seperti menceritakan pengalaman hidup untuk memotivasi para penonton. Awalnya penulis merasa keberatan karena selain pengetahuan yang kurang serta masih belum berpengalaman menjadi narasumber. Tapi fikiran saya berubah setelah kak Ridwan meyakinkan tidak akan sulit cukup menceritakan pengalaman saja dan tidak akan malu serta dengan waktu yang bebas untuk menjadi narsumber. Setelah difikir ulang akhirnha memtuskan mau menjadi narasumber karena sekalian nambah pengalaman.
Selang beberapa hari saya langsung mengunjungi Studio Em dan disambut dengan kak Ridwan. Sebelum dimulai kita ngobrol santai dulu dan menjelaskan tekniknya. Dari obrolan santai ini penulis bisa tahu ternyata kak Ridwan ini dulunya SMK di tempat yang sama seperti saya sekolah saat ini. Subbhanllah senang sekali ternyata lulusan sekolah yang saya tekuni menghasilkan sumber daya manusia yang hebat seperti kak Ridwan ini.
Jujur saja saya grogi dari awal sampai akhir mungkin ini adalah awal saya jadi narasumber. Penulis bisa melihat sebuah ruangan sederhana yang di tata sedimikan rupa sehingga menimbulkan kesan yang baik. Insyaallah jika videonya memang layak ditonton akan di share melalui youtube dan link nya akan di share di facebook Kak Ridwan.
Menjadi narasumber tapi sangat irit dalam berbicara. Aneh bukan? Harusnya narasumber adalah orang yang banyak berbicara eh ini saya malah banyak diam dan akhirnya malah curhat. Ya gimana lagi bingung mau bilang apa.
Ada sesuatu kejadian yang tidak terduga yang membuat saya tersenyum sendiri. Jujur saat itu yang keluar dari mulut penulis adalah isi hati. Seperti kata ini, "Jangan pernah memiliki rasa benci karena kebencian awal dari sebuah kerinduan." Ucapan ini telah saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena di dalam video menggunakan bahasa Sunda.
Alhamdulilah meski pun masih grogi pembuatan videonya bisa berjalan dengan lancar. Setelah itu kak Ridwan ingin membaca beberapa buku antologi yang saya buat. Masyaallah semoga karya yang dibuat penulis bisa bermanfaat. Setiap penulis pasti senang jika hasil karyanya dibaca oleh orang lain. Semoga Em Studio bisa terus berkembang dan menjadi contoh pegiat literasi di desa tercinta ini.
Dari pengalaman yang berharga ini saya menjadi tahu bahwa diam memang perlu tapi bukan berarti harus diam di saat semua situasi. Terima kasih juga kak Ridwan atas waktu dan kesempatan yang diberikan semoga amal kebaikan kakak segera dibalas oleh Allah Swt. Tetap bersama penulis, berkreasi meningkatkan literasi desa, dan kreatif.
Salam literasi!
Cilacap, 17 Desember 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar