Hilya qatrun nailah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Gangster (bab 3)

BAB 3

GANGSTER?!

“Oppa?!” sahutku menghentikan pergerakanku. Laki-laki yang sudah berada di tanah dengan tanganku yang masih menahan bahunya karena memberi kuncian pun menghempaskan tanganku kasar. Jin Ae Eonni tampak pasrah sambil menepuk jidatnya. Aku langsung menutup wajahku dengan kedua tanganku.

“Nee[iya] Soeul-ah,, dia Oppaku, Choi Kwang Sun...!” jawabnya mengeja nama laki-laki tadi dengan benar. Aku tak kuasa menahan malu akibat sudah bertindak berlebihan.

“Joesonghabnida[saya benar-benar merasa bersalah],, mianhamnida!!” tak hentinya aku membungkuk ke arahnya. Jin Ae Eonni menggelengkan kepala tak bisa berbuat apa-apa. Terlihat dari ekspresi laki-laki itu tak ingin memaafkanku tapi, dengan tatapan mematikan yang diberikan Jin Ae Eonni membuatnya mau memaafkanku.

“Gwaenchana,, aku suka gerakan refleksmu...” sahutnya memberi tatapan sinis kepadaku. Aku menggaruk tengkuk leherku yang tak gatal. Masih sempatnya ia memujiku walau badannya sakit karena ulahku.

“Kajja Oppa,, Soeul-ah! Aku pulang dulu ya,, Gomawo[terima kasih] karna sudah berusaha melindungiku walau dari Oppaku sendiri...” lanjutnya pamit padaku. Aku hanya tertawa kecil mendengar perkataannya. Baru beberapa saat setelah mereka pergi, mobil Appa berhenti tepat di hadapanku.

“Omo! Kenapa Appa bisa tau kelasku sudah selesai,, aku kan tidak ada menghubungi Appa...?” sahutku semenjak Appa keluar dari mobil menghampirimu. Ia hanya melontarkan senyum manisnya.

“Kajja kita jemput Eonnimu di sekolahnya...” ia tak menjawab pertanyaanku segera mengajakku masuk ke dalam mobil. Aku mengikuti perintahnya. Selama perjalanan aku enggan bersuara kembali termenung seperti biasanya. Tanpa sadar kami sudah sampai di sekolah Yoo Ra Eonni. Kami turun sejenak mencari keberadaannya. Baru semenit mencari,, tampaklah sosoknya melambai ke arah kami.

“Appa,, itu Eonni!” kaduku. Aku membalas lambaiannya.

“Mianhae Soeul-ah,, aku ada kelas tambahan tadi jadi aku tak bisa menjemputmu...” sahtunya pertama kali. Aku tertawa kecil.

“Sapalah Appa dulu Eonni...” ujarku tak peduli dengan ucapannya tadi. Ia cengengesan tak jelas.

“Gomawo Appa sudah mau menjemputku...” Appa hanya menebar senyumnya lagi. Kami pun bergerak masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu lama, Appa menggas mobil menuju rumah. Suasana mobil hening tak ada yang mau membuka topik sampai akhirnya kami tiba di rumah.

“Yoo Ra-ssi,, nanti datanglah ke ruangan Appa ajak juga Oppamu...” sahut Appa langsung berlalu masuk ke dalam rumah. Aku menatap kepergiannya bingung. Jin Ae Eonni yang peka maksud dari tatapanku pun angkat suara.

“Tak perlu berpikir yang aneh-aneh Soeul-ah,, Appaku tetaplah Appamu, mungkin ada hal penting yang kamu tak perlu tau,, jangan murung oke?!” aku membalasnya dengan senyum ikhlas.

“Aku tak pernah berpikir seperti itu Eonni...” ia pun tersenyum lega. Kami berjalan masuk ke dalam rumah dan masuk ke kamar masing-masing.

Skip 3 tahun kemudian...

Hari-hariku mulai disibukkan dengan kegiatan sekolah. Tanpa aku sadari umurku sudah memasuki tahun ke 10. Pagi ini, di hari minggu yang damai aku menghabiskan waktu berkeliling rumah. Sudah lama aku tak melihat keadaan rumah. Dulu aku tak pernah bosan berkeliling di rumah yang sangat besar ini.

Yoo Ra Eonni? Setiap hari minggu ia melakukan olahraga rutin di taman Namsan. Ia sudah pernah mengajakku untuk ikut berolahraga tapi, aku yang menolak dengan alasan ‘badanku lebih sehat dari badanmu Eonni’ akhirnya aku mendapatkan jitakan tepat di keningku.

“Haahh...” aku mendudukkan pantatku ke kursi taman di belakang rumah sambil menghela nafas panjang. Menjalani hidup yang alurnya itu-itu saja membuat rasa bosan dalam diriku bergejolak. Ingin rasanya aku kabur dari rumah ini dan menjalani hidup baruku tanpa ada yang mengaturnya. Tapi, bodyguard-bodyguard yang Appa punya terlalu banyak sampai-sampai di setiap sudut rumah ada satu dari mereka.

“DORR!” tiba-tiba seseorang mengejutkanku dari belakang.

“Omo!!” aku memegang dadaku menahan keterkejutanku spontan menoleh ke belakang mencari tau siapa yang telah mengejutkanku. Terlihat wajah jelek Yeon Jin Oppa tepat di depan mataku.

“Yak! Oppa! Kau hampir membuatku memiliki penyakit jantung, Aiiissshh...” keluhku kesal. ia hanya membalas dengan cengengesan seperti tak punya salah apa-apa. Aku memutar bola mataku pasrah.

“Apa yang kau lakukan di sini??” tanyanya menghiraukan kekesalanku.

“Ani,, aku tidak melakukan apa-apa...” jawabku ketus. Ia terkekeh pelan.

“Yak! Aku hanya bercanda Soeul-ah,, kau tega marah pada Oppamu ini??” akhirnya aku menghela nafas berat.

“Bagaimanapun kau tetap Oppakuu...” kuberikan senyum termanisku ke arahnya. Ia pun membalas lebih manis.

“Ada apa Oppa? Kenapa kau bisa tau aku di sini??” ujarku membuka topik.

“Anii,, aku hanya ingin menemanimu...” jawabnya sambil merenggangkan tangannya dan turun sambil merangkulku. Aku terkekeh kecil.

“Tak biasanya dia seperti ini...” gumamku pelan tapi, masih bisa di dengarnya.

“Apa salahnya aku bersikap seperti ini kepada adik kecilku sendiri...” lagi-lagi aku terkekeh kecil mendengarnya. Aku mulai bergerak bersender dalam rangkulan tangannya itu. Nyaman sekali. Seketika aku teringat akan sosok Oppa kandungku yang masih belum diketahui keberadaannya. Aku selalu yakin jika Oppaku itu belum mati. Ia pasti sedang mencari keberadaanku.

“Haaahh,, nyaman sekali bukan?! Aku jadi tidak rela membiarkanmu di kirim Appa ke pasukan gangster Appa...” sahutnya. Perkataannya berhasil membuatku bangun dari sandaran itu lalu menatapnya intens.

“Maksud Oppa apa?!” tanyaku mengintimidasi. Ia menepuk jidat seperti berkata ‘keceplosan deh’. Aku terus menatapnya sampai ia mau menjelaskan maksud perkataannya tadi.

“Anii,, maksud Oppa--...” aku memotongnya.

“Kau jangan mengelak lagi Oppa,, aku mendengarnya dengan jelas,, gangster apa maksud Oppa?! Apa itu gangster?! Cepat jelaskan...!” aku sedikit meninggikan nada bicaraku bukan membentak tapi, tegas. Ia bingung harus mulai menjelaskan dari mana. Aku kembali menatapnya tajam.

“Haah,, belum waktunya kau tau tentang ituu,, Oppa hanya keceplosan tadi,, aku kan sudah bilang tidak rela melepasmuu...” aku menggelengkan kepala tak puas dengan jawabannya. Aku berdiri lalu segera meninggalkannya di sana sendirian. Ia menatap kepergianku sendu.

Aku masuk ke kamar membanting pintu lalu menguncinya. Bertambah sudah kebingunganku. Timbul lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat kepalaku penuh menampungnya.

‘Gangster?! Apalagi itu?? Oppa bilang Appa akan mengirimku ke pasukan gangster itu?! Pasukan apaa?? Aku kan perempuan tak mungkin ikut berperang...’ aku meremas rambutku pusing memikirkan semua ini. Aku meringkuk di samping kasurku mengeluarkan semua kegelisahanku melalui tangisan. Ini tangisanku yang keseribu kalinya. Tak bisa kuhitung lagi seberapa banyak aku menangis memikirkan semuanya. Stress. Itulah yang aku rasakan sekarang.

Waktu berlalu begitu cepat. Aku masih di posisi yang sama. Melipat kedua kakiku lalu memeluk lututku serta menenggelamkan wajahku menangis. Sekarang airmataku sudah habis. Aku terdiam nyaman dengan posisi itu. Sampai suara ketukan pintu membuyarkannya.

“Soeul-ah,, kajja turun sudah waktunya makam siang,, tadi pagi kau juga tidak sarapan...” ini sudah panggilan kesekian kalinya dari Yoo Ra Eonni tapi, aku tetap tak menggubrisnya. Aku masih tak terima dengan perkataan Yeon Jin Oppa.

“Park Soeul-ssi!! Keluar atau Appa dobrak pintu kamarmu...” suara itu berhasil menimbulkan ketakutanku. Aku mulai mengeratkan pelukan kakiku menunggu pintu itu terlepas dari engselnya. BRAKK!!! Aku bergetar ketakutan.

“Park Soeul-ssi!!!...” Appa memanggil nama lengkapku tegas. Tapi, ia tak melanjutkan perkataannya. Terdengar suara langkah kaki mendekatiku. Badanku bergerak spontan merapat ke kasur.

“Sayangg,, kajja makan bareng Appa, Nee??” bujuknya sangat lembut. Aku menggeleng kuat masih menutupi wajahku di antara kedua kakiku. Ia mengangkat wajahku perlahan dan terpampanglah wajah sembabku sedikit menyisakan airmata di kelopak mataku membuat Yoo Ra Eonni miris melihatnya.

“Aigoo,, betapa jeleknya wajah anak Appa,, kajja ikut Appa...” ia menarik tanganku menggiringku ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahku. Aku hanya bisa menurut sekarang. Setelah selesai, Yoo Ra Eonni mengambil alih tangan Appa dan menggenggam tanganku erat. Aku mengikuti langkah kaki mereka menuruni anak tangga menuju ruang makan. Di sana sudah ada Yeon Jin Oppa.

Aku berusaha untuk tidak menatap matanya yang sedang menatapku sendu. Aku duduk tepat di samping Yoo Ra Eonni. Di depanku Yeon Jin Oppa dan di depan Yoo Ra Eonni Appa. Aku menunduk tak ingin menatapnya lebih jelas.

“Soeul-ah,, --...” panggilnya tapi, segera di potong Appa.

“Kau ingin menu apa Soeul-ah??” tanyanya. Lagi-lagi aku menggeleng tak nafsu makan. Ia bergerak menuangkan menu nasi goreng kimchi[makanan korea] ke atas piringku. Aku menghentikan tangannya saat ia menuangkannya terlalu banyak.

“Sudah Appa,, aku tidak terlalu lapar...” aku memberikan fake smileku. Ia membalasnya dan mulai melahap makanan masing-masing. Mata Yeon Jin Oppa tak hentinya menatapku sedari aku datang sampai seusai makan ini. Aku mulai bergerak menuju kamar setelah menghabiskan makananku.

“Park Soeul-ssi...” panggil Appa. Aku menghentikan langkahku berbalik menatapnya.

“Jangan pikirkan perkataan Oppamu,, dia hanya mengada-ngada,, tidak mungkin aku akan mengirimmu ke, ke apalah nama tempatnya itu Appa saja tidak tau,, Appa menyayangimu,, tak semudah itu Appa mengirimmu kemana saja tanpa seizin darimu,, Appa sangat menyayangimu ingat itu...!” tegasnya. Aku mengangguk mengiyakan walaupun di hatiku masih belum percaya dengan perkataannya.

------

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post