Fesyta Kidnafa Putri Karomah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu dan Panti Wreda

Ibu dan Panti Wreda

Jika berbicara mengenai sosok ibu, memang tidak akan ada habisnya. Wanita yang telah melahirkan kita di dunia ini, yang tanpa pamrih merawat kita. Sosok yang lembut dan penyayang itu, tak akan bisa tergantikan oleh apapun.

Banyak hal yang telah kita lalui bersama ibu. Kenangan–kenangan itu tidak akan pernah terlupakan. Waktu kita di dunia ini banyak kita habiskan bersama sosok ibu. Sekarang, coba kita perhatikan sosok malaikat tak bersayap itu. Tubuhnya yang telah rentan, penglihatannya yang sudah tak sejelas dulu lagi, serta kerutan–kerutan pada wajah yang telah terlihat jelas. Tetapi, ia masih membersamai kita sampai saat ini tanpa mengeluh sedikitpun.

Sebagai seorang anak, apakah pernah kita membalas kebaikan seorang ibu?. Apakah pernah kita menyenangkan hati seorang ibu?. Sungguh, sebesar apapun hal yang telah kita lakukan tidak akan bisa membalas segala pengorbanan sosok ibu. Tetapi, apa yang terjadi sekarang?. Banyak anak–anak yang rela mengirimkan ibunya ke panti wreda. Dimana letak hati kalian, sampai tega melakukan hal seperti itu kepada sosok yang telah mempertaruhkan hidup dan matinya untuk dapat melahirkan kita ke dunia ini.

Bahkan, data terakhir yang didapat dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur mengenai Penghuni Panti Sosial Tresna Werdha (Lanjut Usia), bahwa pada tahun 2017 terdapat 517 wanita yang telah terdaftar pada Panti Wreda. Hingga pada suatu waktu, saya bertemu oleh seorang nenek yang pernah dikirim ke panti wreda oleh sang anak. Dengan alasan sudah tidak mampu merawat beliau karena sibuk bekerja.

Nenek itu bercerita, hatinya sangat hancur saat tahu bila sang anak akan mengirimkannya ke tempat tersebut. Ia tidak bisa melakukan aktivitas dengan tenang, hatinya selalu terasa gundah, marah, kecewa, semuanya tercampur menjadi satu. Hingga beberapa bulan di panti wreda, kesehatan dari nenek ini semakin menurun. Berbagai usaha penyembuhan, sudah dilakukan oleh pihak panti wreda. Dari membawanya ke dokter, memberikan perhatian khusus, serta konsultasi rutin dengan psikolog panti wreda. Nyatanya tidak bisa, nenek itu hanya ingin ia dikembalikan kepada keluarganya. Pihak panti wredapun tidak bisa berbuat apa–apa. Mereka langsung menghubungi keluarga nenek tersebut untuk membicarakan hal ini.

Akhirnya, nenek itu sekarang telah kembali bersama keluarganya. Sang anakpun menyesal telah mengirim ibunya ke panti wreda. Nenek tersebut berbicara pada saya, bahwa ia hanya ingin didengar oleh anaknya. Ia hanya ingin menikmati masa tua dirumahnya sendiri. Tidak apa meskipun sang anak pergi bekerja dan sibuk dengan keluarganya, asal tidak lupa menengoknya sesekali. Kata terakhir yang nenek itu bicarakan kepada saya adalah “nggak enak nduk tinggal ditempat lain, kurang nyaman. Mau gimanapun keadaannya, rumah sendiri tetap yang paling nyaman untuk ditinggali.”

Sebenarnya, sangat banyak pro dan kontra dalam hal ini. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka berhak memasukkan ibunya yang telah lanjut usia ke panti wreda karena sang ibu memiliki penyakit fisik yang serius. Serta banyak yang sudah mengalami demensia. Mereka butuh penanganan intensif dan para anak–anak yang telah sibuk dengan pekerjaan. Keluarganya, juga jarang sekali memiliki waktu untuk merawat ibunya. Hal itu yang akhirnya memunculkan rasa takut yang mendalam bagi setiap ibu yang telah lanjut usia. Mereka menganggap bahwa panti wreda merupakan tempat yang menyeramkan dan seakan dibuang oleh sang anak jika mereka dititipkan disana.

Teman–teman, kita bisa belajar dari kisah diatas. Bahwa, ibu sebenarnya sangat tulus menyayangi sang anak entah apapun yang anaknya telah perbuat. Maka dari itu, sayangi dan cintai ibu kita selama masih ada di dunia ini. Karena, kelak kita sebagai wanita juga akan merasakan bagaimana menjadi sosok seorang ibu.

Selamat hari ibu untuk semua ibu–ibu hebat, semoga atas semua pengorbananmu kepada kami, engkau bisa mendapatkan balasan kebaikan yang setimpal kelak.

BIODATA PENULIS

Fesyta Kidnafa Putri Karomah, lahir di Jember, 12 Juni 2005. Saat ini bersekolah di MAN 2 Jember dan menduduki kelas 11 IPA. Ia dapat dihungi melalui email **(censored)** dan nomor whatsapp **(censored)**

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post