Felix Keita Candra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Satu Lembar Seribu Pengetahuan

Satu Lembar Seribu Pengetahuan

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan itulah yang pepatah katakan tapi menurutku bukan seperti itu buku lebih dari itu, buku adalah penerang dan harapan bagi kita semua. Didalam buku terdapat ilmu yang diturunkan oleh orang orang terdahulu yang dapat digunakan sebagai harapan untuk membangun dunia dan membuat dunia menjadi lebih baik. Buku tak dibatasi oleh dengan waktu. Tanpa tulisan yang di tulis di kertas kita tidak akan mencapai peradaban yang maju ini. Maka dari itu saya akan memberikan pengalaman saya dengan buku, dan bagaimana cara buku memunculkan orang orang sukses maupun terkenal, maupun buku mempengaruhi dunia.

Anak yang ambisius tak tahu batasannya dan selalu ingin lebih, rasa ingin tahunya seperti rasa lapar yang tak bisa hilang, ya itu adalah saya. Mereka selalu menyebutkan bahwa saya seperti terkena kutukan, dan penyakit yang tak bisa hilang. Hingga suatu saat ibu saya membawa “obat pereda” yaitu buku, buku menjadi candu tersendiri bagi saya ketika saya selesai membaca satu buku saya meminta buku yang lain kepada ibu saya. Ibu saya selalu membeli buku dengan genre misteri dan sains, dan saya menjadi suka dengan genre genre tersebut. Pada akhirnya saya memiliki cita cita yaitu ilmuwan yang saya dapat karena saya menyukai membaca buku sains. Tak lama kemudian saya terkejut karena sebagian besar teman teman saya yang mempunyai cita cita adalah orang yang sering membaca buku.

Pada tahun 5 abad Sebelum Masehi di China di Kerajaan Wu seorang panglima perang yang bernama Sun Tzu menulis sebuah buku, buku itu berjudul The Art of War yang artinya Seni Berperang lalu memberikanya kepada sang raja. Ketika sang raja ingin menginvasi wilayah lain, sang raja menggunakan taktik yang ada pada buku Seni Berperang dan berakhir dengan sang raja berhasil menambah daerah kekuasaannya. Mungkin kalian akan bertanya kepada saya mengapa saya memberikan contoh yang terjadi pada zaman dahulu. Ini jawaban saya, yang menarik adalah buku Seni Berperang masih digunakan hingga zaman sekarang. Sekali lagi ini menegaskan bahwa buku tak dibatasi oleh waktu

Sangat disayangkan Indonesia negeri kita tercinta ini warganya memiliki tingkat membaca yang rendah, diantara 70 negara kita peringkat 62. Padahal jika Indonesia ingin menjadi negara maju rakyatnya harus suka membaca, seperti Finlandia, Swedia, dan Belanda.

Pada akhirnya kita paham bahwa buku memang menjadi penerang, harapan, dan pembimbing kita di masa depan. Buku tak dibatasi oleh waktu dan juga buku tak harus berupa pembelajaran, bisa juga berupa hiburan dan informasi. Sangatlah tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa satu lembar dari sebuah buku berisi seribu pengetahuan. Bahkan ilmuwan ternama Nikola Tesla pernah berkata “Dari semua hal, saya paling suka buku”. Maka dari itu kita paham bahwa buku adalah salah satu benda terpenting di dunia dan membaca adalah hal terpenting.

Biodata Penulis :

Nama saya Felix Keita Candra. Saya lahir di Jakarta, 13 November 2008. Sekarang saya bersekolah di SMP KELUARGA KUSUMA MARSUDIRINI.

Email : **(censored)**

Nomor Telepon : **(censored)**

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post