Berkembangnya teknologi dan masuknya dunia digital ke dalam lingkup kehidupan mengubah banyak hal, salah satunya adalah perilaku manusia. Era digital secara langsung dapat mengubah perilaku dan pola pikir manusia dalam kehidupan sehari hari. Perubahan perilaku dirasakan oleh masyarakat, tak terkecuali perubahan perilaku yang di alami para pelajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Digitalisasi adalah proses pemberian atau pemakaian sistem digital. Proses digitalisasi berkembang sejak adanya kemajuan penggunaan teknologi, komunikasi, dan informasi di era Revolusi Industri 4.0. (Klobility.id)

Proses digitalisasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dari waktu ke waktu. Proses tersebut telah menciptakan banyak perubahan dan kemudahan salah satunya adalah perubahan perilaku masyarakat akibat digitalisasi. Digitalisasi mencakup beberapa aspek salah satunya adalah Digitalisasi Pendidikan. Digitalisasi pendidikan merupakan isu yang mendapat perhatian publik dalam beberapa bulan terakhir.

Pandemi Covid-19 telah memaksa siswa, guru, dan sekolah merasakan pendidikan yang berbasis teknologi digital. Hasilnya, banyak pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan mengeluh kesulitan dengan sistem baru yang telah ditetapkan.

dilansir pintek.id.

Akibat dari pandemi covid-19 ini membuat pelajar harus beradaptasi dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Pelajar dituntut untuk selalu menggunakan gawai dalam setiap pembelajaran, hal ini memicu perubahan perilaku para pelajar. Salah satu contoh dari perubahan perilaku tersebut adalah a). Siswa menjadi seenaknya dalam pembelajaran daring; b). Kurang efektifnya pembelajaran sehingga banyak siswa yang menyontek ketika ulangan; c). Kurang mendukungnya ekonomi siswa dalam menyediakan gawai sehingga banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran secara maksimal.

Teknologi memiliki pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dalam membantu pendidik dalam melaksanaan proses kegiatan belajar mengajar dan komunikasi sebagai kontrol peserta didik dirumah maupun kontrol orang tua disekolah. Namun ada juga dampak negatif, hanya bagaimana pendidik dan orang tua dapat mengontrol dan mengawasi peserta didik agar tidak terjerumus dalam dampak negatif perkembangan teknologi.

Biodata singkat

Faulia Hartanti lahir pada 10 Juli 2005 di Ciamis, Jawa Barat. Bertempat tinggal di Jl. Raya Lakbok, Dusun. Kalapagada, Desa Kalapasawit RT 16/ RW 04, Kec. Lakbok, Kab. Ciamis. Saat ini duduk di kelas XII Bahasa dan memiliki hobi menyanyi. Aktif dalam kegiatan Pramuka dan hiking. Memiliki cita-cita menjadi pengusaha. Bisa dihubungi di nomor telepon/WA **(censored)**. Akun instagram @fauliaaaha.