Fatimah Rasyida

Arsip Kolaborasi antara pikiran perasaan dan jari jemari Fatimah Rasyida sesuai dengan nama akun ini ps arsip diupload sesuai dengan keinginan

Selengkapnya
Navigasi Web

Lika-liku Mahasiswa

Lika Liku Mahasiswa

*Part 1*

“Nama gua Dinamika Prasetyo, panggil aja Dika, dan—Hei kalian di pojok sana! Sedang mentertawakan apa?! Ingat ya, nama itu bukan dibuat bahan bercandaan, itu pemberian dari orang tua kalian! Gua ketua Perserikatan Mahasiswa di kampus ini, dan kalian....”

“Astaga, itu Dika gak pake mic lho” kata Andre.

“Itu mulut apa toa masjid si?” tanya Hasan, Arka dan Dean menggeleng berbarengan. Seiya melindungi telinganya dengan earphone.

“Selamat dan sukses untuk kalian yang bisa lulus tes masuk kampus ini, gua sebagai ketua BEM berharap agar kalian yang berada di lingkungan kampus ini mentaati— WUAH-PFFFT

Semua orang menatap ke sumber suara. Andre yang mulutnya sudah ditutup oleh Dean dan Arka, Hasan yang menutup mukanya dengan Alqur’an, dan Seiya yang masih kalem.

Aura-aura Dika sudah mulai memasuki balkon studio Andre. Mereka semua mundur menabrak tembok sambil menelan ludah.

“Parah sih, kalo misal kita disuruh ke bawah,” kata Dean, tiba-tiba salah satu bawahan Dika datang.

“Lho, Sel, ngapain disini?” tanya Andre, “Kak Andre dan yang lain ditunggu sama Kak Dika di bawah,” kata Selena.

“Oh, ok, makasi,” kata Andre. Hasan menyikut perut Andre, “bucin mulu.” Dean dan Arka menahan tawa.

“Ekhem, awas aja nanti nangis-nangis,” ejek Arka,

“Hihi, udah yang keberapa ni? Keknya kemarin baru nangis-nangis,” ejek Dean. "Sekongkol mulu loe berdua, ga pengen sahabatnya bahagia napa,” kata Andre.

“Bacot kalian, Dika kan suka memperpanjang masalah,” kata Seiya. Andre, Dean, dan Arka langsung diam mematung.

Mulai keluar dari tangga darurat, mereka sudah ditatap oleh ratusan orang termasuk Dika. Mereka seperti orang melakukan tindak kekerasan di televisi. Dika sudah mengirim sinyal ancaman kepada mereka.

“Nah, perkenalkan ini sohib gua dari awal masuk kampus, meski memang bukan Perserikatan Mahasiswa, mereka bisa membantu kalian di jurusan kalian jika memang sama,” kata Dika sambil merangkul Seiya, Perkenalkan diri lu pada atau gua teror.

Seiya angkat bicara, dengan bantuan toa dari Dika yang siap siaga. “Seiyandracka, jurusan teknik, tidak ada pertanyaan, terima kasih.” Mahasiswa baru terbengong-bengong dan beberapa hendak bertanya dan dicegat oleh Seiya.

Selanjutnya, Dean, si oppa kampus “Eh emm, namaku Deanka Adikacandra, jurusan sastra inggris, terimakasih~,” mukanya yang polos dengan senyum lucu membuat banyak mahasiswa baru khususnya cewe, melted.

“Kak, kakak oppa oppa lokal ya?” tanya salah satu MABA, Dean hanya menggaruk-garuk pipinya, “Kak, mau dong jadi pacar kakak!” kata salah satu MABA laki-laki, Dean langsung berlindung di belakang Sey, semua MABA melted melihat tingkah laku Dean dan Sey.

“Kalo nge-gay liat-liat tempat dong mas, ini kampus,” kata Hasan, perkataannya yang menusuk beberapa MABA.

“Assalamualaikum wr wb. Namaku Hasan Al kareem, jurusan sastra Arab, salam kenal,” kata Hasan, salah satu MABA mengancungkan tangan, “Kak Hasan yang waktu itu masuk TV pas Raja Salman ke Indo kan?” tanyanya, Hasan tersenyum dan mengangguk. Semua orang ber-wah ria.

“Berarti Kakak ada hubungan darah dong?” tanya MABA, “termasuk cicit sih, tapi beliau sibuk, jadi jarang komunikasi,” jawab Hasan. Pertanyaan untuk Hasan ditutup dan giliran Andre. Andre yang sedari tadi fokus mendengarkan musik langsug ditepuk oleh Hasan.

Handphonenya terjatuh dan terdengar suara lagu. “Ini kan lagu yang lagi trend itu,” kata salah satu MABA, “Coba, search lagunya di google,” perintah Andre.

“Judul lagunya *PIIIIIIP*, komposer dan penulis lagunya Andre Nasution,” jawab salah satu MABA, Andre tersenyum.

“Nama gue Andre Nasution, jurusan seni musik, salam kenal,” katanya, seluruh Maba riuh dengan tepuk tangan, dan mulai banyak yang ingin bertanya.

“Bagaimana cara Kak Andre menciptakan lagu yang selalu masuk top 1 music di Indonesia?” Andre menunjuk kepalanya. “Kalau ini gak dipake, buat apaan?” tanyanya.

“Berapa banyak lagu yang telah diciptakan?” Andre mengangkat bahu, “Semuanya ada di JOQOX dan Soeportiepay,” jawabnya, beberapa MABA langsung mengecek aplikasi itu, dan kembali bertepuk tangan riuh.

“Nama gua Arkagaska Alashka, jurusan TIK, salam kenal,” kata Arka, beberapa MABA cewe langsung falling in love dalam pandangan pertama. Mulai banyak MABA yang bertanya dan sedikit curi-curi perhatian.

“Blasteran ya kak?” Arka mengangguk, “Indo-Jerman.” Beberapa kawanan cewe langsung berteriak histeris. Arka hanya tersenyum.

Selepas perkenalan dadakan akibat ulah bersin Andre, mereka kembali ke markas mereka—studio musik Andre. Dan beberapa lama setelah itu, Dika bergabung dengan mereka.

Beberapa orang berdecak saat Dika datang. “Kenapa kalian?” tanya Dika, Dean menggeleng. “Tadi ngapain kau nyuruh kita ‘memperkenalkan diri’ di hadapan anak-anak baru?” tanya Hasan.

“Karena peraturannya seperti itu” jawab Dika, “Peraturan apaan? Kita sama sekali gak tau lho, tiba-tiba disuruh kedepan kenalan ama ratusan orang,” kata Arka.

“Kalian gak denger pas gua pidato? Kan pas itu kalian di balkon,” tanya Dika, mereka menggeleng bersamaan.

“Bener kata Dika, dia ngomong kok tapi Dika ngomongnya saat Andre bersin” kata Seiya yang masih memainkan handphonenya. “Tau darimana kau?” tanya Andre, “Handphoneku gak sengaja kunyalakan auto recording,” jawabnya sambil memulai voice recording.

Mereka semua berhenti bertengkar, dan mendengus. “Yah, tapi gegara itu semua orang jadi tau kalau aku ada hubungan darah ama Raja Salman, emang mukaku arab banget ya?” tanya Hasan, semua orang mengangguk setuju.

“Tapi kau lebih pendek dari orang arab kebanyakan,” kata Dean polos, Andre menyikut perutnya. “Sialan kau,” Hasan melempar bantal ke Dean.

“Ati-ati ya, Ka,” kata Seiya,

“kenapa?” tanya Arka,

“Besar kemungkinan banyak yang naksir elu, jaga diri,” kata Seiya,

“Iya-iya santuy,” kata Arka,

“Bilang-bilang ya Ka, kalau ada yang nembak elu” kata Andre.

“Kenapa kalian jadi kayak Bunda sih?” tanya Arka,

“Karena kita ditugasin Bunda buat jagain elu,” jawab Dika.

“Dik, urus tuh yang gay, masa Dean yang jadi sasaran,” kata Hasan, Andre dan yang lain mengangguk setuju—kecuali Dean yang tak mengerti apa-apa.

“Lho emang gay apaan?” tanya Dean, “Menurutmu apa?” tanya Andre,

“Kedengarannya menjijikan sih,” jawab Dean, “Udah sampai itu aja kau taunya” kata Seiya.

Hasan yang sudah tau perannya sebagai apa langsung mengajak Dean beli cemilan. Yang lain hanya menghela napas dan melanjutkan kegiatan masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post