Fatimah Rasyida

Arsip Kolaborasi antara pikiran perasaan dan jari jemari Fatimah Rasyida sesuai dengan nama akun ini ps arsip diupload sesuai dengan keinginan

Selengkapnya
Navigasi Web

I Want You Proud of Me

Tangan kecil yang berusaha menopang pipi yang terlalu besar daripada tangannya. Sesekali menghela napas saat melihat-lihat sosmed miliknya. Tersadar bahwa yang ia lakukan setahun ini tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain di dunia maya. Ia melirik layar laptopnya. Terpampang gambar buatannya yang baru setengah selesai. Kemudian melirik layar ponsel yang terpampang gambar buatan orang lain. Lalu menghela napas lagi.

Ia menampar pipinya sendiri, kemudian melanjutkan hobi menggambarnya itu. Ia tidak terlalu peduli dengan bagaimana gambar orang lain yang terlihat lebih bagus darinya. Terpampang besar poster yang hampir mengisi seluruh dinding.

‘TIDAK PEDULI BETAPA BAGUSNYA GAMBAR ORANG LAIN, PUNYAMU SAMA BAGUSNYA DENGAN MEREKA. SKILL ORANG BERBEDA-BEDA. JUST BE YOU.’

Ditulis besar-besar dengan tinta hitam. Dan mulai sedikit sulit dibaca karena cahaya kamar remang-remang. Terkesan berantakan dengan banyaknya cat di seluruh dinding yang belum dibersihkan. Kanvas yang belum selesai berserakan di sudut kamar. Hanya kasur yang sengaja dibersihkan. Meja belajar dimana ia setiap harinya melakukan pekerjaannya, dan hobinya.

Sesekali meneguk kopi kaleng sambil melanjutkan gambar digital nya di laptop. Nyamuk yang mendengung ria sudah tidak lagi menjadi masalah kecil yang akan mengganggunya.

Sebelum dia menyelesaikan gambarnya, mari kita lihat tempat yang ia biasa menyimpan gambar digitalnya. Ya. Internet. Aplikasi yang berlogo burung dan kamera adalah tempatnya bernaung.

Yang penting disimpan, mau dilihat apa tidak, aku tidak peduli.” Begitu katanya.

Tapi sebenarnya itulah yang membuatnya masih menggambar hingga saat ini. Ia ingin di puji. Bukan. Dia bukan orang yang seperti itu. kau akan tau setelah melihat akunnya yang sepi dengan komentar. Hanya ada ‘suka’ di setiap gambarnya. Itupun dari teman-temannya yang kebanyakan terbiasa mengetuk layar ponsel dua kali setiap ada kiriman gambar darinya.

Dan karena itulah banyak gambar yang belum ia selesaikan karena tidak tahu apakah yang ia gambar itu bagus atau tidak bagi orang lain. Dan akhirnya ia melakukannya dengan setengah hati hanya karena untuk men-posting gambar setiap minggunya. Padahal menggambar adalah hobi kesukaanya dari ia masih sekolah. Ia dipuji saat itu.

“Wah keren! Gila! Gambarmu keren sekali!”

Sehingga seluruh sekolah mengenal gambarnya, dan semua orang memilihnya saat pensi untuk mendesain gambar. Tapi saat itu ia tidak terlalu mengerti dengan perasaannya sendiri. Dia senang karena di puji, tapi entah kenapa kata-kata pujian itu tidak sampai hingga ke dalam dirinya. Lalu mencoba membuat akun ‘menggambar’ miliknya. Dengan harapan ia bisa mengetahui kata-kata pujian yang bisa masuk ke dalam dirinya.

Hingga sekarang ia masih menunggu seutas kalimat itu datang kepadanya. Ia akan menunggunya.

PING. Suara notifikasi ponselnya. Ia hanya melirik, membaca kalimat penting di notifikasi.

“Gambarmu jelek, lebih bagusan punyaku!.”

Ia kemudian memasang muka aneh. Hah? Ngeselin amat, pikirnya. Ia mengambil ponselnya dan mulai men-stalking akun itu. Sambil meneguk kopi kalengnya ia melihat-lihat akun itu.

Hampir tertawa karena melihat gambar-gambar milik ‘akun’ itu. Setelah melihat beberapa gambarnya, ia mengetahui. Akun itu dimiliki oleh anak SD, yang gambarnya ya- setara dengan anak SD pada umumnya.

Setelah menganggap remeh akun itu. Ia menyadari sesuatu. Ia mengusap wajahnya sambil tertawa. Dia menyadari bahwa komentar itu sedikit mengenai dalam dirinya. Ia mengirim pesan kepada akun itu.

Terimakasih komentarnya, kau menyadariku tentang sesuatu, gambarmu juga bagus! Belajar terus ya, tulisnya dan kemudian mengikuti akun itu.

Kemudian menulis sesuatu di layar laptopnya, lalu menghempaskan dirinya ke dunia kapuk.

bēiNG ā (h)yo͞omən

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus kak!

20 Feb
Balas

Terima kasih !

22 Feb



search

New Post