Fatimah Rasyida

Arsip Kolaborasi antara pikiran perasaan dan jari jemari Fatimah Rasyida sesuai dengan nama akun ini ps arsip diupload sesuai dengan keinginan

Selengkapnya
Navigasi Web

How to Human Being? (6)

1. Chapter 6

Aku terengah-engah saat sampai ke kedai. Sedikit membanting pintu belakang saking paniknya, hingga bos menatapku dengan heran lalu tersenyum kecil.

Ara~ kukira orang sepertimu tidak akan pernah telat. Ayo, bantu aku beres-beres sebelum membuka kedai,” katanya. Aku masih terengah dan menaruh tasku di loker. Aku membungkuk.

“Maafkan aku karena telat.” Bos hanya melirikku dan kembali mengangkat kardus berisi sayuran segar yang baru saja diantar dari truk.

“Kau hanya telat satu menit, dan ini juga pertama kalinya kau telat, masih kumaklumi,” jawabnya. Aku menghela napas lega.

Setiap pagi tidak terlalu ramai karena sepertinya berat kalau makan katsudon ramen di pagi hari. Tapi ada saja yang sekedar minum atau nongkrong tidak jelas di kedai. Semua pekerjaan yang kulakukan di pagi hari sudah selesai. Tidak ada yang datang ke kedai.

Tidak ada yang bisa kulakukan seperti ini membuatku bosan. Tidak ada orang yang lewat membuatku tidak ada bahan untuk kupikirkan. Bos juga sedang keluar sebentar dan meninggalkanku sendirian tidak berdaya di kedai yang hanya bisa menatap jam.

Setelah beberapa menit, bos kembali membawa kotak kayu lumayan besar seperti kotak sake yang *ekhem, mahal dan tentunya berkualitas.

“Ada acara apa sampai membawa wine?” tanyaku.

“Ah, itu.. hm. Nanti malam aku ada reuni SMA,” jawab bos. Raut wajahnya terliat sangat senang. Aku menatap bos hingga menaruh kotak itu di lemari kecil.

“Murata-san, menurutmu menjadi manusia biasa seperti apa?”

“Hm? Memangnya kau ingin menjadi manusia?” Bos bertanya balik, aku tidak mengerti apa maksudnya hingga mengangkat salah satu alisku.

“Ah, maksudku, kenapa harus ditanyakan lagi. Kau bisa menemukan jawabannya sendiri tanpa kuberi tahu jawabannya. Nah, menurutmu seperti apa?”

“Hm, memiliki kebahagiaan dalam hidupnya? Aku tidak terlalu yakin sih dengan jawabanku.”

Bos tertawa mendengar jawabanku, dan berkata tentang sesuatu yang aku tidak tahu dan tidak mengerti meskipun aku memperhatikan gerak mulutnya. Lalu bos menyunggingkan senyum kepadaku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post