Being A Human (6)
Chapter 6
Sepulang dari kampus, dan acara-acara klub, dan minum bersama teman-temannya. Kawamura pulang hampir tengah malam. Teman-temannya mengantarkannya hingga ke dalam apartement dan menidurkannya di ruang tv.
Saat itu Hayakawa sedang berada di beranda, langsung bersembunyi di balik pintu kaca. Menunduk sambil membawa tongkat kecil yang tidak jauh darinya. Ia mengira itu adalah pencuri. Tapi setelah sepersekian detik langsung mengira itu Kawamura yang diantar teman-temannya karena ia tidak bisa pulang sendiri dengan mabuk seperti itu.
“Ini apartement Hikaru? Tidak seperti dirinya itu.”
“Hikaru mau ditaruh dimana?”
“Di kamarnya saja. Lho? Eh? Kok di kunci? Tidak bisa dibuka!”
“Yasudah bawa saja di ruang tv.”
Setelah itu terdengar suara tutup pintu. Hayakawa menunggu hingga suara langkah kaki mereka sudah tidak terdengar lagi, kemudian mengintip. Ia berdecak ke arah Kawamura yang tidur dengan iler yang keluar sambil tertawa tidak jelas. Hayakawa memutar matanya lalu memotret wajah aib Kawamura, dan menaruh selimut ke badannya.
“NgggAaaAArrgGhh!” erangan Hayakawa membangunkanku.
“Ah, maaf membangunkanmu,” katanya. Aku mengucek-ngucek mata dan melihat ke arah jam. “Uuwah! Aku telat!” seruku dan berlari masuk ke kamar mandi. Hayakawa mengangkat salah satu alisnya dan membiarkanku. Aku buru-buru cuci muka dan sikat gigi. Melirik Hayakawa yang berada di ruang makan berkutat dengan papan caturnya. Sedikit heran karena ia terlihat sangat santai daritadi.
“Kau tidak ada kelas pagi?” tanyaku. Hayakawa hanya diam.
“Ohya, kemarin tiga orang temanmu yang membawamu kesini. Kau mabuk berat tadi malam,” kata Hayakawa.
“Yaa, tadi malam aku dipaksa minum banyak, padahal aku tidak kuat.”
“Aku lupa bilang..”
“Tidak boleh ada yang tahu kalau kau menumpang di rumahku, dan tidak boleh ada yang kesini, lebih tepatnya tidak boleh ada yang tahu alamat tempat kau menumpang ini. Aku tidak mau ada yang tahu aku disini, kemarin hampir saja ketahuan,” katanya.
“Hee? Kenapa baru bilang sekarang? Ada beberapa temanku yang ingin main besok,” eluhku. Hayakawa menatapku serius dan menggeleng kecil. Aku menghela napas dan mengangguk kecil.
“Kemarin hampir saja teman-temanmu membuka kamarku, dan untung saja aku kunci. Kalau tidak kau dimasukkin ke dalam kamarku.”
“Lho tidak apa-apa kan? Mereka cuman akan menaruhku ke tempat tidurmu,” jawabku.
“Kalau teman-temanmu mengambil, melihat, dan menelusuri barang-barang di kamarku bagaimana? Banyak barang berharga disitu,” kata Hayakawa.
“Ah benar juga ya, aku belum pernah melihat kamarmu dibanding tempat-tempat lain di apartement ini. Setiap kau keluar kamar selalu kau kunci, memangnya ada apaan di dalam kamarmu?” tanyaku. Hayakawa hanya bungkam, tak berkata-kata.
“Banyak hal.”
Aku semakin penasaran dengan apa yang di dalam kamar Hayakawa. Tapi hal itu teralihkan ketika aku melihat jam setelahnya.
“Uwah yabee! Aku telat. Jyaa naa, aku berangkat dulu, ittekimasu!” Hayakawa menatapku yang berlalu pergi, dan menghela napas pelan sambil menatap kalender di tidak jauh dari tempat ia duduk.
Sampai kampus, aku baru menyadarinya. Sesuatu yang membuat Hayakawa yang ternyata bolos. Hari itu adalah pengunguman nilai ujian. Namanya terpampang paling atas dan menjadi pembicaraan banyak orang.
“Uwah! Hikaru sepuluh besar! Ternyata kau pintar juga.”
“Arigatou, tuh kau juga dua puluh besar, apa-apaan coba!” kataku mencoba mengalihkan pembicaran dengan teman-temanku.
“Tidak-tidak, itu hanya keberuntungan.”
“Ngomong-ngomong Hayakawa Kenji itu siapa sih? Aku baru tau ada yang namanya Hayakawa di jurusan kita, kalian pernah melihatnya?” Hampir semua teman-temanku menggeleng tidak tahu.
“Hayakawa…Ah, bukannya itu temanmu Hikaru? Yang kau sering meminjam buku padanya,” kata salah satu temanku.
“Oh iya, kapan-kapan undang dia ke karaoke dong, ajari kita beberapa matkul, soalnya ujian kemarin susah parah.”
“Pernah kuajak, tapi dia menolaknya, sepertinya dia lebih ke tipe penyendiri daripada tipe social,” jawabku, disusul dengan hela nafas beberapa temanku yang bernilai rendah.
“Eh sudah yuk, masuk kelas.”
Setelah kelas dimulai aku merangkap menjadi asisten dosen untuk beberapa pertemuan. Menjaga dan memperbanyak relasi dengan dosen.
“Selamat atas ujiannya, Kawamura. Pertahankan nilaimu sampai akhir ya,” kata Sensei.
“Terima kasih,” jawabku sambil tersenyum.
“Oh iya, kau kenal—aduh siapa namanya, yang sering duduk di dekat pintu samping, yang dapat peringkat satu di ujian kali ini.”
“Hayakawa Kenji?”
“Ah iya, Hayakawa Kenji. Kau kenal dia?” tanya Sensei. Aku mengangguk kecil, “lumayan, memangnya kenapa sensei?.”
“Tidak, maksudku aku tidak menyangka dia sepintar itu.”
“Sensei, mengenalnya?”
“Tidak terlalu, tapi aku pernah melawannya di turnamen shogi, kau tau, dia itu jago sekali, padahal katanya dia beralih dari catur ke shogi,” jawab Sensei. Aku lumayan terkejut tapi tidak terlalu juga. Karena kegiatan Hayakawa hanya bermain catur sambil membaca buku yang kadang tidak berhubungan dengan apa yang dia sedang mainkan, dan kadang dia juga kesal sendiri karena tidak mengerti apa yang dia baca karena berbahasa asing.
“Apa dia mengincar meijin?” tanyaku.
Sensei tertawa, “Mungkin, tapi dengan skill yang seperti itu sepertinya akan cukup mudah untuk mudah kalau banyak berlatih,” jawabnya. Aku menganggapinya dengan anggukan kecil.
.
.
Author Note !
(.) U guys DO NOT TRY AT HOME, what i write in this story. Its Haram for you drunk. YALL SHOULDN'T DO THAT. It just a story, have a background japanese culture and languanges for some dialog.
(.) What Are You Talking 'bout? SESION !
- Uwah yabee! = Uwaah gawat !
It called Yabai. But sometimes someone would say Yabee when they in hurried. Like us, when we already late for school, we would say "Gawat! udah telat" , "DUH dah telat, ah sudahlah, di-setrap dah ni." And other kind of word that we/you say when ur in late.
-Jyaa naa = dah/ bye bye~!
-ittekimasu! = aku berangkat dulu!
Someone would say jyaa naa or jyaa nee. It means "Sampai jumpa" in Indonesia. But it maybe have more meaning that i dont know. So Correct Me If Im Wrong.
Ittekimasu in Indonesia was like "Assalammualaikum" when u wanna go.
-shogi = Semacam catur dari Jepang
Shogi itu semacam permainan yang mirip sama catur yang biasa dimainkan. Tapi mungkin saja cara bermainnya berbeda. Im not playing it, so i dont know how the game rules. And you can search on google for more information about shogi.
-meijin = gelar
Gelar dari permainan shogi. Di Jepang, shogi ada turnamennya, dan peminatnya banyak. Dan meijin adalah salah satu gelar untuk shogi pro player. But maybe it have more other degree that i dont know. So, Correct Me If Im Wrong.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus!
Terima kasih !