Fatimah Rasyida

Arsip Kolaborasi antara pikiran perasaan dan jari jemari Fatimah Rasyida sesuai dengan nama akun ini ps arsip diupload sesuai dengan keinginan

Selengkapnya
Navigasi Web

An Experience (6)

6

Ia sedikit tertawa karena menganggap yang dibicarakan anak kecil itu adalah lelucon.

“Heh, aku ini berkata serius,” ucap anak kecil.

Dia keluar dari patung gurita itu, “Tetap kuanggap itu lelucon, nak. Kau anak bawah yang cukup menyenangkan, dan juga tidak sopan. Mengikutiku hingga ke depan rumahku.”

“Anak bawah?” tanya anak kecil. Terkadang ia benar-benar tidak mengerti apa yang anak muda itu katakan. Bahasa itu cepat berkembang dari abad ke abad, ya, pikirnya.

“Anak yang tidak diinginkan, diusir, ditelantarkan. Lalu kemudian lari dari rumah dan hidup sendirian di lorong. Akhir-akhir ini anak bawah entah kenapa semakin banyak saja,” katanya. Apa aku dulu juga termasuk anak bawah ya? Aku sama sekali tidak bisa mengingat apapun kecuali saat aku kuliah, pikirnya.

“Ngomon-ngomong namamu siapa, nak? Tidak enak jika aku terus memanggilmu ‘nak’ dan kau juga tidak terus memanggilku dengan sebutan ‘paman,” tanyanya.

“Summus,” jawab anak itu.

“Summus? Palindrome yang unik untuk dijadikan sebuah nama,” ucapnya.

“Kalau paman?” tanya Summus balik.

“Ollyne, nama yang aneh bukan? Aku juga tidak tahu kenapa namaku Ollyne,” jawab dia. Summus tertawa kecil saat mendengar nama Paman itu.

“Anagram yang bagus, terlihat cocok untukmu,” kikik Summus. “Eh? Apa maksud paman Ollyne tidak tahu?”

“Hmm, entah. Eh? Dalam konteks apa kata ‘tidak tahu’ itu?”

“Kenapa paman juga tidak tahu kenapa nama paman itu Ollyne?” kata Summus, memperjelas apa yang sedang ia tanyakan.

“Uhmm, kira-kira itu satu tahun setengah yang lalu kayaknya. Saat itu aku bangun tidur, lalu aku melakukan hal yang biasa saat pagi hari, dan tiba-tiba ponsel berbunyi dan saat aku mengangkat telepon itu, seseorang memanggil dengan nama Ollyne.”

“Apa paman ingat sehari sebelumnya?” tanya Summus penasaran.

“Sayangnya tidak. Aku juga terus berusaha mengingat apa yang kulakukan sehari sebelumnya, seminggu sebelumnya, setahun sebelumnya, tapi aku tidak ingat sama sekali,” jawab Ollyne.

“Lalu, lalu. Apa yang Paman bicarakan dengan orang itu di dalam benda itu?”

“Dia mengingatkanku tentang reuni klub saat kuliah. Lalu saat aku datang ke reunian itu seketika aku mengingat kenangan semasa bergabung di klub itu. tapi hanya audio visualnya saja, hanya nama mereka saja yang aku tidak ingat,” jawabnya.

“Tapi di ingatan itu, mereka semua memanggilmu dengan Ollyne, kan?”

“Tentu saja. Ollyne, Olly, Lyne, Ellyn, semuanya merujuk ke Ollyne semua,” kata Ollyne. Summus menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung. Ia tidak mengerti kenapa bisa sampai sebegitu kacaunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post