Farah Salsabilla

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Intro: No More Dream

Nama gue Kirana, Annisa Kirana. Orang rumah biasa panggil gue Nana. Gue tinggal bareng nenek, ibunya nyokap, dan nenek gue orangnya suka ngatur. So, gue lowkey jadi pesuruhnya. Nyokap gue guru seni budaya di suatu SMP dekat kota, dan bokap karyawan swasta yang lagi tugas di Bali. Gue punya adek, empat tahun lebih muda, dan sifatnya gak jauh beda dari neneknya.

Sekarang gue baru aja masuk SMA. Kebetulan nilai un gue gak tinggi tinggi amat, jadi sekarang gue masuk swasta. Sudah dua hari sejak gue masuk kelas ipa 1 ini, dan gue sama sekali belum akrab dengan satu orang pun, plus gue gak punya teman sebangku. Sejak kemarin waktu istirahat cuma gue habisin di kelas sambil makan bekal. Entah kenapa gue mulai kehilangan semangat untuk cari teman, dan entah kenapa juga rasanya orang-orang disini sama sekali gak pedulu ada orang kesepian di pojok kelas ini.

Gue gak pernah pilih teman kok, sama sekali. bahkan waktu SD pun gue berteman baik dengan seorang pem-bully. Mau tau siapa korban bully nya? Itu gue, si bodoh ini baru sadar dia di bully temannya sendiri setelah tamat sekolah dasar. Di SMP pun gue hampir jadi korban lagi, sebelum bertemu dengan satu perempuan tinggi itu. Namanya Cindy, dia yang selalu tolongin gue ketika ada orang yang mulai nyuruh-nyuruh gue. Kita jadi berteman dan mulai punya circle sendiri. Isinya ada empat orang, gue, Cindy, Putri, dan Oktania. Sekarang kembali ke tentang gue yang sudah dua hari di kelas ini dan belum punya teman sama sekali. Sebenarnya, bukan sekali dua kali gue diabaikan orang kok, gue biasa diabaikan bahkan sama empat orang yang tadi gue sebut, jadi ini bukan masalah besar buat gue.

Bunyi bel, tanda di mulainya jam pelajaran terakhir. Seorang guru perempuan masuk. Beliau memperkenalkan diri sebagai guru seni budaya, namanya bu Rini, wajahnya cantik dan ayu, senyumnya lembut khas semorang ibu. Sebagai perkenalan, Bu Rini meminta kami menjawab beberapa pertanyaan psikologis secara spontan. Pertanyaan pertama, kedua, sampai kesembilan semua berjalan biasa. Hingga pertanyaan terakhir, pertanyaan dengan tiga pilihan. Pertanyaannya seperti “jika kalian membeli hadiah untuk seseorang, namun orang itu terang-terangan menolak hadiahmu, apa yang kalian lakukan?” dengan opsi A yaitu membuang hadiah tersebut, opsi B adalah memberi hadiah tersebut kepada orang lain, dan opsi C adalah menggunakan hadiah tersebut untuk diri sendiri. Hampir setengah orang di kelas ini memilih opsi A – gue bingung kenapa banyak orang pilih opsi ini – dan setengah lainnya pilih opsi B. lagi-lagi cuma gue yang sendirian. Bu Rini tanya kenapa gue pilih opsi C, gue jawab sekenanya, “sayang buang barang yang udah dibeli, dan saya gak mau barang special itu dipakai orang lain, jadi lebih baik saya pakai sendiri.” Jawaban Bu Rini buat gue bingung “kirana ‘kan, kamu unik ya” lengkap dengan senyum keibuannya.

Gak kerasa, tiba-tiba bel pulang. Anak-anak perempuan mulai berkumpul dan keluar kelas bareng-bareng. Suara baritone laki-laki mulai terdengar sahut menyahut, suara tawa perempuan yang bersamaan, langkah kaki berlari beberapa anak, koridor sekolah saat waktu pulang pasti tidak pernah sepi. Di gerbang sekolah keadaan tak jauh berbeda, saling meneriakan nama satu sama lain dan ucapan sampai jumpa, suara motor yang ramai. Gue biasa dijemput dengan motor, dan seperti biasa Pak Joko setia menunggu di depan gerbang walau matahari terik.

Dan selalu begitu siklus hari gue, pagi berangkat diantar Pak Joko, di sekolah belajar mendengarkan guru, habis selelsai langsung pulang. Di rumah kembali lagi jadi ‘pesuruh’ nenek. Semua cuma lingkaran tak berujung yang gak pernah berhenti. Cuma kematian yang bisa potong lingkaran monotone hidup gue.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post