Semua Pasti Bisa!

Setiap pelajar pasti punya cita cita masing masing. Entah itu jadi dokter, guru, tentara atau polisi, dan banyak lagi. Untuk mencapai semua cita cita yang diharapkan pasti ada perjuangan yang harus dilalui. Belajar bersungguh sungguh juga melatih kreatifitas diri sendiri.

Jika dari Sekolah Dasar, pasti akan memiliki pikiran, “dimana ya aku meneruskan sekolah nanti? Akan ke SMP mana?”. Begitu juga ketika SMP, jika sudah duduk dibangku kelas 9, pastinya sudah harus memikirkan sekolah lanjutan secara matang matang.

Semua pastinya juga ingin sekolah di sekolah tebaik nantinya. Lulus dengan nilai yang memuaskan, dan menjadi lulusan terbaik. Itu merupakan cita cita semua pelajar bukan?

Mulai dari lingkup dasar. Menuntaskan dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Setidaknya semua nilai tugas dapat tepenuhi. Selain itu, diluar sana juga terdapat link website ambis, untuk mengasah pengetahuannya.

Guru bimbingan konseling ku pernah bertanya. Beliau bertanya mengenai, “siapa idolamu?”. Katanya, jika kita punya idol otomatis kita akan mencontoh perilakunya. Perilaku positif yang mendorong kita untuk mengikuti jejaknya dan menerapkan di kehidupannya sendiri. Idola kita sendiri, bisa menuntun kita lebih maju. Contohnya, ketika idola kita memiliki bakat di bidang musik kita dapat mengasah minat kita.

Tak hanya aku, mungkin semua juga ingin berkesempatan kuliah di luar negeri. “Kuliah yang ada saljunya,” itu kataku dahulu. Aku sendiri, punya bakat dibidang musik, memainkan biola. Juga minat ku di bidang tulis menulis seperti ini. Aku memiliki impian untuk bisa menerbitkan buku sendiri. Guruku juga mendukungku, membimbingku perlahan dengan menulis melalui Sasisabu ini.

Liu Yangyang merupakan artis berdarah Jerman yang mendorongku agar mendalami bermain biola, tidak hanya sebagi hobi saja. Namun disisi lain, aku juga ingin menjadi dokter, meneruskan bunda dibidang kesehatan.

Ketiganya sulit dipilih, aku cukup bimbang sendiri. Tapi aku telah memilih, akan memilih menjadi dokter, dan melakukan kedua hal lainnya sebagai kegiatan sampingan. Nanti, aku hanya perlu mempetimbangkan sekolah lanjutan yang ku pilih.

Saat ini, aku hanya perlu belajar dengan sungguh sungguh, mengingat aku sudah kelas 3 SMP dan akan menghadapi ujian yang akan datang. Toh, sekarang juga sudah diberlakukan pelajaran tatap muka secara 100%, setidaknya itu merigankan beban dalam memahami materi pelajaran daripada daring seperti sebelumnya.

Aku sangat bersemangat ketika guruku bekata sekolah akan dimulai seperti dulu lagi. Mungkin ada negara yang belum meperbolehkan para pelajarnya masuk sekolah seperti Indonesia saat ini. Siswa Thailand yang menjadi temanku mengeluh, berkata seandainya saja di Thailand sudah boleh bertatap muka, pasti menyenangkan.

Mulai sekarang ayo berusaha belajar giat, menyelesaikan tugas tepat waktu dan tidak menunda nunda. Memperbanyak membaca buku juga. Semangat bersekolah harus ditingkatkan, berusaha meningkatkan potensi diri dari sebelum sebelumnya menjadi lebih baik lagi!

Farah Nafisa Ester Septiandari anak pertama dari ibu Novi dan ayah Rustiyanto. Putri tertua dari dua bersaudara lahir di Semarang tanggal 10 September 2007. Saat ini bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa kelas IX.

Memiliki hobi bermain biola dan sekarang mulai terjun di dunia tulis menulis. Penulis pemula dengan karya buku antologi pertama adalah Aku Cinta Lingkunganku, buku antologi kedua Rumahku, Istanaku.

Penulis dapat dihubungi melalui laman media sosial instagram dengan nama @jeyrral atau email **(censored)**