'Masa kecil yang Membentukku'
Faiz Dhia Zhafar 9A
"Masa kecil yang Membentukku"
Dinginnya malam menyambutku datang ke dunia ini. Aku lahir ke dunia ini dengan tangis pertama yang menggema, memecah sunyi ruang bersalin di kala dini hari itu. Rumah Sakit Tugu Ibu menjadi saksi bisu tangisan pertamaku dan juga panggung pertama tempat aku membuka mata.
Aku anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakakku Laki-laki dan Adikku perempuan. Kata Ibuku, di antara kami bertiga saat proses melahirkan akulah yang paling susah untuk dilahirkan. Hingga menghabiskan 3 botol induksi. Di usia kandungan 9 bulan sampai dilahirkan jenis kelaminku tidak dapat terlihat. Dikarenakan badanku yang gemuk saat di dalam kandungan. Dikarenakan kakakku laki-laki Ibuku berharap bahwa anak ke-2 nya adalah perempuan. Segala peralatan, Ibuku mempersiapkannya lebih ke arah perempuan.
Aku masih ingat saat aku masih kecil, duduk di bangku SD. Aku adalah anak yang cengeng, tidak percaya diri, dan sangat sensitif. Aku menangis karena hanya diejek atau ditertawakan oleh temanku saja. Tidak percaya diri saat tampil di hadapan orang banyak. Saat SD aku sering bolak-balik Rumah Sakit. Tubuhku lemah, dan langkahku akrab dengan lorong rumah sakit, seolah tempat itu menjadi rumah kedua bagiku. Aku mengidap penyakit Flek Paru. Penyakit ini tertular dari Pakdeku yang tinggal satu rumah dengan ku. Penyakit pelan-pelan mencuri isi tubuhku. Karena itulah, langkahku diarahkan ke poli gizi, tempat aku diajari cara menumbuhkan kembali kekuatan. Saat kelas 2 SD berat badanku hanya 16 kilogram.
Dulu aku adalah anak cengeng yang air matanya mudah jatuh seperti hujan di awal musim. Tubuhku lemah seperti daun kering yang mudah diterbangkan angin, dan kepercayaan diriku sepanih kaca tipis di tepi meja. Aku merasa kecil di tengah dunia yang luas. Tapi waktu mengajarkanku untuk tumbuh. Perlahan, aku belajar menegakkan kepala, melangkah walau tertatih, dan tersenyum meski luka masih terasa. Kini, aku memang belum sempurna, tapi aku bukan lagi anak yang mudah rapuh. Aku adalah benih yang lemas tumbuh, walau pernah hampir layu. Aku tidak akan pernah melupakan masa kecilku yang cengeng dan tidak percaya diri, karena itu telah membentuk aku menjadi orang yang aku adalah hari ini.
21 Agustus 2025
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar