Prolog
PROLOG
Perasaan ini mulai berubah ketika aku memasuki usia remaja. “Bagaimana jika dia marah dan meninggalkanku? Bagaimana jika dia nanti membenciku?” pikiran seperti inilah yang kadang-kadang muncul di benakku. Namun aku ingin selalu ada di dekatnya, saat dunia sedang tidak berpihak padanya. Aku ingin menjadi rumah yang selalu membuka pintunya, untuk dia seorang. Andai saja dia tahu tentang perasaanku kepadanya. Apa diam-diam dia juga menyimpan perasaan yang sama?
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar