Hari raya Idul Fitri adalah hari yang sangat saya dan keluarga saya nantikan. Semuanya terasa hangat dan menyenangkan. Kami saling meminta maaf, mengobrol, dan masih banyak hal yang kami lakukan bersama.

Beberapa hari sebelum Idul Fitri, saya bersama dengan mama saya membuat kue untuk hari raya. Kami membuat berbagai macam kue, seperti kue nastar, kue kacang, kue semprit, dan masih banyak lagi. Kami membuat kue tersebut hingga terasa kelelahan karena membuat kue harus dengan rasa sabar dan sepenuh hati. Meskipun kue tersebut melelahkan, kami membuat kue dari pagi hari hingga tengah malam.

Saat menjelang hari raya Idul Fitri, saya bersama keluarga saya membersihkan dan membereskan rumah. Kami mengecat rumah dengan warna lain agar nuansanya terlihat berbeda, membersihkan debu-debu, menyirami tanaman, semua hal dilakukan untuk menjelang hari raya karena sudah merasa tidak sabar.

Saat malam takbiran, saya dan keluarga saya memasak ketupat dan opor bersama. Kami juga sembari berbincang-bincang dan berbagi canda tawa bersama keluarga saya yang membuat suasana menjadi hangat.

Selain itu, saya juga membantu untuk menata ruang tamu seperti menghias meja, menaruh semua kue yang telah dibuat dengan setengah hati, menaruh minuman dan masih banyak hal lainnya yang kami persiapkan untuk menyambut tahun esok hari.

Keesokan harinya, kami semua segera bersiap-siap untuk pergi shalat ied di masjid. Semuanya terasa sedikit ricuh karena terburu-buru takut tertinggal shalat ied. Saat sampai di masjid, kami shalat ied berjamaah dan mendengarkan khutbah. Setelah shalat eid, saya dan keluarga saya kembali ke rumah untuk saling meminta maaf. Suasana pun berubah menjadi penuh haru dan sedih.

Tulisan 1 

Jakarta, 29 Juli 2025