Senin, 11 Agustus 2025

Waktu saat masih Sekolah Dasar, saya merasa tidak terlalu memiliki ambisi dalam belajar. Saya selalu menghabiskan waktu dengan bermain di luar rumah dan bermain ponsel atau gadget.

Saat itu, saya memiliki teman-teman yang sangat baik dan solid; kami bermain hampir setiap hari, hal itu yang membuat saya menjadi lebih memprioritaskan bermain daripada belajar.

Namun, terkadang juga banyak sekali konflik dan perpecahan dengan beberapa teman saya, kami sering sekali memperdebatkan hal-hal sepele dan nanti hal tersebut akan menjadi besar. Karena hal itu, kami menjadi jarang mengobrol, bercanda tawa, atau bermain bersama.

Seiring berjalannya waktu, kami merasa kehidupan dengan penuh konflik sangat tidak nyaman hati. Pada akhirnya, kami saling menurunkan ego masing-masing dan meminta maaf. Saya dan beberapa teman saya pun akhirnya berbaikan dan bermain bersama lagi.

Saat menuju pada hari kelulusan, kami mulai memfokuskan diri untuk mempelajari berbagai ujian. Saya merasa tertekan akibat tidak mempersiapkan diri dari jauh jauh hari. Namun, saya tetap berusaha untuk mempelajari semua mata pelajaran untuk menghadapi ujian. Ternyata hasil yang saya raih kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Saya pun merasa sedikit stres karena dipenuhi rasa takut dan pikiran negatif.

Namun saya akhirnya tersadar, bahwa hal tersebut bukanlah akhir dari perjalanan, saya mulai mencari semangat dan ambisi yang baru. Setelah hari kelulusan, saya mencari sekolah untuk menuju jenjang berikutnya. Akhirnya saya diterima di SMP Negeri 171 Jakarta.

Pada saat kelas 7, saya merasa lebih memiliki sifat ambisius dibandingkan saat Sekolah Dasar. Saya mulai fokus belajar, dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya juga banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti English Club, Volley, PMR, dan Marching Band; semua kegiatan tersebut saya bagi setiap waktunya agar bisa hadir sepenuhnya di semua ekstrakurikuler yang saya ikuti.

Tibalah pada saat pendaftaran OSIS/MPK, saya memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman saya dan mendaftar OSIS/MPK. Saya membuat visi misi dengan sebaik mungkin, dan pastinya menyiapkan mental dengan matang untuk mengikuti organisasi tersebut. Saya mengikuti seleksi selama satu minggu penuh dengan tulus dan harapan.

Akhirnya pengumuman penerimaan pun tiba, saya pada awalnya merasa tidak percaya diri dan pesimis. Namun, ternyata saya terpilih menjadi bagian dalam OSIS MPK periode 2023/2024, yaitu Nawasewa.

Saya pun selama berada di kelas 7, menghabiskan waktu berkegiatan di OSIS/MPK dan juga belajar. Waktu berjalan begitu cepat hingga saat akhir periode pun tiba, saat itu saya berniat untuk tidak melanjutkan periode karena satu dua hal.

Namun, dengan rasa penuh ambisi, akhirnya saya mencoba memberanikan diri untuk melawan rasa takut saya dan melanjutkan dua periode di OSISMPK. Pendaftaran pun dibuka, saya mendaftar kembali menjadi anggota pada OSIS/MPK periode 2024/2025.

Seperti tahun sebelumnya, saya pun berusaha sebaik mungkin, saya mengikuti seleksi selama satu minggu, pada hari terakhir saya mendapatkan sebuah keajaiban, yaitu terpilih menjadi anggota inti OSIS/MPK. Saat itu saya dipasangkan dengan Viona yaitu sahabat 9 tahun saya sampai saat ini. Kami menyiapkan program kerja, visi misi, dan lainnya untuk persiapan orasi. Saya dan Viona menjalin komunikasi dengan lancar bahkan saat orasi. Tujuan kami satu, pikiran kami satu, hati kami pun menjadi satu.

Pada saat hari pemilihan, saya merasa pesimis, namun ternyata saya dan Viona berhasil menjadi Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2024/2025, yaitu Sembagi Arutala. Sebuah pencapaian terbesar dalam hidup saya.

Saya pun mulai beradaptasi, belajar menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas hingga akhir periode.

Kesimpulan dari cerita saya adalah: Beranilah dalam mengambil risiko. Zona nyaman tidak akan membawamu pada perubahan besar.