Impianku Menjadi Chef Ternama
Aku adalah anak yang dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Kedua orang tuaku bekerja sebagai wirausaha. Dahulu, aku pernah bercita-cita untuk menjadi seorang pilot. Menurutku pada saat itu, menjadi pilot adalah suatu hal yang sangat keren. Karena pilot dapat mengelilingi dunia dan juga mendapatkan bayaran yang besar. Di samping itu pilot juga bisa mengantarkan banyak orang ke tempat yang mereka tuju. Saat aku sudah beranjak remaja, keinginan tersebut sedikit demi sedikit mulai hilang karena aku sadar bahwa menjadi pilot bukanlah hal yang mudah, karena pasti membutuhkan biaya yang cukup besar.
Pada suatu ketika aku mendengarkan cerita tentang masa lalu ayahku. Ayahku bercerita kepadaku bahwa dulu Ayahku adalah seorang koki yang bekerja di sebuah kapal (pelayaran). Ayahku mengelilingi berbagai lautan dan juga negara. Kata ayah, beberapa negara yang pernah dikunjunginya adalah Thailand, Jepang, dan sebagainya. Ayahku sangat senang pada saat itu, karena bisa mendapatkan banyak teman dari berbagai penjuru. Ia tidak lupa untuk belajar tentang berbagai masakan dari negara tersebut.
Di situ aku mulai tertarik terhadap dunia masak-memasak, dan akupun mulai bercita-cita untuk menjadi seorang chef terkenal yang dapat belajar tentang berbagai masakan di seluruh dunia. Mengetahui itu ayahku mulai mengajariku sedikit demi sedikit tentang cara memasak, dan akupun senang dengan hal itu. Berhubung kedua orang tuaku membuka sebuah warung makan khas daerah kampung halamanku, aku juga sering ikut membantu sekaligus belajar di sana.
Dari orang tuaku yang mengatakan bahwa ada masakan yang keasinan, makanannya pahit, tidak ada rasanya, hingga ayamnya yang gosong, semua pernah kudapatkan. Dari sana aku belajar bahwa untuk menjadi seseorang yang pintar memasak (masakannya enak) dibutuhkan pula peran konsumen sebagai orang yang memberikan pendapat tentang rasa masakan tersebut. Terkadang aku pun memasak untuk teman-teman yang ke rumah dan di sekolahku, dan aku pun tidak lupa meminta pendapat kepada mereka tentang rasa masakanku.
Aku sadar bahwa perjalananku baru saja dimulai. Oleh karena itu, aku akan terus memperjuangkannya. Aku sama sekali tidak merasa malu harus menekuni pekerjaan memasak yang biasanya dilakukan oleh seorang perempuan. Aku tidak malu karena ini adalah pekerjaan halal. Aku sering melihat di televisi bahwa di restoran-restoran besar itu chef-nya kebanyakan juga laki-laki. Bahkan, di beberapa restoran yang ada di kotaku, aku juga sering melihat chef-nya juga laki-laki.
Sebelum aku masuk ke sekolah memasak, aku akan terus belajar memasak pada ayah dan ibuku. Setiap hari aku juga selalu membantu mereka berjualan hingga malam hari. Meskipun demikian, aku tak pernah melalaikan belajarku. Aku bahagia, karena meskipun aku sibuk membantu orang tua, aku masih bisa berprestasi. Beberapa waktu yang lalu, aku sangat bersyukur karena aku bersama Fathir temanku bisa mengikuti lomba Myres dan sukses hingga tahap final. Padahal saingannya sangat banyak. Namun, aku tidak akan berhenti sampai di sini. Semoga aku bisa terus berprestasi dan berhasil meraih cita-cita. Agar dapat membahagiakan ayah dan ibuku.
Namaku Dannis Keyko Pradinata, aku lahir di Lombok, NTB pada tanggal 20 Juni 2007, aku bersekolah di MTsN 2 Jember.
e-mail: **(censored)**
No WA: **(censored)**
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar