Chintia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

“Apresiasi Novel/Roman ”

Laporan Bacaan 6

“Apresiasi Novel/Roman ”

Chintia(2006010)

Dosen Pengampu Dr. Abdurrahman, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

BAB I

PENDAHULUAN

A.Hakikat Apresiasi Novel

Apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 62) adalah “penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu,” sedangkan “mengapresiasi adalah melakukan pengamatan, penilaian, dan penghargaan (misal terhadap karya seni).” “Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 788). Aminudin (1987 : 34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai suatu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya.

Apresiasi dalam suatu karya mempunyai tingkatan. Waluyo (2002 : 45) membagi tingkatan apresiasi meliputi, (1) tingkat menggemari, (2) tingkat menikmati, (3) tingkat mereaksi, dan (4) tingkat produktif. Pada tingkat menggemari keterlibatan batin pembaca belum kuat. Pada tingkat menikmati, keterlibatan batin pembaca terhadap karya sastra sudah semakin mendalam. Pada tingkat mereaksi, sikap kritis terhadap karya sastra semakin menonjol karena ia mampu menafsirkan dengan seksama dan ia mampu menyatakan keindahan dan menunjukkan dimana letak keindahan itu. Pada tingkat produktif, apresiatif mampu menghasilkan, mengkritik, atau membuat resensi terhadap novel secara tertulis.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa apresiasi novel adalah suatu tindakan berupa pengamatan, penilaian, dan penghargaan terhadap sebuah karya sastra, yang dalam hal ini novel. Dalam hal apresiasi ini kita harus memahami unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel yang kita baca itu.

BAB II

UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKSTRINSIK NOVEL

I. Unsur Intrinsik Novel

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1248) menyatakan “unsur adalah bahan asal; zat asal; elemen.” Sedangkan “intrinsik artinya terkandung di dalamnya” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 440). “Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 788). Jadi, yang dimaksud dengan unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur atau elemen-elemen yang terkandung dalam sebuah novel. Unsur intrinsik dalam sebuah novel terdiri atas tema, tokoh dan watak (penokohan), alur cerita (plot), latar cerita (setting), amanat (pesan/tujuan), sudut pandang (point of view), dan gaya bahasa.

1. Tema

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 1164), “tema adalah pokok pikiran; dasar cerita. “Tema bisa juga diartikan sebagai ide sentral yang mendasari sebuah cerita (dalam hal ini novel). Tema dalam sebuah novel dapat diwujudkan secara tersirat dan dapat juga diwujudkan secara tersurat. Tema yang berwujud tersurat lebih mudah ditangkap daripada tema yang tersirat. Hal ini dikarenakan tema tersirat membutuhkan daya nalar ataupun kemampuan membaca yang tinggi saat membaca novel untuk menemukan tema tersebut sedangkan untuk tema tersurat tidak demikian karena tema tersurat sudah terlihat dari sifat yang ditunjukkan oleh tokoh cerita serta bagaimana jalannya cerita pada novel tersebut.

2. Tokoh dan Watak (Penokohan)

“Tokoh adalah pemegang peran dalam roman atau drama” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 1203). “Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 1270). Sedangkan, “penokohan adalah penciptaan citra tokoh dalam karya susastra” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 1203). Jadi, tokoh dan watak dalam sebuah novel adalah pemeran dalam novel itu sendiri dan bagaimana watak setiap pemeran itu.

3. Alur cerita (Plot)

Alur cerita adalah rangkaian cerita yang disusun sedemikian rupa agar cerita itu lebih menarik. Senada dengan hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 33) menyatakan “alur adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu, “Alur cerita dalam sebuah novel dapat berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran. Alur maju disusun dengan rangkaian cerita dimulai dari awal menuju akhir cerita. Alur mundur disusun dengan rangkaian cerita dimulai dari akhir menuju awal cerita. Alur campuran disusun dengan rangkaian cerita dimulai dari pertengahan kemudian ke awal baru menuju akhir.

4. Latar Cerita (Setting)

Latar cerita adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Kamus Besar bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 643).

5. Amanat

Amanat atau pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca novel. Amanat dapat juga diartikan sebagai hal yang ingin disampaikan pengarang novel kepada pembaca lewat novel tersebut. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca ketika membaca sebuah novel. Cara menyimpulkan amanat sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi novel itu sendiri.

6. Sudut Pandang (Point of view)

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, dan waktu dengan gayanya sendiri. Menurut Harry Shaw dalam Mursini dan Atika Wasilah (2010 : 28) sudut pandang ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1) Pengarang terlibat (Auther Participation) adalah pengarang ikut ambil bagian dalam cerita sebagai tokoh utama atau tokoh lain, mengisahkan tentang dirinya. Dalam cerita ini pengarang menggunakan kata ganti orang pertama (aku atau saya).

2) Pengarang sebagai pengamat (Auther Observant) adalah posisi pengarang sebagai pengamat yang mengisahkan pengamatannya sebagai tokoh samping. Pengarang berada di luar cerita dan menggunakan kata ganti orang ketiga (ia atau dia) di dalam ceritanya.

3) Pengarang serba tahu (Auther Emniscient) adalah pengarang berada di luar cerita (impersonal) tapi serba tahu tentang apa yang dirasa dan dipikirkan oleh tokoh cerita. Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama orang dan dia (orang ketiga tunggal).

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan dan lisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2007 : 340). Gaya bahasa dalam sebuah novel sangat banyak, diantaranya gaya bahasa metafora, personifikasi, hiperbola, asosiasi, sarkasme, sinisme, asindeton, litotes, sinekdoke, klimaks, antiklimaks, repetisi, paradoks, ironi, dan sebagainya. Gaya bahasa personifikasi membandingkan suatu benda dengan memberinya sifat-sifat seperti manusia, contohnya “angin membelai tubuhku dengan lembut ketika aku sedang duduk meratapi nasib yang sedang menimpa diriku.” Gaya bahasa hiperbola menyatakan sesuatu dengan berlebihan, membesar-besarkan. Contohnya “ harga minyak dunia yang tinggi mengguncangkan Indonesia bahkan dunia.” Gaya bahasa sarkasme menyatakan sesuatu dengan bahasa yang tidak sopan. Contohnya “ Anjing kau! Tak tahu berterima kasih,” dan lain sebagainya.

II. Unsur Ekstrinsik Novel

Selain unsur intrinsik, unsur pembentuk sebuah novel juga bisa berupa adalah unsur ekstrinsik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 292) “ekstrinsik adalah berasal dari luar. “Unsur ekstrinsik adalah unsur pembentuk novel yang terdapat di luar novel itu sendiri. Unsur ekstrinsik merupakan hal yang melatarbelakangi penciptaan sebuah novel. Latar belakang itu bisa berkaitan dengan permasalahan kehidupan, falsafah, cita-cita, ide-ide, dan gagasan serta latar belakang budaya yang menopang kisah novel itu (Mursini dan Atika Wasilah, 2010 : 23). Senada dengan hal itu, Wellek & Warren (1956 dalam **(censored)**

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post