Resensi Film Negeri 5 Menara
IDENTITAS BUKU
1. Judul: Negeri 5 menara
2. Penulis: Ahmad Faudi
3. Tebal buku: 424
4. Penerbit: Gramedia pustaka utama
5. Tahun penerbit: Juli 2009
IDENTITAS FILM
1. Judul: Negeri 5 menara
2. Sutradara: Affandi Abdul rachman
3. Produksi: Million pintures dan Mizan produktions
4. Tahun rilis: 2012
5. Genre: Drama,pendidikan,inspiratif
6. Pemain utama:
-Ihsan Tarole Sebagai Alif Fikri
-Davin Chalik Sebagai Ustaz Saiman
-Donny Avamsyan Sebagai ayan arif
-Lulu Tobing sebagai bu Alip
UNSUR INTRINSIK
1. Tema:Perjuangan Penuntut limu, persahabatan, dan Cita Cita tinggi. Senta Menggambarkan bahwa kesuksesan dapat diraih olen Siapa pun yang berusaha keras dan Percaya pada kekuatan doa.
2. Alur: Alur maju- Menceritakan Perjalanan hidup alif dan masa kecil di Kampung, Kehidupan di pesantren, hingga Meraih impian besar dan menjelajahi dunia.
3. Tokoh dan watak:
- Alif Fikri- Tokoh utama tekun. Pantang Menyerah, religius.
-Raja Lubis- Humoris dan Satia kawan
- Dulmajid - penyabar, Sopan, dan rajin ibadah.
-Said Jufri- Disiplin dan tegas.
- Atang- pekerja keras,dan berkemauan kuat.
- Basor- Bijak dan berjiwa Pamimpin
- Ustaz Saiman-guru bijaksana yang selalu memberi motivasi.
4.Latar: -waktu: sekitar tahun 1980-1990
-tempat:
Maninjau(sumatera barat),Pondok Madani (Porogoro, jawa timur), serta beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung.
5. Sudut Pandang:
Orang pertama "aku" dari sudut pandang alif fikri.
UNSUR SISTEMATIK
1. Agama: mengajarkan nilai islam seperti; doa,ikhlas,dan kerja keras
2. Sosial: menonjolkan kebersamaan dan semangat tolong menolong.
3. Seni dan budaya: memperlihatkan budaya minangkabau serta tradisi pesantren.
4. Pendidikan: menekankan Pаntingnya ilmu kadisiplinan, dan semangat belajar.
SINOPSIS
Novel Negeri 5 Menara mengisahkan perjalanan Alif Fikri, seorang remaja dari Maninjau, Sumatera Barat, yang sebenarnya ingin melanjutkan sekolah ke SMA. Namun keinginan itu berbeda dengan harapan ibunya yang ingin Alif belajar agama di pesantren. Dengan berat hati, Alif akhirnya berangkat ke Pondok Madani (PM) di Jawa Timur.
Di Pondok Madani, Alif awalnya merasa tidak betah. Aturan yang ketat, lingkungan baru, serta jauhnya ia dari rumah membuatnya sering rindu kampung halaman. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menemukan arti kedisiplinan, kerja keras, dan keikhlasan untuk belajar.
Di pesantren itu, Alif bertemu lima sahabat: Raja, Dulmajid, Said, Atang, dan Baso. Mereka berenam—yang kemudian dikenal sebagai Sahabat Menara—sering berkumpul di bawah menara masjid untuk berbagi mimpi dan cerita tentang masa depan mereka. Dari tempat itulah mereka mulai menanamkan cita-cita besar masing-masing.
Semboyan “Man jadda wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil) menjadi penyemangat utama perjalanan mereka.Dengan tekad dan usaha, satu per satu dari mereka berusaha menggapai mimpi yang dulu hanya terlihat seperti angan-angan.
Melalui kisah persahabatan, perjuangan menuntut ilmu, dan perjalanan hidup yang penuh warna, Alif akhirnya menjelma menjadi sosok yang lebih dewasa, mandiri, dan siap mewujudkan impiannya hingga keluar negeri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan

Komentar