Melaksanakan puasa telah usai, bedug dirinya sholawat terdengar begitu merdu. Petasan pun terdengar begitu menggelegar di atas langit, bagaikan Harimau yang sedang mengaung di tengah hutan. Suasana di dalam rumah begitu riuh, memikirkan rencana yang ingin direncanakan untuk esok hari.

Pagi hari tiba, ayam saling berkokok dipagi itu, dan matahari sangat cerah menyinari pada hari itu. Setelah shalat Ied, kami sekeluarga berkumpul di ruang tamu. Aroma opor ayam yang gurih menari-nari di udara yang menggoda perut. suasana penuh kehangatan, seperti pelukan mentari pagi yang menyapa bumi. Kami saling bertukar senyum dan canda diruang makan. Selesai makan, tiba saatnya lebaran saling maaf-memaafkan. Kata maaf meluncur seperti aliran sungai yang jernih, membersihkan hati dari debu kesalahan.

Tak berhenti dari situ, lima hari setelah lebaran kami melanjutkan kebersamaan dengan pergi ke pantai. Angin pantai berbisik lembut, ombak berlari di tepi pantai. Kami menikmati pemandangan sambil makan dan bermain air bersama. Dan tak lupa kami berfoto-foto untuk mengabadikan momen kebahagiaan itu.

Malamnya kami melangkah ke Malioboro. Udara malam di sana begitu sejuk, dengan suasana yang begitu riuh, lampu jalan berkelip menemani langkah kami. Tak lupa kami juga membeli oleh-oleh untuk saudara.

Tak hanya itu, kami juga sering berkumpul sehari-hari di ruang keluarga. Disana, cerita demi cerita mengalir seperti air hujan yang mengalir membasahi bumi, diselingi nasehat bijak dari orang tua. Kami saling bercanda, tertawa keras hingga dinding rumah seolah ikut bergema. Dan hati pun terasa penuh kasih dan penuh cinta.