Chapter 2 - Bertemu Blumber
Setelah menyantap dan menghabiskan sarapan, Charles langsung mengambil segelas susu putih telah disiapkan oleh Nyonya Hudgens. Charles meminumnya dengan tergesa-gesa.
“gluk... gluk.. gluk…, ini Nyonya Hudgens, terimakasih sarapan dan susunya.”
Nyonya Hudgens yang sudah terbiasa dengan hal ini pun tertawa, “hihihi, sama-sama Tuan Charles, setelah ini kira-kira apa yang akan Tuan lakukan?”
Charles berpikir, “eumm, bagaimana jika kita memilih kue?”
“memilih kue?” Nyonya Hudgens bingung. “Tuan baru saja menghabiskan sarapan, saya takut tuan akan kekenyangan. Bagaimana jika kita memikirkan tema untuk besok?”
Tanpa pikir Panjang, Charles langsung menyetuji saran Nyonya Hudgens, “ ahh tema tentu saja, kenapa aku tidak memikirkan hal itu argghh?”
“eumm mungkin karena aku lebih dewasa?” Ejek Nyonya Hudgens.
“hahaha kau lucu Nyonya Hudgens. Tetapi, besok aku akan menjadi anak 6 tahun, aku akan segara menjadi dewasa, kau harus berhati-hati denganku Nyonya Hudgens.”
Nyonya Hudgens yang menganggap itu lucu ikut tertawa bersama Charles, “iya Tuan, besok tuan akan menjadi lebih dewasa, tak terasa sebentar lagi Tuan akan masuk sekolah.”
Charles yang setuju pun menjawab “Tentu saja, aku aku akan terus tumbuh dan menjadi laki-laki dewasa. Aku pasti akan lebih tinggi darimu.”
Nyonya Hudgens terkekeh, “Apa Tuan yakin? Di usiaku sekarang aku terkenal cukup tinggi.” “memang berapa tinggimu sekarang Nyonya Hudgens?”
“eumm 173?”
Charles terkaget “apa!? 173? Baiklah aku akan memikirkan kembali untuk tumbuh lebih tinggi darimu.”
“ahaha, jangan putus asa begitu, Tuan pasti bisa lebih tinggi dariku, ditambah lagi Tuan adalah anak laki-laki, biasanya laki-laki akan lebih tinggi dibanding perempuan.”
“benarkah? Kalau bagitu aku akan terus tumbuh. Ngomong-ngomong apakah kita tidak jadi memilih tema? Sepertinya kita sudah terlalu lama mengobrol disini.”
“ah iya benar juga, ayo Tuan kita ke halaman depan dan memikirkan tema untuk besok.”
“Ide bagus, ke halaman!!” Teriak Charles kegirangan.
Sesampainya di halaman depan, Charles langsung mengambil kertas dan mulai mencorat-coret kertas tersebut. Tanpa pikir Panjang, Charles langsung memutuskan untuk menggambar dan menggunakan tema Boneka Tangan. Tidak mengejutkan bagi seorang Charles untuk memilih tema tersebut. Setelah selesai menggambar, Charles mengambil Crayon miliknya dan mulai mewarnai sketsa tema yang sudah ia buat.
“warna merah untuk balon, warna putih untuk meja, daann warna kuning untuk baju kuda.” Charles memang sangat menyukai Boneka, tapi, tentu saja ia tidak akan melupakan kuda kesayangannya.
“wahh, sudah mau selesai ya Tuan?” Tanya Nyonya Hudgens.
“ya Nyonya Hudgens, aku hanya perlu mewarnai nya sedikit lagi. Setelah itu akan aku beri ke Papa untuk dipesankan.”
“Wahh baiklah kalau begitu, setelah ini bagaimana jika kita mencoba baju untuk besok?.” Tanya Nyonya Hudgens.
“eumm, baiklah Nyonya Hudgens, tetapi setelah selesai kita memilih baju, kita pergi ke toko kue ya? Aku ingin memilih kue ku sendiri.”
“eumm, okay deal”
“yess…” Jawab Charles senang sambil mengepalkan kedua tangannya, menandakan dia sedang bersemangat.
Setelah selesai mewarnai sketsa dan menyerahkan sketsa ke ayahnya, Charles buru-buru mandi. Ia tak mau menghabiskan waktunya hanya untuk bermain dan melupakan pestanya.
“Nyonya Hudgens, tolong siapkan baju untuk aku coba yaa” Teriak Charles. “Aku sedang ada di kamar mandi, aku lupa memberi tahumu tadi” Nyonya Hudgens yang biasanya memandikan Charles kaget.
“Tuan sudah ada di kamar mandi!? Apakah tuan sudah bisa mandi sendiri? Apakah airnya terlalu dingin? Apa tuan tidak ingin saya mandikan saja?” Tanya Nyonya Hudgens yang kaget sambil berteriak.
“tidak apa-apa Nyonya Hudgens, aku sudah besar sekarang, aku sudah bisa mandi sendiri. Kau tidak usah khawatir.” Jawab Charles dengan percaya diri.
“baiklah kalau begitu, saya akan menunggu di depan pintu, siapa tau Tuan akan membutuhkan sesuatu.”
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Charles selesai mandi. Setelah selesai mandi, Charles masuk ke kamar dan mulai mencoba baju yang sudah disiapkan oleh Nyonya Hudgens. Pertama Charles mencoba baju yang berwarna biru. Charles menyukai model bajunya, tetapi ia merasa baju tersebut terlalu berwarna untuk pestanya. Kedua ia mencoba baju berwarna Hitam, Charles menyukai warnanya, tetapi bajunya terlalu besar untuk Charles yang berbadan mungil. Terakhir Charles mencoba baju yang berwarna coklat muda dipadu dengan bawahan coklat tua. Charles sangat menyukai baju ini dan akhirnya ia memilih baju ini untuk acara ulang tahunnya besok.
“Sekarang saatnya memilih kue, benar kan Nyonya Hudgens?”
Nyonya Hudgens yang melihat Charles sangat bersemangat pun menjawab “ya, tentu ayo Tuan kita berangkat sebelum matahari terbenam.”
“ah! Sudah mau malam ternyata, baiklah Nyonya Hudgens, ayo berangkat.”
Mereka menaiki kerata kuda dan berangkat ke toko kue terdekat. Sesampainya disana, Charles langsung memilih kue yang paling menarik dimatanya, kue itu berwarna putih, dihiasi dengan sprinkles warna warni diatasnya. Tak lupa Charles meminta si pembuat kue untuk mengantarkan kue tersebut besok pagi pagi sekali sebelum dirinya bangun. Pembuat kue tersebut pun tertawa terkekeh-kekeh melihat kelucuan Charles. Selesai memilih kue, mereka kembali pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, Charles tertidur, ia tertidur sangat lelap. Mungkin ia terlalu lelah karena hari ini ia melakukan banyak pekerjaan. Sesampainya dirumah, Charles digendong oleh kusir pribadi keluarga Kenneth dan diletakkan di kamar tidur.
Tak terasa, matahari pun muncul, menandakan hari sudah pagi. Nyonya Hudgens terbangun karena suara kicauan burung burung kecil yang merdu yang terbang kesana kemari.
“ah aku harus membangunkan Tuan Charles.”
Batin Nyonya Hudgens. Nyonya Hudgens memulai harinya dengan mecuci muka dan mengganti bajunya. Tak lupa Nyoya Hudgens menyiapkan tisu basah agar Charles tetap terlihat bersih. Setelah siap, Nyonya Hudgens menuruni tangga dan berniat untuk membangunkan Charles. Tetapi ditengah perjalanan,
“Selamat Pagi Nyonya Hudgenss, hari ini aku berulang tahun, This is my Birthday!!!”
Nyonya Huddens kaget mendengar teriakan Charles dipagi hari, ia tak menyangka Charles sudah bangun. Dilihat dari wajahnya, Charles terlihat sangat fresh, bisa dipastikan Charles sudah bangun jauh lebih awal dibandingkan Nyonya Hudges.
“Ya Ampun Tuan, hampir saya terkena serangan jantung.”
Charles tertawa, “hihihi, maaf Nyonya Hudgens aku hanya terlalu bersemangat untuk hari ini.”
“Baiklah kalau begitu, Tuan pasti belum mandi kan? Bagaimana jika Tuan mandi dulu lalu kita pakai baju yang kemarin sudah Tuan pilih. Setelah itu kita akan ke halaman belakang untuk merayakan ulang tahun.”
“terdengar bagus, baiklah aku setuju.”
Charles menggandeng tangan Nyonya Hudgens dan bersiap untuk mandi.
Setelah selesai mandi dan berganti baju, Charles berjalan ke halaman belakang ditemani dengan Nyonya Hudgens. Tak disangka,
“Boom!! SURPRISE!!” Cofetti ditembakkan.
Charles yang tadinya tak mengira akan diberi kejutan pun teriak kegirangan.
“Selamat Ulang Tahun Charles, ini hadiah dari kakek.”
Charles yang tak sabaran pun langsung mecoba membuka hadiah tersebut.
“eit eit eit.. bukankah seharusnya Tuan meniup lilin dulu?”
“Ah iya, lilin, tunggu sebentar Nyonya Hudgens, aku akan membuka hadiah dari kakek dengan cepat.”
“Srek.. srek.. skrek…”
hadiah pun terbuka.
“wahh, apa ini? Bukankah Boneka tangan? Aaaa Terima kasih kakek.”
“hahaha, sama sama Charles, ngomong-ngomong ini bukan Boneka Tangan biasa lho, Boneka tangan ini dibuat khusus dari Kanada, Blumber namanya.”
“Blumber… Nama yang unik. Mulai sekarang Blumber akan menjadi temanku, aku tidak akan pernah meninggalkannya, apalagi membuangnya.”
“Bagus kalau begitu, sekarang mari kita berfoto dan meniup lilin ulang tahunmu.”
“Bolehkah Blumber ikut?” Tanya Charles.
“Tentu saja boleh, sekarang Blumber adalah bagian dari keluarga kita.” Jawab Kakek.
“Yeayy, terima kasih Kakek!!”
lalu mereka melanjutkan pesta ulang tahun Charles. Setelah acara ulang tahun selesai, Charles mulai membuka hadiah dari rekan-rekan kerja ayahnya dan rekan-rekan kerja kakeknya. Tetapi tetap yang paling ia sukai adalah hadiah dari kakeknya.
Keesokan paginya, Charles memulai kebiasaan paginya, yaitu memeriksa kotak surat. Tetapi hari ini ia tidak sendiri, ia ditemani oleh teman barunya Blumber si Boneka Tangan. Selama perjalanan dari kamarnya menuju kotal surat di halaman depan, Charles terus berbicara dan mengobrol dengan Blumber. Bahkan sesampainya diluar, Charles mengizinkan Blumber untuk membuka kotak surat. Tak biasanya Charles membiarkan boneka bahkan BabtySitternya untuk membuka kotak surat. Ini adalah hal baru bagi keluarganya. Charles makan bersama Blumber, bermain bersama Blumber, bahkan tidur bersama Blumber. Tetapi,, di sisi lain mereka senang melihat Charles begitu bahagia dengan teman barunya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar