Bab 2 : Murid Baru
Kringg… Kring… Kring…
Bunyi alarm dari handphone itu memenuhi satu ruangan kamar yang bernuansa coklat muda, sangat indah sekali. Kalau kata anak zaman sekarang sangat “aesthetic”. Tapi memang benar adanya, hingga meja belajar pun berwarna coklat. Abel adalah pecinta warna cokat.
“Haduh suara apasihh ini berisik banget ” kata Abel, sambil mencari dimana letak handphonenya.
“Masih pukul 6 ternyata” lanjutnya. Setelah mematikan alarm di handphone nya, ia sibuk menscroll media social. Ternyata ada pesan masuk dari Arsen.
Arsen : Lo hri ini jd pindah sekolah?
Abel : Jadi lah, ayah udah ngurus surat-surat kemarin
Arsen : Nanti brgkt sm siapa?
Abel : Sama ayah sih kayanya
Arsen : ok
Read
Setelah selesai menjawab pesan dari Arsen, ia langsung bangkit dari kasurnya. Lalu membuka gorden serta jendela. Katanya sih supaya udaranya berganti.
“Aaaaa sejukk banget hari ini.” ujar Abel sambil meregangkan otot-otonya. Ini adalah suatu kenikmatan, karena memang se-enak itu. Setelah itu, ia langsung turun ke bawah untuk menemui sang mamah yang sedang memasak.
“Pagi mah.” sapa Abel kepada mamahnya. Lalu sang mamah mencari sumber suara itu dan langsung membalas sapaan nya
“Pagi jugaa sayang.”jawabnya diiringi senyum manis khasnya.
“Mau aku bantuin gak mah?,” tanya Abel. “Gak usah, kamu mandi aja sana terus siap-siap”jawabnya.
“Oke deh aku ke atas dulu ya ”ucap Abel dan dibalas anggukan oleh sang mamah.
Abel langsung beranjak dari dapur dan menaiki tangga ditemani dengan iringan lagu yang keluar dari mulutnya. Entah mengapa hari ini dia sangat semangat sekali. Semangat karena tidak sabar untuk melihat sekolah barunya, atauu jangan-jangan semangat karena ingin bertemu Arsen?. Tidak ada yang tahu kebahagiaan Abel hari ini karena apa.
*Situasi rumah Arsen*
Di hari Senin pagi ini keluarga Arsen sudah siap di meja makan. Terlihat di meja makan itu sudah ada Ardian, sang Ayah. Lalu di samping Ardian ada Kiara yang masih berkutat dengan makanan di meja. Di depan Ardian ada Arsen, dan di samping Arsen ada sang Adik yaitu Fara.
“Abel hari ini jadi pindah Bang?.” Tanya sang Bunda
“Jadi”
“Kemarin si Devan juga bilang kalo dia khawatir sama Abel, kan dia gak ada yang anter jemput.” Sambung sang Ayah.
“Iya juga ya pasti Devan sama Silvi ga tenang.” Sang Bunda sangat dekat sekali dengan Abel, jadi ia juga merasakan sama hal nya seperti orangtua Abel.
“Nanti Kak Abel berangkat sama siapa Bang?.” Tanya Fara kepada Arsen.
“Di anter om Devan.” Arsen menjawab namun tidak mengalihkan pandangannya dari handphone. Fara hanya membalas dengan anggukan saja.
“Yuk makan, udah jam segini takutnya kalian telat.” Ujar sang Bunda sambil menaruh lauk di piring suaminya.
Setelah selesai makan, Arsen dan Fara segera berpamitan kepada kedua orang tua mereka untuk berangkat sekolah. FYI sekolahan Arsen dan juga Fara ini satu arah jadi mereka berangkat bersama menggunakan mobil.
***
Setelah menjalani ritual mandinya, kini Abel sedang berada di depan meja rias untuk menggunakan beberapa skincare.
Selesai memakai rangkaian skincare ia segera bergegas turun ke bawah untuk menemui kedua orangtua nya . Tak lupa ia juga menenteng tas kesayangannya yang berwarna coklat, tentunya. Dan handphone yang selalu ada di tangannya.
“Udah siap sekolah nih keliatannya.” Ujar sang Ayah kepada Abel.
“Udah dong, ga sabar aku sama sekolah baru.” Abel menjawabanya dengan sangat antusias.
Sampai suara sang istrinya terdengar.
“Sarapan yuk udah siap semua nih makanannya.”ujarnya sambil membawa masakan untuk sarapan pagi ini.
Mereka langsung menyantap makanannya, dan tidak ada satu pun yang berbicara. Karena di keluarga mereka menerapkan jika sedang makan tidak boleh ada yang berbicara, jika ingin berbicara maka selesaikan makannya terlebih dahulu.
“Yuk Yah aku udah siap”ucap Abel sambil merapihkan seragamnya yang sedikit berantakan. “Hayuu, berangkat dulu ya mah” ucap sang ayah kepada sang istri. “Iyaa hati-hati dijalan, jangan ngebut lho naik mobilnya”.
“Aku berangkat yaa mah” ucap Abel.
“Hati-hati ya sayang, nanti di sekolah jangan aneh-aneh ya,”pesan sang mamah.
“Oke siapp Mah.” Abel memberikan tangannya kepada sang mamah untuk salim.
Mobil mereka sudah siap di depan gerbang rumah. Dan sudah siap untuk berangkat menuju ke sekolah. Sang mamah melihat dari teras rumah sambil melambaikan tangan kepada mereka. Dan dibalas senyuman oleh keduanya serta melambaikan tangan ke arah sang mamah.
Setelah Sampai di depan gerbang sekolah, Abel berpamitan kepada sang ayah. Lalu setelah itu Abel segera turun dari dalam mobil. Ternyata sudah banyak murid yang berdatangan. Abel berjalan sambil bersenandung kecil. Sampai ia bertemu dengan perempuan berambut pendek dan ia langsung saja bertanya.
“Permisi, mau tanya ruang kepala sekolah di mana ya?” tanya Abel kepada siswi itu
“Maju dikit terus belok kiri, ga jauh dari situ ada tulisan ruang kepala sekolah” jawab siswi tadi.
“Oke makasih yaa” ucap Abel dan hanya di balas anggukan oleh siswa itu.
Langsung saja Abel menghampiri ruang kepala sekolah itu. Saat sudah sampai di depan ruangan kepala sekolah, ternyata pintunya masih tertutup dan Abel langsung mengetuk nya.
Tok tok tok
“Silahkan masuk”ucap seseorang di dalam sana.
Abel pun segera masuk dan memberikan senyum kepada orang yang ada di ruangan itu.
“Ini Abel siswi baru kan?” tanya Bu Rasya dengan ramah.
“Iya bu saya Abel” jawab Abel disertai senyuman.
“Baik, mari ibu antarkan ke kelas kamu” ucap Bu Rasya sambil berjalan keluar ruangan kepala sekolah dan diikuti oleh Abel. Mereka berjalan menuju kelas XI MIPA 2.
“Selamat pagi anak-anak”ucap Bu Rasya. Yang tadinya ruangan kelas berisik menjadi hening seketika.
“Pagi bu,” jawab mereka dengan kompak.
"Jadi hari ini kita kedatangan siswi baru, silahkan perkenalkan diri kamu” ucap Bu Rasya kepada Abel.
“Halo semuanya! Kenalin nama aku Arisha Arabella kalian bisa panggil Abel. Salam kenal semuanya” ucap Abel diakhiri senyum manisnya.
Saat sedang melihat isi ruangan kelas, matanya tak sengaja bertemu dengan mata hezel milik Arsen, ia langsung senyum dan di balas senyuman yang sangat tipis sampai tidak ada yang bisa melihatnya.
“Gue di senyumin woii!!!.” Heboh Arga. Ia merasa disenyumi, padahal Arsen lah yang Abel senyumi. Jadi posisi duduk Arga memang di depan bangku milik Arsen
“Kiw nomer teleponnya berapa? boleh kali kenalan.”ucap Rafa sang playboy.
“Sokap banget lo Raf” kata Zidan, selaku ketua kelas
“Yeh biarin, gausah iri deh lo” balas Rafa dengan wajah songongnya.
“Sudah sudah. Nak Abel sekarang duduk di sebelah Rania, Rania tolong angkat tangan”Ujar Bu Rasya, dan siswi yang Bernama Rania itu langsung mengangkat tangannya.
“Silahkan nak Abel” ucapnya Kembali.
“Baik bu” jawab Abel, dan ia langsung menghampiri tempat yang di duduki siswi Bernama Rania itu.
“Sebentar lagi Bu Lulu akan masuk kelas, kalian semua siap-siap untuk pelajaran pertama. Jangan ada yang berisik.” Peringat bu Rasya.
Lalu ia keluar dari kelas itu serta tidak lupa untuk menutup pintunya kembali dan segera menuju ruang guru. Namun tidak ada 5 menit kelas XI MIPA 2 itu Kembali berisik. Kelas XI MIPA 2 ini memang sudah terkenal dengan kelas yang tidak bisa tenang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar