Pidato Jenderal A.H Nasution
Pada tanggal 20 Januari, saya menulis teks pidato yang telah saya pilih sebelumnya di Youtube, berikut adalah Pidato Jenderal A.H Nasution.
Para-para prajurit sekalian, kawan-kawan sekalian, terutama rekan-rekan yang sekarang kami sedang lepaskan. Bismillahirahmanirrahim. Hari ini, hari angkatan bersenjata kita. Hari yang selalu gemilang. Tapi yang kali ini, hari yang dihinakan oleh fitnahan, dihinakan oleh khianatan, dihinakan oleh penganiayaan. Tetapi, hari angkatan bersenjata kita, setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita dengan tekad kita dengan nama Allah yang Maha Kuasa.
Bahwa kita akan tetap menekankan kejujuran, kebenaran, keadilan. Jenderal Suprapto, Jenderal Hartono, Haryono, Jenderal Parmen, Jenderal Panjaitan, Jenderal Sutoyo, Letnan, Tendean. Kamu semua mendahului kami. Kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci kamu semua. Tidak ada yang lebih tahu daripada kami yang disini. Daripada saya, sejak 20 tahun kita selalu bersama-sama membela negara kita.
Perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita. Saya tak mengikuti jalan kamu. Jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan. Rekan-rekan dan adik-adik saya sekalian, saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu. Membela kehormatan kamu. Menghadaplah sebagai pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan menghadaplah kepada asal mula kita yang menciptakan kita, Allah Swt.
Karena akhirnya, Dialah panglima kita yang paling tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin bahwa yang benar akan tetap menang dan yang tetap tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali-kali. Fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh.
Kita diperlakukan demikian. Tapi, jangan kita dendam hati. Iman kepada Allah Swt. Iman kepada-Nya. Meneguhkan kita. Karena dia perintahkan, kita semua berkewajiban untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Dari teks Pidato diatas, hikmah yang dapat kita terapkan adalah pentingnya disiplin, persatuan, dan kesiapan dalam menjaga kedaulatan negara.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Abdul Haris Nasution (AH Nasution) tidak menjadi presiden karena disingkirkan dari kekuasaan oleh Soeharto. Nasution dianggap sebagai saingan oleh Soeharto. Berikut beberapa peristiwa yang menyebabkan AH Nasution tidak menjadi presiden:Nasution diberhentikan dari KSAD oleh Presiden Soekarno karena menuntut pembubaran DPRS. Nasution diberhentikan dari dinas militer pada tahun 1971, dua tahun sebelum usia pensiun. Nasution digantikan oleh Idham Chalid sebagai Ketua MPRS pada tahun 1972. Nasution menjadi lawan politik Orde Baru. Nasution mengatakan bahwa ada krisis kepemimpinan pada masa Orde Baru.