Langkah Kecil Menuju Cahaya
Pagi ini aku terbangun dengan semangat baja yang siap menembus dinginnya udara subuh. Matahari tampak tersenyum ramah menyambut langkah kecilku menuju kamar mandi. Aku hanya seorang siswa biasa, tak secerdas bintang di langit, tapi aku berjanji untuk tetap berusaha sebaik mungkin.
Setelah bersiap, aku berangkat ke sekolah dengan seragam yang masih harum dari tangan ibu yang penuh kasih. Di jalan, suara motor dan mobil berlomba seperti kilat di langit perang, membuat langkahku terasa cepat. Sesampainya di sekolah, wajah-wajah baru mulai memenuhi ruang kelas, membawa semangat hari yang segar.
Di dalam kelas, papan tulis mulai berbicara lewat tangan guru yang menari di atasnya. Ketika bel istirahat berbunyi, kami semua menuju kantin—lima ribu rupiah bisa menjadi penyelamat lapar di siang hari. Di antara tawa teman-teman, aku sadar bahwa hidup di sekolah seperti perjalanan panjang menuju cahaya pengetahuan.
Namun di balik senyum, ada lelah yang menyelinap di tengah semangat, tapi aku tak mengeluh. Sore harinya, saat pulang, langkahku terasa ringan seperti daun yang menari ditiup angin. Aku pulang dengan hati yang tenang, membawa cerita hari ini yang sederhana tapi penuh makna.
Tulisan ketujuh
Rabu, 8 Oktober 2025
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar