Semangat Kemerdekaan
Semangat Kemerdekaan
Di sinar rembulan yang redup terdengar suara alarm yang menunjukkan pukul 04.20 dini hari dan almanak sudah menampakkan tanggal 17 Agustus 2022, hari ini adalah Hari Kemerdekaan Indonesia ke 77. Aku beranjak dari kasur dan bergegas mengambil wudu dan salat. Setelah salat aku keluar rumah dan melihat bendera merah putih berkibar di setiap sudut rumah yang menunjukkan semangatnya masyarakat merayakan Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, terlihat pemuda penerus bangsa sedang berkeliling membawa bendera Indonesia sambil berteriak “Indonesia..Indonesia...” seraya diiringi suara kentungan dan galon. Aku sangat kagum atas semangat kemerdekaan dari mereka, aku tidak mau kalah dan bergegas mengenakan seragam dan menuju sekolah untuk melaksanakan upacara, aku menggunakan seragam upacara karena di hari yang penting ini aku terpilih menjadi petugas protokol. Diperjalanan menuju sekolah dengan sepeda aku melihat bendera merah putih yang tertancap yang menunjukkan semangat kemerdekaan. Setelah masuk gerbang sekolah aku menuju kelas untuk bersiap sebelum melaksanakan upacara karena Pembina upacara kali ini adalah Bapak Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, S.H.. Setelah siap aku dan rekan petugas upacara menuju lapangan. Upacara kali ini lancar dan kami mendapatkan am yaitu Sebelum merdeka, Indonesia dijajah oleh Portugis (1509 – 1595), Spanyol (1521 – 1692), Belanda (1602 – 1942), Prancis (1806 – 1811), Inggris (1811 – 1816), Jepang (1942 – 1945). Semua rakyat Indonesia berjuang melawan dan mengusir para penjajah. Tanpa senjata, hanya bambu runcing. Namun para pejuang Indonesia tidak pernah menyerah ataupun takut karena mereka ingin merdeka dan lepas dari penjajah. Saat di jajah rakyat Indonesia hidup sangat susah dan miskin, tidak bisa makan enak bahkan tidak bisa bersekolah karena dilarang oleh penjajah Belanda. Bahkan para prianya di suruh untuk melakukan kerja paksa oleh Belanda yang disebut kerja rodi, dipukuli, tidak boleh berhenti kerja dan tidak di beri makan. Hasil bumi rakyat Indonesia dibeli dengan harga murah bahkan dirampas, akhirnya rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan, kurang gizi dan penderitaan. Awal mula Belanda datang hanyalah untuk berdagang dengan nama VOC tapi akhirnya ingin mengusai dan menjajah Indonesia demi kekayaan mereka. Para pahlawan silih berganti gugur, lahir kembali pahlawan baru, gugur, dan muncul kembali pahlawan yang siap memerdekakan Indonesia dari penjajah. Ternyata, perjuangan Indonesia selama ini lemah dan sia-sia karena kita dipecah belah dengan cara di adu domba oleh Belanda. Akhirnya para pemuda Indonesia bersatu padu dalam Sumpah Pemuda, dari Sabang sampai Merauke hingga muncul sebuah slogan berbunyi “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.". Semenjak itu perjuangan bangsa Indonesia semakin kuat hingga pada akhirnya dibuatlah teks Proklamasi oleh Soekarno dan Hatta. Dan guru yang di juluki pahlawan bangsa tanpa tanda jasa karena tugas guru itu sangatlah mulia, karena guru seseorang bisa pandai membaca dan menulis, berkat jasa beliau kita bisa berkembang seperti saat ini. Setelah upacara bapak bupati pergi karena masih ada tugas yang perlu diselesaikan. Setelah upacara kami melaksanakan lomba yang dinamakan SERATUS yaitu semarak Agustus meskipun hari ini libur tapi kami bersemangat untuk berlomba karena perjuangan pahlawan lebih berat daripada kami seorang pelajar. Lomba kali ini ada 6 lomba yaitu lomba memasukkan paku ke botol, lomba estafet kelereng, lomba tarik tambang, lomba makan kerupuk , lomba estafet air dan lomba cerpen. Aku sendiri memutuskan ikut lomba tarik tambang dan cerpen. Aku memilih dua lomba tersebut karena saat perayaan 17 Agustus tahun lalu, aku belum pernah berpartisipasi di lomba ini. Sebelum memulai perlombaan siswa membawa bendera kecil dari plastik dan meneriakkan “Indonesia-Indonesia”, dan menyanyikan lagu Hari Merdeka yang melambangkan semangat kemerdekaan di kalangan pelajar, lalu kami memulai lomba pertama yaitu memasukkan paku ke botol lalu ada lomba estafet kelereng yang ternyata kelasku mendapatkan juara 3 “Kerja bagus teman-teman!”, ujarku. Selanjutnya adalah lomba tarik tambang yang dilakukan berkelompok yang berisi 5 orang untuk lomba cerpen, kalian sedang membaca hasil lomba cerpen ku. Panggilan untuk bertanding telah muncul, aku dan teman-teman berusaha memenangkan tapi sayangnya kami kalah dengan skor 1-2, tetapi kalah dan menang itu sama saja, yang penting kita dapat memeriahkan Hari Kemerdekaan kita, karena Perayaan ini dapat menjadi pengingat bagi anak-anak akan perjuangan bangsa Indonesia dulu dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan rasa nasionalisme, rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air sebagai bentuk perayaan akan perjuangan para pahlawan Indonesia yang akhirnya membuahkan hasil, yaitu Kemerdekaan Indonesia. Beberapa jam kemudian semua perlombaan telah dilaksanakan dan pembagian hadiah telah diberikan pada pemenang, aku berhasil memenangkan lomba cerpen, aku sangat bangga karena sudah sekian lama aku tidak mengikuti lomba cerpen. Singkat waktu terdengar pengumuman bahwa seluruh siswa diperbolehkan untuk pulang, aku berkemas dan pulang naik sepeda. Dijalan terlihat pelajar TK (taman kanak-kanak) yang sedag menyanyikan lagu hari kemerdekaan, sangat lucu dan keren. Setelah membuka pintu, aku berganti baju dan tertidur. Saat tidur aku terbangun karena terdengar suara bising dari luar jendela, aku memandang dari balik jendela ternyata teman-temanku memanggilku untuk berpartisipasi lomba desa “Vika, kamu mau ikut lomba tidak?”, aku membalas “ya sebentar”. Aku berpikir untuk tidak ikut serta, tetapi aku teringat kisah perjuangan pahlawan yang bekerja keras meraih kemerdekaan bagi Indonesia agar dapat hidup dengan damai dan tentram, aku mengurung niat untuk tidak ikut serta. Aku membuka pintu dan memakai sandal dan menuju balai desa untuk mengikuti lomba. Di balai desa bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak dan kakak-kakak karang taruna sudah mengerumuni balai desa. Saatnya lomba, saat yang ditunggu oleh anak-anak. Mereka selalu menunggu momen ini. Karena ada rasa gembira saat mengikuti lomba. Padahal lomba yang diadakan sederhana saja. Yang penting keseruannya dan kekompakan. Masing-masing lomba dibagi sesuai dengan usianya. Usia Paud, SD, remaja dan orang tua. Karena memang di desa ku ini sudah ada tiga generasi. Orang tua, anak dan cucu. Masih banyak anak kecil yang merupakan cucu dari beberapa tetangga saya. Lomba mengambil ikan, yang kemudian dipindah ke tempat lain, jaraknya sepuluh meter dengan berlari. Siapa yang mendapat ikan paling banyak, itulah pemenangnya. Suasana ramai dengan gelak tawa, karena kadang-kadang ikan jatuh sebelum sampai ke tujuan. Harus mengulang kembali ke tempat ikan, kemudian dibawa kembali ke ember yang sudah disedikan oleh panitia dengan berlari. Anak-anak kecil seusia paud ada yang mogok karena mengobrol di tempat ikan. Mengambil ikan susah sekali, karena ikan itu berenang. Ada juga yang menangis, karena tidak bisa menangkap ikan. Bagaimana bisa mengambil ikan, karena ia risih saat memegang ikan. Tugas orang tuanya untuk menenangkan anaknya. Ini adalah lomba yang tidak serius, tetapi menyenangkan. Akhirnya anak gembira lagi. Ikut lomba lagi. Tak kalah serunya adalah lomba untuk para ibu. Lomba memasukkan air ke dalam botol, tetapi air yang diambil dari tempat lain. Menggunakan tangan, tidak boleh dengan gayung. Dengan berlari, air yang berada di tangan dibawa hingga ke tempat botol. Siapa yang berhasil mengisi air paling banyak ke dalam botol, ialah pemenangnya. Wah, kali mama saya kalah. Air yang mama isikan ke dalam botol sedikit. Banyak jatuh di tengah jalan pada saat saya berlari. Hahaha... padahal mama sudah semangat 45 loh. Biar saja, yang penting kan serunya. Dan bisa ketemu dengan tetangga. Bapak RT dan ibu RT, lomba membawa balon di kepala, sambil berjoget. Balonnya tidak boleh jatuh. Lomba ini bukan sekedar kalah dan menang, tetapi keseruan dan ajang silaturahmi antar tetangga lebih penting. Jika antar tetangga guyup, rukun, maka kita akan nyaman tinggal di rumah. Meskipun tidak bisa bertemu tiap hari karena kesibukan, tetap saling menjaga, saling peduli dan saling mengerti. Nyaman, karena memiliki tetangga yang baik kepada kita, begitu juga sebaliknya. Tetangga ibarat saudara dekat. Senang susah, mau tidak mau yang lebih dekat adalah tetangga. Lalu ada lomba makan kerupuk di masa kini kerupuk merupakan salah satu jenis pelengkap makanan yang digemari hampir semua kalangan. Kenyataannya, kerupuk sudah ada sejak lama. Bahkan nama kerupuk sudah disebutkan dalam naskah Jawa Kuno sebelum abad ke-10 masehi. kerupuk di Indonesia sebagai makanan sudah populer sejak tahun 1930-1940. Ditambah lagi, pada masa peperangan dulu kerupuk biasa dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada di kalangan ekonomi bawah. Kerupuk identik sebagai makanan rakyat kecil di masa perang untuk bisa bertahan hidup. Hingga akhirnya, kerupuk menjadi salah satu jenis lomba 17 Agustus untuk memperingati perjuangan masyarakat Indonesia terdahulu, sekaligus menumbuhkan rasa menghargai terhadap apapun jenis pangan yang ada. Lomba satu ini juga jadi salah satu yang tak pernah terlewat diadakan setiap lomba17 Agustus. Setelah lomba makan kerupuk ada lomba bala karung. Para peserta lomba akan memakai karung goni di kaki mereka, kemudian berusaha berlari atau melompat secepat mungkin untuk jadi yang pertama mencapai garis akhir. filosofi lomba balap karung berasal dari kondisi Indonesia saat di jajah Jepang, pada kisaran tahun 1942-1945. Saat itu, Jepang disebut sengaja menghambat distribusi pakaian bagi masyarakat pribumi, sehingga masyarakat terpaksa harus memakai karung goni sebagai pakaian. Karung yang digunakan pun merupakan karung bekas membungkus beras dan gula, serta sangat tidak nyaman dipakai karena kerap dipenuhi kutu. Seingatku nenek pernah cerita bahwa lomba balap karung yang identik dengan menginjak karung dan melompat-lompat menjadi simbol rasa kekesalan masyarakat akan masa-masa tersebut. Namun di balik itu, juga ada filosofi yang terkandung. Maknanya, lomba balap karung menjadi gambaran untuk merefleksikan kebebasan rakyat Indonesia yang terpasung oleh penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Setelah lomba balap karung untuk anak-anak, bapak-bapak juga dapat ikut serta lomba panjat pinang. Sesuai namanya, lomba ini membutuhkan pohon pinang sebagai sarana utama yang sudah dihaluskan permukaan batangnya, kemudian ditanam kuat dalam tanah. Tidak dibuat sederhana, permukaan pinang yang sudah sukar untuk dipanjat diberi oli untuk pelicin, untuk membuat para peserta semakin kesulitan untuk memanjat dan mendapatkan hadiah. Bicara soal sejarahnya, disebutkan bahwa kegiatan satu ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Kegiatan ini dulunya rutin dilakukan setiap tanggal 31 Agustus untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda. Oleh pihak Belanda sendiri, panjat pinang dikenal dengan nama de Klimmast yang artinya memanjat tiang. Tiang atau pinang yang di gunakan memiliki tinggi di kisaran 5-9 meter. Meski dulunya menjadi bahan hiburan dan tertawaan pihak Belanda, namun kini panjat pinang terus ada dan dilakukan secara rutin sebagai sarana refleksi. Maksudnya, perlombaan panjat pinang menjadi gambaran masyarakat Indonesia saat berjuang di masa kemerdekaan, yang mencerminkan solidaritas, kerja keras, kerja sama, dan kekompakan, yang akhirnya menang meraih kemerdekaan. Yang terakhir ada lomba tarik tambang. Secara umum tarik tambang sebenarnya bukan asli berasal dari Indonesia. Meski begitu, di masa kini wujudnya menjadi hal yang tak pernah terlewat dilaksanakan setiap perayaan 17 Agustus. Kaitannya sendiri berhubungan dengan rakyat Indonesia yang dulunya dipaksa bekerja keras saat masa penjajahan Belanda. Di mana mereka dipaksa menjadi kuli untuk memindahkan batu, pasir, dan berbagai benda berat lainnya, dengan menggunakan tambang. Pada akhirnya, muncul ide dari para pekerja untuk menjadikan tarik tambang sebagai ajang adu kuat antar-rakyat yang dijajah. Makna dari lomba ini sendiri menggambarkan kekompakan setiap regu dalam mempertahankan posisi sampai meraih kemenangan. Setelah lomba kakak karang taruna sudah menyiapkan panggung untuk bernyayi dan berjoget untuk menghilangkan penat. Kami menyanyikan lagu kemerdekaan,dangdut,K-Pop,Inggris,dll. Setelah acara panggung, kakak karang taruna memberi hadiah bagi para pemenang, aku kembali meraih juara 1 lomba kerupuk dan lomba balap karung. Setelah pembagian hadiah aku pulang untuk beristirahat karena penat mengikuti lomba dan aku mengetahui cara menerapkan sikap semangat kemerdekaan yaitu Selalu Berjuang Demi Hidup yang Lebih Baik, Jika kita melihat ke belakang bagaimana kerasnya perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan kehidupan yang merdeka, kita bisa belajar soal kegigihan dalam mengejar hidup yang lebih baik. Tantangan yang kita hadapi kini bukan lagi perkara penjajahan maupun medan perang, melainkan musuh tidak kasat mata seperti ancaman kesehatan, tekanan dalam bekerja, rasa malas yang menghantui, dan kebiasaan boros. Yang kedua adalah pantang menyerah mengejar cita-cita. Cita-cita Indonesia dari tahun ke tahun kerap berubah. Di masa penjajahan, cita-cita Tanah Air adalah untuk merdeka, sementara cita-cita Indonesia sekarang adalah untuk bisa menjadi poros ekonomi dunia yang kuat. Intinya, cita-cita seharusnya bisa terukur dan realistis. Apabila sebuah cita-cita sudah dicapai, maka akan langsung dicoret dan diganti dengan yang baru. Indonesia telah melihat banyak jasa para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan, bersikukuh membangun negeri, menjunjung tinggi keadilan, dan memulihkan Tanah Air dari ancaman seperti pandemi. Kita tidak boleh lengah dan harus pantang menyerah seperti para pahlawan kebanggaan kita. Kebiasaan menabung, berinvestasi, melek finansial akan membawamu selangkah lebih dekat ke cita-citamu. Jadi, buatlah cita-cita hidupmu sekarang dan mari bersama-sama mewujudkannya. Selanjutnya yaitu, jangan takut coba hal baru. Hidup hanya sekali, ayo kita jalani dengan semaksimal mungkin. Rasa takut untuk memulai dan mengambil risiko bila dibiarkan begitu saja akan melumpuhkan semangatmu. Jika kamu punya keinginan untuk terjun ke hal baru, pikirkan kembali pros dan cons yang didapatkan, kemudian kumpulkan keberanian saat kamu yakin bahwa ini adalah hal yang positif bagi diri sendiri dan sekitar. Keempat yaitu saling toleransi dengan sesame. Kita beruntung untuk tinggal di negara yang penuh keberagaman, mulai dari suku, etnis, budaya, bahasa, hingga kuliner. Sejak era penjajahan, masyarakat Indonesia merangkul satu sama lain terlepas dari perbedaan yang ada. Inilah makna kemerdekaan yang khas Indonesia, saling toleransi dengan sesama. Meski fisik kita berbeda, kita sama-sama bangga menjadi warga negara Indonesia. Junjung rasa hormat dan saling menghargai kepada orang-orang yang kita temui. Terlepas dari kelas sosio-ekonomi, warna kulit, bahasa, pendidikan, dan tempat tinggal, kita semua adalah warga negara Indonesia dengan hak serta kewajiban yang sama. Indonesia bisa, indonesia hebat. Selama 77 tahun Indonesia merdeka, sayangnya masih banyak generasi muda dan terdahulu yang memandang sebelah mata potensi bangsanya sendiri. Padahal, Indonesia telah mencetak banyak prestasi, terutama para anak bangsa yang terus memberikan produk dan jasa lokal yang tidak kalah hebat dibanding produk luar negeri. Walau harganya lebih murah, tetapi kualitasnya pun sangat bagus. Nah, makna kemerdekaan yang akan selalu melekat di hati adalah Indonesia bisa dan Indonesia hebat!.
Ø Biodata
Perkenalkan nama saya Arvika Bintang Pratama, saya dari kelas 9A’23 bernomor presensi 6, saya bersekolah di MTsn 1 Kediri. Saya lahir di Pare,Kediri pada tanggal 08 Maret 2008. Saya sekarang menetap di Kediri, dengan alamat Jl. Brawijaya No.08, Mangunrejo, Tulungrejo, Kec.Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timu 64212. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 18 di Surabaya pada tahun 2020, dan melanjutkan pendidikan di MTsN 1 kediri pada tahun 2020-2023. Nomor telepon saya **(censored)**.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar