BISAKAH AKU?

Cuaca di pagi hari sangat dingin, seakan tidak memberi izin untuk aku beranjak dari Tempat tidur ku, terdengar suara gaduh dari dapur, ibu ku yang tengah repot menyiapkan sarapan dan bekal untuk ku setiap pagi. Sulit bagi nya hidup mengurus anak anak nya sendiri tanpa sosok suami, sering sekali merasa lelah namun ia tidak pernah menunjuk kan lelah nya, selalu menghadapi masalah nya sendiri dan tidak pernah bercerita kepada siapapun, itulah ibu ku, ibu hebat ku.

Cita – Cita ku adalah menjadi guru, aku ingin membantu anak anak di luar sana supaya mereka bisa belajar dengan baik, banyak anak anak yang ingin belajar namun karena ada nya keterbatasan ekonomi dan sebagai nya mereka menunda waktu nya untuk belajar. Hidup tanpa sosok yang sering aku sebut “ayah” itu bukan hal yang mudah, bisa di bilang aku kehilangan dunia ku, ayah ku tutup usia saat aku berumur 13 Tahun, hidup ku berhenti seketika, di pikiran ku hanya ada kata “apa aku bisa hidup tanpa adanya ayah?” kata itu terus menerus bermunculan di dalam pikiran ku.

Sering sekali aku merasa sendiri, merasa tidak ada yang peduli, di saat aku terpuruk, terlarut dalam kesedihan ku, hanya foto ayah ku yang bisa aku tatap, air mata ku terus menerus jatuh tanpa di sadari, berbicara sendiri di depan foto ayah ku se akan akan aku sedang berbicara dengan nya adalah cara terbaik agar aku bisa berdamai dengan diri ku sendiri. Proses pendwasaan yang tidak mudah bagiku, sering sekali tanpa sengaja terucap di dalam hatiku “mengapa harus ayah?” se akan akan aku tidak terima akan adanya takdir yang tidak aku harap kan ini.

Terkadang disaat hal baik datang kepada ku, aku merasa malu karena selalu marah atas apa yang telah Allah takdir kan untuk ku, Allah baik kepadaku, Allah tidak tidur, selalu mengabul kan doa ku satu persatu walaupun aku selalu marah saat aku di beri rintangan yang sulit bagi ku. Disaat aku mengeluh aku selalu teringat kata kata dari ayah ku, ia berkata “jangan selalu mengeluh, beribu ribu orang di luar sana yang ingin menjadi seperti kamu” aku lah orang yang beruntung saat itu, namun tidak lagi sekarang, aku butuh ayah, aku butuh sosok ayah yang selalu ada di mana pun aku merasa kesulitan.

Doa terus aku panjat kan supaya aku bisa memulai dengan yang baru, dan benar saja.. pikiran buruk dalam pikiran ku lama lama menghilang secara perlahan. Aku se2lalu meminta hal baik kepada Allah dan Allah mengabulkan doa ku melalui ibu ku, iya ibu ku, saat ini ia yang selalu mendukung apapun keputusan ku, ia yang menafkahi aku, dua kakak ku, dan satu adik ku. Apa yang membuat ku masih ada di dunia sampai saat ini adalah ibu ku, wanita yang pantang menyerah dalam hal apapun, segala nya bisa di lakukan asal kehidupan anak nya suatu saat nanti berguna. bagaimana pun rintangan nya, aku harus bisa menggapai impian ku, setidak nya hanya satu yang bisa aku gapai, yaitu membalas semua apa yang telah di lakukan ibu ku demi aku.

Nyatanya menyerah itu bukan lah suatu alasan untuk aku yang baru memulai, semua nya bergantung dengan usaha yang kita lakukan, selain usaha yang harus di lakukan, aku juga berserah diri kepada Allah, bagaimana pun takdir hidup ku, aku terima dengan baik, karena aku tau Allah punya rencana terbaik selanjut nya. Aku tidak terus menerus di seperti ini, nanti akan ada saat nya aku bisa melewati segala rintangan dan memenuhi semua impian ku yang bahkan saat ini belum ada satu pun yang aku penuhi.

“Kehilangan” sebenar nya sudah ada di depan mata dan kita tidak bisa menghindar dari itu, siapapun pasti pernah mengalami kehilangan orang tersayang, kita harus bisa menghadapi tanpa harus menyalahkan siapapun, dengan satu syarat, jangan pernah merasa rendah, ikuti kata hati, berusaha, dan tidak menyerah atas takdir Allah. Semuanya akan berubah dalam sekejap, berubah dengan yang lebih baik.