anggita khoirunnisa m

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

3. Sekala

Sekala

Killa mengucek kedua matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang ada lalu menelusuri setiap inci tempat ia berada sekarang. UKS. Sebelumnya Killa sudah pernah berada di sini, jadi ia tahu.

" Lo udah bangun? " tanya cowok yang baru saja muncul dari balik pintu dengan nampan berisikan makanan di tangannya.

Killa mengernyit, " Eh? Lo ngapain, Vin? "

" Lo tadi pingsan gara-gara belum makan, nih makan dulu. " ujar Gavin yang ternyata dianggap sebagai omelan oleh Killa.

" Gak usah, gua ga la-" tanpa berdosa, perut cewek yang sedang duduk di atas bangsal itu berbunyi, tanda kelaparan.

Gavin menahan kekehannya, " Udah, gak usah gengsi. " cowok itu mengulurkan makanan yang dibelinya di Kantin tadi.

" Oke, lo maksa. Gua makan ya, "

Tanpa babibu lagi, Killa melahap makanan dari cowok di hadapannya. Sedangkan Gavin saat ini melongo melihat Killa makan dengan sangat lahap bak belum mengisi perutnya berhari-hari.

" Pelan-pelan. Gak bakal gua minta lagi kok. "

Killa merasa malu dan mengusap tengkuknya yang tidak gatal, " Ah, Oke. "

Hanya butuh beberapa menit untuk Killa membuat makanan di hadapannya lenyap, saat ini ia sedang menyusrup air mineral yang dibelikan Gavin juga. Namun ia berhenti menyusrup ketika Gavin membuka suara.

" Maafin gua ya, tadi pasti gara-gara gua nyuruh lo nganterin ke kelas. " dilihat dari kedua matanya, cowok itu benar merasa bersalah.

Killa menoleh, " Santai aja, gua juga udah gak papa kok. " balasnya dengan senyuman.

Tiba-tiba kedua sahabatnya muncul dari balik pintu, karena bel istirahat baru berbunyi beberapa waktu yang lalu.

" Udah. Lo boleh pergi. Makasih, Vin! " Karin mendorong pelan tubuh Gavin sampai di depan pintu UKS. Cowok itu mengangguk lalu berjalan menuju kelas.

Karin menutup pintu UKS, " Kalo lo keluar sekarang, bakal diliatin sama kakak kelas yang suka sama Gavin deh, Kill. " ujarnya kemudian.

Killa mengangkat alis sebelah, " Hah, emang kenapa? "

" Serius lo gak inget? " Nesya nimbrung obrolan kedua sahabatnya.

Killa menggeleng, " Engga. Emang kenapa? "

Nesya menceritakan apa yang tadi terjadi.

flashback

" Gua aja. "

Semua pandangan langsung mengarah ke Gavin. Mereka memasang wajah bingung dan tidak bersuara.

" Brak! " bunyi itu mengejutkan seisi kelas.

Tubuh Killa ambruk. Gavin tanpa basa basi langsung membopong tubuh cewek itu. Melewati koridor yang saat ini sangat ramai oleh siswa lain.

Kakak kelas yang suka pada Gavin langsung memasang wajah sinis. " Siapa tu cabe? " gumaman yang didengar oleh Gavin.

Namun cowok itu tak menghiraukan ocehan dari orang di sekitarnya, ia tetap berjalan sembari membopong tubuh Killa.

Layaknya seperti kejadian dimana sang primadona dibopong oleh seorang cowok ganteng di novel terkenal.

Setelah sampai UKS, kakinya menendang pelan pintu ruangan tersebut. Ternyata petugas UKS yang bertugas hari ini telah berada di ruangan itu.

Mereka langsung beranjak dari tempat dan membantu Gavin menidurkan tubuh Killa di bangsal UKS.

" Pasti belum makan. " prediksi petugas UKS yang ternyata memang benar.

Gavin yang mendengarnya langsung keluar dari ruangan lalu berjalan menuju kantin dengan tujuan membelikan makanan untuk Killa.

Setelahnya ia segera beranjak dari Kantin dan kembali ke UKS.

Tepat ketika Gavin mendudukan tubuhnya, ia melihat mata Killa yang berkedip beberapa kali.

flashback off

" Jadi gitu, Kill. "

Killa masih mematung, digendong cowok? Selain papah? Cewek itu memang agak menjaga jarak dengan lawan jenis, apalagi yang belum benar-benar dikenalnya.

" Kill? " Nesya menggoyangkan tubuh Killa yang sedang melamun.

Killa menghela napas gusar, " Serius gua dibopong dia? " tanyanya sekali lagi memastikan bahwa semua itu tidak benar.

" Iya benerannnn, " Karin gemas dengan tingkah sahabatnya.

" Kenapa gak lo aja? " cewek itu masih tidak terima.

Karin mengernyit, "Mana kuat gua, "

" Tau tu, aneh lo. " sahut Nesya sembari terkekeh pelan.

" Ya kalo gak anak Genta kek " Killa merengek seperti anak kecil.

" Lo ambruk dia langsung bopong lo tau! " protes Karin.

Killa hanya bisa cemberut, " Udah yuk ke kelas. " ajaknya kemudian

Kedua sahabatnya mengangguk lalu membantu Killa turun dari ranjang. Benar saja, ketika mereka keluar dari UKS semua perhatian terpusatkan ke Killa.

" Gua nyesel keluar sekarang. " gumam Killa pelan.

" Tadi kan gua udah bilang, " omel Karin sembari menjitak pelan kepala Killa yang membuat cewek itu meng-aduh.

Ketika mereka bertiga sampai di depan tangga, tiba-tiba kakak kelas yang suka Gavin, Amel, berdiri di hadapannya.

" Lo yang dibopong Gavin? " tanya Amel dengan tampang seniornya.

Killa mengangguk kikuk. " Iya, Kak. "

" Berani banget lo deketin calon pacar gua. "

Amel hendak melayangkan tangan kanannya di pipi Killa tapi tangan Karin mencegahnya.

" Jangan mentang-mentang lo kakak kelas di sini, jadi lo bisa seenaknya. " Karin marah karena Killa hanya diam saja hampir diperlakukan seenaknya oleh kakak kelas tidak sopan itu.

" Berani lo sama gua? Mana rasa hormat lo? " ujar Amel dengan gaya sok jagoan.

" Killa hormatin lo, tapi lo ga hormatin dia. Kalo lo emang mau dihormatin, jangan cuma ngoceh, ngelabrak tapi lo juga harus hormatin balik. " saat ini tubuh Karin seperti memanas, membuatnya merasa ingin menumpahkan segala kekesalannya.

Nesya menenangkan sahabatnya, " Udah yuk ke kelas aja. " ajaknya sembari merangkul kedua sahabatnya.

Amel tercengang, baru kali ini ia diperlakukan seperti ini. " Woi! Gua belum selesai! " pekiknya pada tiga serangkai yang saat ini sudah berjalan meninggalkannya.

••

Saat ini pelajaran sudah dimulai. Seperti umumnya, para penghuni 11 IPA 3 memperhatikan guru yang sedang menjelaskan beberapa materi di papan tulis.

Helaan napas berat terdengar ketika sang guru memberi tugas yang tergolong banyak. Killa pun juga ikut menghela napas berat.

Gavin yang mendengarnya tersenyum. " Nih, buka. " titahnya ketika Killa menerima sebuah kertas dari cowok itu.

" Hah? Apa nih? " tanya Killa kemudian.

" Makannya dibuka, iqra! "

Killa membuka kertas yang ternyata berisikan " Tar temenin gua beli kado buat mamah gua. Gak nerima penolakan. " kedua alis cewek itu mengernyit.

" Kalo gua gak mau? "

Gavin cemberut, " Gua bakal sedih. "

Jujur saja, wajah Gavin cemberut seperti itu membuat Killa ingin mencubitnya gemas. " Sok imut banget. " gumamnya.

Cowok itu terkekeh. Kemudian ia menarik kertas yang tadi diberikan pada Killa. " Nih buka lagi! "

" Lagi? "

Gavin mengangguk. Sedangkan saat ini Killa membuka dan membaca kata perkata isi surat tersebut.

" Biar gampang buat komunikasi, nih add line gua. " isi surat yang diberikan Gavin tadi.

" Modus banget. " tulis Killa di kertas itu.

Kekehan Gavin terdengar kala membaca surat itu. Karena keadaan kelas hening, suara tawanya terdengar oleh penghuni kelas itu. Termasuk guru.

" Kamu murid baru ya? " tanya Bu Sinta yang membuat semua perhatian terpusatkan ke Gavin yang merupakan murid baru.

Cowok itu merasa terpanggil. " Iya, Bu. " ujarnya kemudian.

" Siapa namamu? " tanya Bu Sinta

" Gavin, "

Bu Sinta membenarkan letak kacamatanya. " Jangan berisik ya ganteng. Dikerjain tugasnya. " titah guru yang tergolong masih muda itu.

Sedangkan murid lainnya tidak terkejut dengan tingkah Bu Sinta. Karena memang Bu Sinta sering lupa umur. Gaya berpakaiannya saja masih seperti seumuran Killa.

Tak lama kemudian bel berbunyi. Ini bel pulang sekolah. Setelah Bu Sinta menutup jam pelajarannya dengan doa, siswa kelas 11 IPA 3 itu dipersilahkan pulang.

" Hati-hati di jalan ya, Honey! " guru itu melangkahkan kakinya keluar kelas.

Saat ini koridor sangat ramai. Killa, Karin dan Nesya serta anak Genta lainnya hanya diam sembari menunggu koridor sepi.

Tiba-tiba Vale menyeletuk. " Kayaknya ada yang mau pulang bareng nih, " ujarnya ketika mendapati sosok Gavin di pintu kelas.

" Nungguin siapa, Vin? " tanya Fani membuat anak Genta lainnya ikut-ikutan melihat ke arah pintu.

" Tuh, yang baru beresin buku. "

Killa yang sedang membereskan buku sontak terhenti. Ia melihat sekitar, hanya dia yang sedang membereskan buku, " Gua? " tanya cewek itu sembari menunjuk dirinya sendiri.

" Iyalah, masa si Hisyam. " Arina ikutan menyahut.

Gavin masih berdiri dengan gaya sok keren, " Cepetan, kalo KUA nya tutup ntar repot. " goda cowok itu mengundang siulan nakal dari anak Genta.

" Apaan sih, Vin. "

Karena Killa sangat lama, Gavin menghampirinya dan menyeretnya agar segera keluar dari kelas itu.

" Duluan ya, Guys! " pamit Killa pada anak Genta.

Ternyata Koridor sudah sepi, mereka berdua berjalan ke parkiran yang sama sepinya. " Buruan naik! " Gavin memerintah Killa saat ia sudah mengeluarkan motornya dari jejeran motor lain.

" Pegangan yang kenceng, peluk juga gak papa. "

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post