Prolog- Ini Kami, Genta .
Matahari bersinar terik, keringat perlahan menetes. Di kantin terdapat beberapa siswa siswi yang berkumpul sembari memasang wajah sedang berpikir.
" Ah, Gua tau nama yang pas buat kita! " pekik Jojo semangat. Cowok yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri, hanya kiri. Perawakannya yang bongsor--tinggi besar membuatnya terlihat seperti bos untuk mereka. Seingatku dulu ia adalah murid pindahan.
Semua hening, menunggu kalimat yang keluar dari mulut Jojo.
" Gimana kalo kita namain Genta? " ucapnya membuat beberapa mengerutkan kening, tidak mengerti.
" Hah? Emang artinya apa? " tanya Karin karena Jojo tidak kunjung menjelaskan artinya.
" Kalo diartiin sih, lonceng kali ya? " jawab Jojo sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Terus filosofinya kalo kita dateng tu kaya buat bunyi? rusuh? " celetuk Mila
" Boleh juga tuh, haha " Killa yang sedari tadi diam sekarang ikut nimbrung ke percakapan.
Mereka setuju karena memang tidak memiliki ide lain selain yang diusulkan Jojo. Lagipula itu keren, kata mereka.
Setelahnya, sebelas anak itu berbincang sambil sesekali melemparkan lawakan, benar-benar rusuh.
••
Akan ku ceritakan satu-persatu temanku. Kumulai dari Jojo.
Seperti yang ku ceritakan tadi, ia memiliki tubuh bongsor. Banyak yang mengira bahwa Jojo sosok yang dingin. Memang benar, tetapi jika kau mencoba mendekatinya, maka akan berbeda.
Dulu aku pernah menanyainya, " Jo, gua mau nanya dong. "
" Hah, apaan? " tanggapnya
" Lo pernah ga sih, punya temen yang bener-bener temen? Kaya kita sekarang? "
Jojo menggelengkan kepalanya, " Engga, baru kali ini. "
Killa mengangguk lalu tersenyum setelahnya. Keadaan menjadi hening, Killa sibuk memakan es krimnya, Jojo memainkan hpnya.
Karena melihat Jojo yang tampak gelisah, Killa mengalihkan perhatian. " Kenapa, Jo? "
" Lo inget kan, pas gua cerita kalo orang tua gua pindah tugas? " Jojo malah balik bertanya pada Killa.
Killa mengangguk.
" Dia tau gua bakalan pergi dari sini. " Jojo menghela napas.
" Terus kenapa? "
" Dia garela kalo ngejalanin hubungan jarak jauh. "
Killa hanya diam, menyimak curhatan sahabatnya.
" Gua sama dia emang udah jauh dari dulu. Gua masjid, dia gereja. " ujarnya sambil tersenyum kecut.
Memang, perbedaan keyakinan mampu memotong tali besar yang mengikat sebuah perasaan. Ini sudah hukum alam, tidak ada yang mampu mencegahnya atau melewati batasan. Tidak boleh memaksa. Tidak boleh menghakimi yang telah ditentukan Tuhan. Tentunya, tidak akan pernah bisa.
" Lo udah pamit? " tanya Killa
" Iya, kemarin gua ngajak dia buat keliling kota. Pas nganter ke rumah, gua sekalian pamit. " Kata Jojo.
" Dia menangis? "
Jojo mengangguk dengan raut bersalah. Sedangkan Killa sedari tadi ingin menangis, terharu dengan kisah percintaan temannya.
" Gua gamau lanjutin hubungan yang dari awalnya udah salah, gua yakin dia bakal nemuin yang lebih dari gua. "
kalimat itu makin membuat air mata Killa ingin terjun sekarang juga. " Semoga saja, "
" Gua berharap dia bahagia terus lupain gua, " tatapan nanar terus menyelimuti kedua pasang mata Jojo.
Sebagai seorang sahabat, Killa menggapai tubuh Jojo lalu memeluknya. Berharap hal itu membuat sahabatnya merasa tenang.
Diam-diam Jojo meneteskan air matanya.
••
Kali ini Karin.
Dia perempuan yang terkuat diantara kami. Bukan dari segi fisik tetapi mental. Jika ingin tahu, akan kubisiki, keluarganya tercerai berai. Ya, Karin korban dari broken home.
Killa yang paling dekat dengan Karin. Bagaimana bisa?
Dulu sebelum keluarga Karin berantakan, ia merupakan sosok ekstrovert. Bahkan jika disuruh untuk diam selama sejam, ia takkan sanggup.
Namun peristiwa itu mengejutkan Karin. Sosoknya tidak lagi seorang ekstrovert, melainkan menjadi introvert.
Karin menjadi ansos. Di kelas ia tak mempunyai siapa-siapa. Beberapa kali Killa melihat cewek itu sedang melamun. Kadang meneteskan air mata. Bahkan Killa jarang melihatnya di kantin.
" Rin, " panggil Killa sembari menepuk pundak Karin.
Tanpa menjawab, cewek yang dipanggil itu hanya menoleh.
" Are you okay? " tanya Killa
Karin menggeleng serta memamerkan senyum kecut.
" Mau ikut gua ke kantin? " lagi, cewek itu hanya menggeleng.
Killa cemberut, " Anterin gua, yang lain udah pada kesana, gua maksa. " ajak Killa dengan senyuman hangat.
" Yaudah ayo, "
Setelahnya mereka menjadi dekat, kepribadian Karin juga bukan lagi seorang ekstrovert. Kini Karin merasa memiliki seseorang yang ingin ia hidup.
" Makasih ya, Kill. Gara-gara lo, gua masih hidup sampai sekarang. "
••
Mari kuberitahu tentang Nesya. Dia paling cantik diantara Genta, merupakan primadona di sekolahku dulu. Ia berkeinginan menjadi seorang model.
Lebih baik ku bacakan saja surat dar Nesya.
Untuk Killa.
Gua udah lama ga nulis surat jadi ini mungkin bakal berantakan deh, haha. Gua mau ngucapin makasih.
Tau gak? Gua bersyukur banget ketemu lo sama Karin. Emang sih kalian bukan orang yang suka ngehamburin uang, pulang malem atau semacamnya. Tapi hal itu yang bikin gua nyaman sama kalian, kalo mau jajan mikir dulu, jarang dibolehin keluar malem.
Gua bersyukur banget, gak bohong, serius. Gua tau lo bakal nemuin surat ini. Karena emang kita punya ikatan yang kuat, haha.
Gua dan lo ditemuin pas Genta dibuat. Tapi gak tau kenapa lo sama Karin tuh kaya emang udah takdirnya nempel sama gua. Ya walaupun sekarang gaada disisi lo sih..
Tapi inget, ada gua, Karin sama anak Genta lainnya. Lo gak boleh ngerasa sendiri. Bahagia selalu, Killa!
Bulan sabit terbentuk di sudut mulut Killa setelah membaca surat dari sahabatnya. Killa sangat merindukan mereka.
••
Genta.
Gak tau gimana kita bisa kekumpul sampai jadi sebelas gini. Tapi, Gua pengen cepet kita ketemuan. Bercandaan kaya dulu, seru-seruan kaya dulu lah pokoknya.
Gua kangennnn banget. Banget. Banget
Buat Karin, gaboleh sedih ya.
Oh iya. Jojo, gimana keadaan disana?
Nesya, gua udah baca suratnya.
Dan buat yang lainnya, semoga selalu bahagia ya dan semoga kita bisa ketemuan lagi kaya dulu. Love you!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar