RIBUT
Ribut, ya... Ribut kata yang tepat untuk memulai kisahku ini. Setelah melihat tulisan dikolom catatan guru untuk siswa dibagian bawah lembar raporku. Ananda Amsyar memiliki kemapuan yang baik dalam memahami materi yang disampikan oleh bunda dan ramanda guru, agar mendapat hasil yang maksimal kurangi mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung dan tingkatkan terus prestasinya. Mungkin sebagai anak semata wayang dirumah saat ini dan ditambah lagi tidak ada teman sebaya diseputaran tempat tinggal, bagiku ketika disekolah menjadi tempat yang seru untuk berbagi cerita sesama teman sebaya tentunya. Namun terkadang suka tidak tepat waktu terutama jam pelajaran yang membuat kami sering ditegur guru saat itu. Ayahku bilang normal jika anak seusia kami diwaktu itu sering ribut, apalagi bila sedang tidak ada guru didalam kelas. Tetapi ributlah pada tempat dan waktu yang tepat bukan didalam kelas, apa lagi saat kegiatan belajar sedang berlangsung. Kata ayah zaman ayah sekolah dulu mereka pernah dilempari guru kapur tulis bahkan penghapus papan tulis, apabila berkali-kali diingatkan tetapi masih saja ribut saat jam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untungnya di zaman aku kini hal seperti itu tidak terjadi lagi. Melalui catatan rapor ini ayah mengarahkanku untuk ribut pada tempatnya, begitu kata ayah.
Pada dasarnya aku bukan termasuk anak yang gemar membaca, namun ayah atau bunda sering membacakanku cerita pengantar tidur hampir disetiap malamku. Sampai pada akhirnya hal ini yang mempengaruhiku, ketika aku membacakan cerita sedikit banyak terpengaruh dari pola baca dan intonasi orang tuaku selama ini. Plus selain suka game aku juga suka menonton beberapa konten kreator khususnya story telling kadang sampai lupa waktu dan sering ditegur ayah bunda di rumah. Para konten kreator ini pun secara tidak langsung menjadi beberapa referensiku dalam membaca baik itu intonasi dan gaya membacanya.
Suatu siang dihari libur sekolah ayah meminta tolong aku membacakan cerita yang berjudul kelinci dan kura-kura. Setelah itu ayah bilang “Boleh ayah rekam untuk diikutsertakan dalam lomba bercerita secara online?” Jujur, pada saat itu aku tidak tertarik namun orang tuaku milihat potensi yang belum aku sadari dan masih terus belajar dibidang membaca hingga saat ini. Dikirimlah oleh ayah video membaca cerita perdanaku saat aku duduk di kelas tiga kala itu. Seminggu kemudian ayah bunda memberi selamat karena diumumkan aku terpilih menjadi juara ke-3 (tiga) dari ajang lomba tersebut. Aku masih menanggapi dengan biasa saja karena belum menyadari dan tidak merasa seperti layaknya mengikuti lomba. Namun selang beberapa hari tropi dan piagam penghargaan atas juara ini pun sampai ke rumah, mungkin ini awal diri ku merasa dihargai dalam bentuk tropi. Aku tersenyum sambil memegang tropi pertama yang aku terima setelah membaca nama ku Amsyar Asyfaq tertera pada piagam penghargaan sebagi juara ke-3 (tiga) dalam kompetisi itu.
Pandemi covid-19 membuat kegiatan belajar mengajar disekolah terpaksa dirumahkan menjadi sistem pembelajaran secara online kala itu. Begitu juga aku selain menjalani sekolah online sering juga ditawarin orang tua untuk mengikuti lomba online kembali. Bila diawal lomba bercerita aku belum paham untuk apa karena merasa hanya dimintai ayah membaca kemudian direkam video, namun kali ini beda. Ayah bunda menjelaskan maksud dari lomba, kategori penilaian, temanya, unsur penilaian dan sebagainya. Untuk semua penjelasan ayah bunda saat latihan sedikit aku mengerti untuk banyak masih belum, butuh terus belajar dan berproses tentunya begitulah nasehat orang tuaku hingga saat ini. Namun modal semangat, aku tetap mencoba mengikuti lomba secara online untuk mengisi waktu disela belajar online selama masa pandemi dan kenangan yang aku dapatkan adalah sebagai berikut :
· Juara 3 Membaca Cerpen Kategori B oleh Dyanata Creative Event.
· Juara 1 Lomba Bercerita Kategori SD 1-3 Perlombaan Tingkat Nasional bertajuk “Festival Ramadhan Ceria.” Oleh RED Organizer.
· Juara 1 Lomba Membaca Kategori C dengan tema “Happy With Be Star” online competition oleh Be Star Event Organizer.
· Juara 1 Mendongeng Kategori SD Kelas 1-3 Dalam Acara Festival Anak Gemilang Dengan Tema “Hari Lahir Pancasila” Tingkat Nasional oleh CEO Star Gemilang EO.
· Juara 3 Lomba Menulis Cerpen Kategori SD Kelas 1-3 oleh Lembaga Anak Berprestasi Indonesia.
· Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Kategori SD Kelas 1-3 (7-9 Tahun) oleh Deenve EO bertajuk “Gebyar Online Anak Kreatif Indonesia.
· Juara 2 Lomba Bercerita “Holiday Online Competition Tingkat Nasional” oleh Bee Creative Management Event Orgenizer.
· Juara 1 Baca Puisi Kategori kelas 1-3 oleh CEO Mentari EO.
· Juara 2 Baca Puisi Kategori kelas 1-3 oleh Deeve EO. “Gebyar Online Anak Kreatif Indonesia.”
· Juara 2 Baca Puisi Kategori B oleh Be Star Event Orgenizer. “Be Creative Generation Online Competition.”
· Juara Harapan 2 Baca Puisi Tingkat SD/MI Se-Indonesia Serangkaian Acara Festival Anak Negeri oleh Media Aksara.
· Juara 3 Lomba Baca Puisi kategori B dengan tema “Happy With Be Star” online competition oleh Be Star Event Organizer.
· Juara Harapan 2 Baca Puisi Tingkat SD 1-3 Online Nusantara “Going To Market” Oleh Bandung CCEO.
· Juara 1 Lomba Puisi SD Kelas 1-3 Dalam Acara Festival Anak Gemilang Dengan Tema “Hari Lahir Pancasila” Tingkat Nasional oleh CEO Star Gemilang EO.
· Juara Harapan 2 Lomba Membaca Puisi Kategori SD Kelas 4-6 Dalam Ajang Berbakat Nasdional Secara Online oleh Syashakids Creativity.
· Juara 1 Lomba Baca Puisi Kategori SD Kelas 1-3 (7-9 Tahun) oleh Deenve EO bertajuk “Gebyar Online Anak Kreatif Indonesia.”
· Juara 1 Lomba Baca Puisi “Holiday Online Competition Tingkat Nasional” oleh Bee Creative Management Event Orgenizer.
Kurang lebih dua tahun masa pandemi yang sebagian aku isi dengan mengikuti lomba online tentu meninggalkan kesan disetiap lombanya. Dua lomba secara online yang paling berkesan dan tersenyum bila aku dan orang tua mengingatnya kembali. Bukan perkara juara atau tidaknya masuk nominasi saja sudah mebuat keluargaku senang saat itu, mengingat para kompetitornya yang menurut orang tuaku jumlah, usia dan pengalaman peserta lain yang jauh lebih mempuni dilomba online ini. Seperti lomba online tingkat provinsi aku mendapat piagam penghargaan RRI Sungailiat Kepulauan Bangka Belitung sebagai 10 besar “Lomba Bercerita Anak Dengan Harapan.” Lomba bercerita anak RRI Sungailiat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka hari anak nasional tahun 2021. Dan lomba online tingkat nasional aku mendapat penghargaan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Direktorat jendral informasi dan diplomasi publik, UPT Museum Konperensi Asia Afrika. Sebagai juara favorit kelomok A (7-11 tahun) pada lomba story telling anak “Indonesiaku Pahlawan Dunia.” Dalam rangka peringatan 66 tahun konfrensi asia afrika dan hari anak nasional tahun 2021.
Pemerintah mengumumkan masa pandemi mulai teratasi, rutinitas sekolah pun perlahan mulai berganti dari pembelajaran secara online menjadi datang tatap muka kesekolah dengan aturan protokol kesehatan yang ketat dan waktu terbatas. Pada akhirnya kondisi berangsur pulih hingga kami bisa bersekolah secara normal tanpa aturan protokol sebagaimana masa pandemi corona kala itu. Karena sekolahku menerapkan sistem full day, saat ini waktuku lebih banyak dihabiskan di sekoah. Senang bisa kembali belajar, bermain dan bercerita terlebih kembali mengikuti ekstra kulikuler mendongeng yang menjadi kegiatan pengembangan bakat siswa. Dan kegiatan mengikuti lomba online pun seakan ikut berganti menjadi offline, jelas jauh berbeda tentunya.
Biasanya aku lomba hanya divideo orang tua menghadap kamera, namun kali ini berbeda. Panggung besar dengan latar belakang bertuliskan Lomba Bercerita “Koba Kota Ku” Tingkat SD/MI Dalam Rangka Memperingati HUT Kota KOBA Yang Ke-167 Tahun 2021. Kenangan ini menjadi pengalaman pertama ku dalam lomba offline mewakili sekolah ku ditingkat Kabupaten. Dengan disaksikan banyak pasang mata manusia digedung serbaguna itu, sebelum naik ke panggung sempat aku bolak balik toilet dan bilang ke orang tua untuk meminta pulang saja karena ada rasa takut tidak dapat mengatasi rasa gugupku ketika tampil nanti. Namun orang tua dan guru selalu mendampingi memberi semangat untuk menguatkan agar bisa tampil maksimal setelah dua minggu latihan sebagai persiapan. Ketika nomor urut peserta dan namaku terdengar dipengeras suara ayah pun menemaniku hingga ke tangga panggung dan mengacungkan jempol sembari meninggalkanku ketika aku melangkah sendiri naik ke panggung. Lima belas menit berlalu sesuai batas waktu yang telah ditentukan panitia, rasa lega setelah turun panggung membawakan sebuah cerita sebagai peserta telah terlaksana. Tak kusangka keesokan harinya dihari pengumuman pemenang nama ku dipanggil untuk maju sebagi juara ke-2. Tropi, tabungan pembinaan dan piagam penghargaan aku pegang sambil berfoto bersama Bupati dan pejabat lainnya. Foto itu pun dimuat disurat kabar dan membuat ku tersenyum ketika membaca nama ku juga ada tertulis disana.
Dari pengalaman mewakili sekolah dalam lomba bercerita inilah memberikanku banyak kesempatan dalam bercerita dibeberapa acara seperti mengisi acara diseminar di kampus universitas sebagai pendongeng cilik, mengisi acara wisuda di sekolah dan terakhir satu bulan yang lalu sebelum tulisan ini aku tulis. Aku kembali membawa oleh-oleh sebagai juara ke-3 mendongeng SD dalam kegiatan “Funtastic Education Festival (FEF) 2022” yang digelar oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendididkan Unversitas Muhammdiyah Bangka Belitung Tahun 2022. Namun dari kesemua pengalaman kubercerita, tidak ada hal yang lebih seru ketika bercerita sesama teman dikelas dan dapat membuat mereka tertawa. Ribut, ya... ribut mungkin itu sebutan bagi kami anak bahagia yang waktu itu lupa tempat dimana harus bercerita, pada saat jam kegiatan belajar mengajar berlangsung tepatnya.
Dari aksara yang dibaca orang tua dirumah, para guru disekolah, para konten kreator dimedia sosial dan aku dengar selama ini. Ternyata aksara itu semua dapat mengantarkanku memiliki karya, karya dalam pengalaman tentang mendongeng, bertutur atau bercerita. Aku dari salah satu siswa yang sebelumnya melalui aksara berupa catatan guru pada kolom rapor agar dapat mengurangi mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung kini terus berproses belajar agar dapat mengobrol pada saat dan tempat yang tepat tentunya. Terima kasih bunda dan ramanda guru ku tercinta, karena catatan dari mu sungguh berarti bagiku.
Biodata Penulis
Perkenalkan namaku Amsyar Asyfaq, aku dilahirkan di Palembang pada tanggal 22 April 2012. Saat ini aku bersekolah di SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung. Alamat emailku **(censored)**. No Wa **(censored)**
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Menarik ceritanya
Semangat menulis...
sangat memotivasi