Negeri 5 Menara
judul: Negeri 5 Menara
Pengarang: Ahnad Faudi
Penulis Naskah: Salman Aristo
Editor: Evy Sru Rezeki
Ilustrasi musik: Tya Subiakto
Sutradara: Afandi Abdul Rahman
Tema: Persahabatan, pendidikan, keislaman
Tokoh dan Pewatakan: Alif (ambis), Randai(realistis), Said(suka humor), Dumajid (sabar dan tekun), Raja (pendiam), Atang (lucu), Baso(religius)
Alur: Campuran (maju mundur)
Amanat: jangan mudah menyerah karena gagal dalam satu hal, belajar dan terus berjuang untuk hari yang memuaskan
kelebihan: inspiratif, bahasa yang mengalir, memotivasi
kekurangan: beberapa kurang terekspos, penyelesaian cerita terlalu cepat
Di suatu kota Padang, ada dua anak SMP yang saling bersahabat. Mereka bernama Alif dan Randai. Mereka memiliki mimpi yang sama, yaitu SMA di Bandung dan masuk perguruan tinggi di ITB. Namun, saat mereka ingin lulus, Ibu Alif menyarankan Alif untuk masuk sekolah Islam agar dapat menjadi pemimpin Islam.
Waktu itu, Alif sangat menentang keputusan ibunya. Dia bercerita kepada Randai bahwa ia tidak ingin sekolah di Pesantren. Namun, pada akhirnya, ayah Alif membujuk Alif untuk menuruti ibunya. Dan keesokan harinya, Alif pun setuju untuk bersekolah di Pesantren.
Kesokan harinya, Alif dan ayahnya berangkat ke Jogja dan mengikuti tes untuk masuk ke pasantren itu. Setelah mengikuti tes, Alif berniat mengelilingi tempat itu, sampai ia menemukan menara yang sangat indah. Dan pada saat itu juga, Alif dipanggil oleh ayahnya karena pengumuman sudah keluar. Pada saat yang sama, Alif dan ayahnya mencari nama Alif, dan ternyata Alif keterima di pasantren itu.
Karena Alif sudah menjadi bagian dari siswa itu, Alif harus menetap di sana dan akhirnya kembali ke Padang. Di hari pertamanya, ia berkenalan dengan berbagai siswa di sana dan dari daerah yang berbeda. Saat Alif mengikuti pelajaran pertamanya, Alif mendapatkan pesan dari ustaznya yaitu Manjadawajadah yang artinya, siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan mendapatkannya. Hal itu menjadi inspirasi bagi siswa pesantren itu.
Setelah pelajaran selesai, Alif kembali ke kamarnya dan melihat menara yang sangat indah itu lagi. Akhirnya, hari-hari terus berlalu. Alif berteman dengan lima temannya dan dia juga teman-temannya membuat janji agar berkumpul kembali bersama di menara itu setelah menjadi orang besar. Namun, Alif juga tetap saling mengirim pesan dengan temannya Randa yang saat ini tinggal di Bandung.
Hari libur telah tiba, tetapi Alif tidak bisa pulang karena ibunya tidak memiliki uang untuk ia kembali ke Padang. Alif memutuskan untuk hari libur menetap di Pisang Tren, tetapi temannya mengajak Alif untuk ikut ke kampung halamannya di Bandung. Awalnya Alif menolak, tetapi pada akhirnya Alif dan 5 temannya pergi ke Bandung. Sampai di sana, Alif pergi mengunjungi randai dan melihat ITB kampus impiannya.
Setelah pulang dari Bandung, mereka mendapat kabar bahwa salah satu temannya, yaitu Beso, harus pulang untuk mengurus neneknya. Mereka pun sedih, dan Alis berfikir untuk meninggalkan santran itu dan kembali mengejar impiannya di Bandung. Alis pun mendapatkan izin ibunya untuk bersekolah di Bandung.
Tetapi, Alif berubah pikiran. Ia tetap melanjutkan sekolahnya di pesantren itu. Karena, ia mengingat apa kata ustadznya, Bhanjadha wadjadha. Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapatkannya. Dan, sampai mereka semua lulus, mereka pun kembali lagi berkumpul.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar