Alkisyah Rewae

Dont carry the world upon your shoulder

Selengkapnya
Navigasi Web
Dari Alarm ke Aksi  Pagi Penuh Energi

Dari Alarm ke Aksi Pagi Penuh Energi

Pada pukul lima pagi, aku terbangun dari tidurku. Matahari belum benar-benar menampakkan diri saat aku membuka mata. Pagi masih berselimut kabut tipis, seolah enggan melepas dinginnya. Aku terbangun karena suara alarm yang meraung nyaring tepat di samping telingaku. Memang sengaja kusetel sekeras mungkin, agar aku dapat terbangun lebih awal hari ini. Dengan malas aku bangkit, duduk di tepi ranjang sambil meregangkan otot-ototku yang masih kaku. Mataku terasa berat, seperti ditarik oleh ribuan benang kantuk yang belum ingin putus. Hampir saja aku kembali terlelap, namun waktu seolah menepuk pundakku, menyadarkanku bahwa pagi ini bukan waktu untuk bermalas-malasan.

Tanpa pikir panjang, aku bangkit dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi. Sambil mencuci muka, kilasan rencana hari ini mulai menari-nari di pikiranku—mengayuh sepeda, bermain bulu tangkis, dan sarapan bersama. Bayangannya saja sudah mampu menyuntikkan energi ke dalam tubuhku yang masih setengah sadar. Seketika semangatku meledak, seperti api kecil yang disiram bensin.

Setelah selesai bersiap, aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul lima tiga puluh. Aku pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan bekal yang akan kubawa. Waktu begitu sempit, seakan berlari lebih cepat dari biasanya. Tidak akan cukup jika harus memasak makanan yang sarat gizi dan penuh protein. Maka, kupilih saja makanan sejuta umat, pahlawan di tengah keterbatasan waktu. Tentu saja, Indomie dengan telur mata sapi di atasnya menjadi pilihan hatiku. Makanan sederhana yang mampu menggoyang lidah dan mengisi perut dengan kenikmatan sejati. Sarapan ini akan menjadi hadiahnya nanti, setelah tubuhku berjuang dalam permainan dan kayuhan yang menyita tenaga. Aku bukanlah seorang atlet, bahkan mungkin jauh dari kata kuat, tapi pagi itu semangatku menjulang tinggi.

Setelah selesai menyiapkan bekal, aku mulai mengemasi barang-barangku. Di tengah proses itu, kudengar suara temanku memanggil-manggil dari depan rumah. Seperti alarm kedua, panggilannya membuat ku bergegas. Aku segera menghampirinya, mengambil sepedaku, dan kami pun mulai mengayuh sepeda menuju taman.

Setibanya di taman, kami langsung bermain bulu tangkis. Shuttlecock beterbangan laksana burung kecil yang menari di udara, berpindah dari raket ke raket dengan semangat yang tak kalah dari pemain profesional. Kami tertawa, berteriak, dan bermain selama setengah jam penuh. Keringat menetes, tapi semangat tetap menyala.

Setelahnya, tubuh kami mulai meronta, meminta istirahat. Perut kami pun mulai bernyanyi dalam nada lapar. Teringat akan bekal yang kami bawa, kami pun duduk di bangku taman, membuka wadah masing-masing. Temanku membawa nasi goreng mentega dengan potongan daun bawang di atasnya. Harum mentega menyeruak seakan mengundang seluruh semut taman untuk turut bergabung. Kami menyantap makanan itu dengan lahap.

Setelah kenyang, kami mulai merasa bosan dengan permainan bulu tangkis. Maka kami pun memutuskan untuk bersepeda mengelilingi taman. Udara pagi yang sejuk memeluk kami erat, daun-daun yang melambai seolah menyambut kami dalam parade kecil penuh keceriaan. Tak lama kemudian, rasa lelah mulai menitik di tubuh kami. Kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Meskipun letih, hati kami penuh dengan kegembiraan. Kami membawa pulang bukan hanya tubuh yang berkeringat, tapi juga cerita baru dan tawa yang terus terngiang.

Hari itu, kebahagiaan menyapu bersih semua pegal di tubuhku. Energi yang terkumpul sejak pagi membantuku menjalani sisa hari dengan penuh semangat. Rasanya seperti pagi itu menyuntikkan matahari langsung ke dalam jiwaku—hangat, cerah, dan tak terlupakan.

Tulisan Pertama

Jakarta, 31 Juli 2025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kerenn banget

31 Jul
Balas



search

New Post