Alkisyah Rewae

Dont carry the world upon your shoulder

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan Perihal Menang, Tapi Melangkah

Bukan Perihal Menang, Tapi Melangkah

Sejak kecil, aku selalu percaya bahwa setiap panggung punya cerita, dan setiap perlombaan menyimpan kenangan.

Saat masih berada di Taman Kanak-kanak, aku sangat menyukai kegiatan lomba. Semua lomba yang ditawarkan guru aku terima dengan penuh semangat.

Jujur saja, momen-momen berlatih sebelum lomba kadang menjadi hal yang aku sesali, “Kenapa ya aku ikut ini? Latihannya susah banget!” pikirku. Namun, saat aku dapat menunjukkan yang terbaik di depan juri, itu semua terbayarkan. Latihan yang berat seakan menguap digantikan oleh rasa bangga yang hangat menyelimuti hati.

Ketika selesai tampil, rasa lega mulai menyeruak di dadaku. Perut yang semula terasa melilit menjadi terasa bebas. Ini merupakan bagian yang paling aku senangi saat mengikuti perlombaan. Tidak ada yang menandingi transformasi jantungku yang semula berdetak bak ingin meloncat dari rongga dada kembali berdetak normal seperti biasanya.

Perihal kalah seolah sudah menjadi hal yang lumrah. Namun, jikalau menang, “Itu adalah keajaiban,” pikirku dulu. Aku tidak pernah peduli dengan kata menang atau kalah. Dulu, menjadi pemenang sungguh bukanlah tujuan utamaku. Aku hanya senang bersaing dengan orang lain. Aku senang berkenalan dengan mereka ketika sedang menunggu giliran penampilan kami tiba.

Menurutku, jikalau aku tidak dapat membawa piala pulang ke rumah, pengalaman dan cerita barulah yang akan kubawa pulang. Ayah dan ibuku adalah pendengar terbaik; merekalah yang senantiasa menjadi telinga saat bibirku berkeluh kesah. Aku harap seluruh ceritaku tersimpan selamanya di hati mereka.

Saat beranjak remaja, aku mulai merasa malu untuk berekspresi. Semangatku yang dahulu selalu berkobar ketika mendengar kata “lomba”, rasanya sekarang sirna. Aku mulai merasa takut, malu, bahkan untuk sekadar tampil di lapangan sekolah. Kemungkinan-kemungkinan terburuk mulai memenuhi benakku.

Aku yang semula tidak pernah memikirkan soal menang atau kalah, kini mulai ciut akibat pikiranku sendiri. Aku yang dulu mengajukan diri, kini mulai berpikir seribu kali hanya untuk sekadar mengangkat tangan. “Bagaimana kalau tidak berhasil?” atau “Bagaimana kalau kali ini gagal?” — dua kalimat tersebut adalah kalimat yang paling sering terputar di otakku.

Aku tersadar, aku mulai merasa diriku berbeda. Aku takut gagal, bahkan sebelum memulai. Aku takut gagal, bahkan ketika semua orang yakin padaku. Aku takut gagal, meskipun aku merasa bahwa itulah keahlianku.

Banyak sekali hal-hal buruk yang aku proses di benakku saat itu. Sampai pada suatu ketika, aku benar-benar merasakan kegagalan itu lagi. Dengan segala usaha, jerih payah, dan harapan yang telah kubawa, rasa kecewa tertanam di hatiku. Aku mulai memikirkan hal-hal yang mungkin telah kulewatkan sampai aku tidak berhasil meraih itu. Namun nihil—aku merasa sudah mengerahkan segala hal yang kubisa.

Di sela-sela kekecewaanku, ayah berkata kepadaku bahwa gagal itu bukanlah akhir dari segalanya, gagal itu tak apa. “Habiskan masa gagalmu sekarang, agar di masa depan hanya tertinggal bagian berhasilnya saja,” ucap beliau. Aku tahu, kalimat itu mungkin hanyalah penghibur, sebab siapa yang tahu juga soal masa depan?

Tapi di balik itu, kutemukan makna dari kegagalan. Gagal bukan sekadar menikmati dan meratapi kesedihan. Lebih dari itu, gagal merupakan cara Tuhan melatih manusia untuk ikhlas, berlapang dada, dan kembali berserah diri kepada-Nya.

Tulisan Ke-tiga

20 Agustus 2025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post