Alika Salsabila

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mabuk Di Lingkungan Sekolah

Mabuk di Lingkungan Sekolah: permasalahan dan solusinya

Oleh: Saskia Afni Jannati (XI-G1)

Fenomena mabuk di kalangan remaja, termasuk di lingkungan sekolah, kini semakin marak dan kerap dianggap sebagai bagian dari budaya perayaan. Banyak remaja merayakan kelulusan atau pencapaian tertentu dengan mabuk mabukan, seolah hal tersebut adalah cara normal untuk bersenang-senang dan menunjukkan kebebasan. Padahal, perilaku ini justru membawa dampak negatif, mulai dari risiko kecanduan, gangguan perkembangan otak, hingga munculnya perilaku mereka yang bertindak cepat dan tidak memiliki resiko yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Selain itu, kebiasaan mabuk juga dapat mengganggu konsentrasi belajar, menurunkan prestasi akademik, serta meningkatkan risiko munculnya perilaku negatif lain seperti tawuran, bolos, atau tindakan kriminal kecil. Faktor keluarga pun ikut berperan, terutama ketika orang tua kurang memberi perhatian atau bahkan memperbolehkan konsumsi alkohol. Akses yang mudah terhadap minuman keras di sekitar lingkungan sekolah semakin memperparah masalah ini. Oleh karena itu, mabuk di kalangan pelajar bukan hanya persoalan pribadi, melainkan juga masalah sosial yang berdampak pada lingkungan sekolah dan masyarakat luas.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui BPKPL, prevalensi konsumsi minuman beralkohol dalam satu bulan terakhir mencapai 2,2 persen dari penduduk usia 10 tahun ke atas. Secara lebih luas, data menunjukkan bahwa hanya sekitar 2,1 persen penduduk dewasa di Indonesia yang mengonsumsi alkohol secara rutin. Jika dilihat per provinsi, Nusa Tenggara Timur menempati urutan tertinggi dengan prevalensi sebesar 15,2 persen, disusul Sulawesi Utara sebesar 11,4 persen dan Bali sebesar 9,3 persen. Sementara itu, tingkat konsumsi alkohol per kapita di Indonesia juga terbilang sangat rendah, yaitu hanya sekitar 0,3 liter per tahun, sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan konsumsi alkohol terendah di dunia.

Fenomena mabuk di kalangan pelajar memiliki berbagai penyebab, remaja dengan harga diri rendah, sering merasa cemas, depresi, atau sulit mengontrol emosi cenderung menggunakan alkohol sebagai pelarian. Selain itu, rasa ingin tahu mereka yang tinggi serta sifat mereka yang bertindak cepat dan tidak memikirkan resiko di masa remaja sering kali mendorong mereka untuk mencoba hal hal yang baru, termasuk minuman keras. Tidak jarang pula ada siswa yang mengonsumsi alkohol untuk mencari hiburan atau mengalihkan diri dari stress dan masalah pribadi.

Sementara itu, faktor eksternal juga sangat berpengaruh. Lingkungan pertemanan menjadi salah satu pemicu utama, karena remaja sering kali ingin diterima oleh kelompoknya sehingga mengikuti perilaku teman, termasuk mabuk. Keluarga pun berperan besar, kurangnya perhatian, pengawasan, dan contoh buruk dari orang tua bisa membuat anak meniru kebiasaan tersebut. Di sisi lain, akses minuman keras yang mudah terjangkau di sekitar lingkungan sekolah atau tempat tinggal semakin membuat parah kondisi ini, karena remaja bisa mendapatkannya dengan harga murah dan tanpa pengawasan.

Untuk mengatasi perilaku mabuk di kalangan pelajar, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memberikan edukasi tentang bahaya alkohol dengan cara yang mudah diterima siswa, misalnya lewat seminar, video kampanye, atau mengundang pihak kesehatan. Sekolah juga perlu menyediakan layanan konseling agar siswa yang sedang stres atau punya masalah pribadi bisa mendapatkan bimbingan tanpa harus melampiaskannya pada alkohol.

Selain itu, peran orang tua sangat penting. Mereka perlu lebih memperhatikan aktivitas anak, memberi batasan yang jelas, serta menjadi teladan dengan tidak membiarkan perilaku yang menyimpang. Lingkungan pertemanan juga sebaiknya diarahkan ke kegiatan positif, misalnya olahraga, seni, atau organisasi sekolah, sehingga siswa merasa diterima tanpa harus mencoba mabuk. Tidak kalah penting, pihak sekolah dan pemerintah perlu bekerja sama untuk memperketat pengawasan terhadap penjualan minuman keras, khususnya di sekitar lingkungan pendidikan.

Dengan dukungan sekolah, keluarga, teman sebaya, serta aturan yang jelas dari pemerintah, kebiasaan mabuk di kalangan pelajar dapat dicegah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post