INGIN MENJADI PENYANYI
Ingin Menjadi Penyanyi
Oleh: Alfina Eka Wulandari
Saya sangat suka sekali bernyanyi. Lagu yang paling saya sukai adalah lagu pop. Saat saya berada di kamar mandi, dapur, atau di ruang tamu, saya sering bernyanyi. Bahkan saat bermain pun saya terus bernyanyi.
Pada suatu hari, di desa saya diadakan acara Agustusan. Di situ ibu saya menawarkan kepada saya agar saya bisa bernyanyi di acara tersebut. Ibu saya tahu apa yang biasa dilakukan anaknya yaitu bernyanyi. Akan tetapi saya tidak mau menuruti ajakan ibu karena saya sangat malu.Dengan segala rayuan ibu saya berusaha membujuk saya hingga akhirnya saya menyetujui tawaran ibu saya. Akhirnya saya terus berlatih agar saya hafal lirik lagu dan nadanya.
Satu hari sebelum acara berlangdsung, saya sempat berubah pikiran karena saya nggak terlalu percaya diri. Tapi ibu saya mengatakan kalau saya pasti bias sehingga saya jadi semangat sekali. Saat acaranya telah dimulai,saya merasa grogi. Saya takut salah lirik atau nada. Ketika nama saya dipanggil untuk naik ke atas panggung, saya pun gugup. Tapi saya ingat kata-kata ibu saya. Dari situ saya langsung bernyanyi dengan lancar, meskipun suara saya terdengar agak gemetar. Untungnya saya nggak lupa lirik ataupun nadanya. He he.
Semenjak saat itu, saya dilatih secara terus-menerus oleh ibu saya. Sepulang sekolah saya terus latihan menyanyi. Saat pernikahan saudara saya, ibu saya pun menyuruh saya agar benyanyi,dengan semangat dan percaya diri. Saya bernanyi dengan lancer. Orang-orang bilang kalau suara saya bagus. Tentu saja saya sangat gembira.
Dengan berjalannya waktu, saya mulai menginjak Sekolah Dasar. Saat itu di sekolah saya diadakan lomba bernyanyi. Ini kesempatan saya untuk menunjukkan bakat dan saya pun langsung mendaftar. Selanjutnya, saya terus berlatih, berlatih, dan berlatih. Ketika hari perlombaan itu tiba, saya menunggu urutan saya. Beberapa menit kemudian tibalah giliran saya untuk bernyanyi. Di situ saya mulai bernyanyi. Akan tetapi ada kendala pada saat pertengahan lagu. Mic yang saya pegang tiba-tiba mati. Saya pun panic. Saya kira itu akan mengurangi nilai saya. Ternyata tidak. Selesai perlombaan, saya menunggu informasi menang tidaknya saya. Pada hari Senin, barulah diumumkanlah pemenang lomba-lomba tersebut dan ternyata saya menduduki juara kedus.
Pada suatu ketika, sekolah saya kembali mengadakan lomba menyanyi. Saya langsung mendaftar. Saat itu tema lagunya adalah untuk ibu. Akan tetapi, saya gagal membawakan lagu tersebut. Saya malu.dan akhirnya saya tidak pernah lagi mengikuti lomba. Keinginan saya untuk menjadi penyanyi akhirnya pudar.
Akan tetapi terkadang saya masih sering benyanyi sendiri di rumah. Tak terasa saya sekarang sudah duduk di bangku MTs. Saya selalu bernyanyi di kelas bersama teman-teman saya. Mereka bilang kalo suara saya sangat bagus. Saya hanya tersenyum sambil tersipu malu.Saya ingin sekali ikut lomba bernyanyi lagi. Meskipun rasa tidak percaya diri itu masih ada. Seperti yang saya alami dulu, teman mendukung saya untuk menjadi penyanyi. Awalnya saya masih ragu. Namun karena dukungan dari orang tua dan teman akhirnya muncul keinginan untuk menjadi penyanyi. Bahkan saya juga ingin bisa menciptakan lagu.
Pada saat pulang sekolah saya, ibu saya menyuruh saya les vocal. Tanpa berpikir panjang, saya langsung mengiyakan perintah ibu .Saat ini saya sudah berada di tahap-tahap dimana saya harus mengejar cita-cita saya. Kalau dulu yang mengajari saya adalah ibu, sekarang saya belajar dengan guru les vocal saya. Saya sangat senang sekali.
Saya berharap suatu saat nanti bisa menjadi penyanyi populer. Semoga saya bisa membanggakan orang tua saya, teman, dan guru les saya, serta orang-orang di sekitar saya. Saat ini yang saya butuhkan adalah semangat danrasa percaya diri. Jika saya gagal, kali ini saya tidak akan menyerah. Saya akan terus mencoba, karena saya sadar kalau kita menyerah itu tidak akan mendapatkan apa yang kita mau. Terimakasih dan sekian cerita dari saya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar