Di sebuah dunia yang jauh, tersembunyi di antara awan berwarna ungu yang berputar-putar seperti peradaban yang terlupakan, ada sebuah kerajaan yang dipenuhi oleh makhluk-makhluk ajaib. Di sana, pohon-pohon raksasa tak hanya menjulang tinggi, tetapi juga mampu berbicara dalam bahasa angin. Batu-batu berkilau yang bertebaran di tanah mampu menyanyikan lagu-lagu lembut, yang hanya terdengar oleh mereka yang memiliki hati yang penuh kasih.

Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu muda bernama Liora, yang memiliki kemampuan untuk merasakan perjalanan waktu. Namun, kekuatan ini bukanlah anugerah, melainkan beban yang berat. Setiap kali Liora memejamkan mata, dia dapat merasakan masa depan yang penuh ketidakpastian dan masa lalu yang tak dapat diubah. Suatu malam, dalam sebuah mimpi yang dalam, dia melihat dunia yang hancur—terbelah menjadi dua. Satu sisi diliputi oleh bayang-bayang kegelapan, sementara sisi lainnya diterangi oleh cahaya yang tak pernah padam.

Liora tahu bahwa takdir kerajaan berada di tangannya. Namun, untuk mencegah kehancuran itu, dia harus menjelajah ke dunia paralel, di mana segala sesuatu yang terjadi adalah kebalikan dari dunia mereka. Di sana, dia akan bertemu dengan para penjaga waktu, makhluk-makhluk legendaris yang memiliki kekuatan untuk mengubah sejarah. Tapi perjalanan itu bukan tanpa bahaya, karena setiap keputusan yang diambil di dunia paralel akan menciptakan riak-riak yang mempengaruhi waktu dan ruang di dunia asli.

Ratu Liora berdiri di tepi sebuah jurang yang berkilauan, di mana langit dan bumi bertemu. Di depannya terhampar jembatan yang terbuat dari es transparan, yang berkelap-kelip seperti ribuan bintang yang terperangkap dalam waktu. Dengan setiap langkah yang diambilnya, jembatan itu akan semakin rapuh, namun Liora tahu bahwa tak ada pilihan lain selain melanjutkan perjalanan ini, karena hanya dengan mengubah takdir yang sudah ditulis, dia dapat menyelamatkan kerajaannya—dan dunia yang ia cintai.